Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Jangan Ragu Menggambarkan Cita-Cita

Jangan Ragu Menggambarkan Cita-Cita

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (templates.com)
Ilustrasi (templates.com)

dakwatuna.com – Cita-cita, adalah gambaran keinginan seseorang yang diharapkan akan terwujud di masa depan. Dan setiap orang, pasti memiliki sebuah cita-cita. Begitu pula dengan diri kita. Bukankah begitu, Kawan?

Namun, tak banyak orang yang bisa mendapatkan cita-citanya. Bahkan, banyak orang yang mengambil jalan, jauh dari apa yang dicita-citakan olehnya.

Suatu hari, saya berbincang dengan seorang teman mengenai hal ini.

“Apa yang mau kita bahas malam ini?” tanya dirinya memulai percakapan.

“Tentang cita-cita,” ucapku singkat.

“Tentang cita-cita?” tanya dirinya heran.

“Ya, tentang cita-cita. Apakah aneh?” ucapku balik bertanya.

“Tidak juga. Tapi, berasa seperti anak-anak,” ujar dirinya.

“Saat kecil pernah denger cerita ini nggak? Ada anak kecil ditanya oleh orang dewasa, ‘Dek, adek cita-citanya pengen jadi apa?’ Anak kecil itu jawab, ‘Mau jadi dokter, polisi, pilot, dan lain sebagainya.’ Lalu, tahu nggak akhirnya dia jadi apa? Jadi petani,” kisahnya.

Saat itu, saya teringat dengan sebuah tulisan lama dari guru saya. Di majalah pendidikan kota kami, beliau membahas tentang sebuah cita-cita.

Ya, tentang pertanyaan-pertanyaan semisal yang diungkapkan di atas tadi. Lalu, di sana beliau menjelaskan penyebab mengapa cita-cita yang dahulu terucap tak bisa kita wujudkan.

Dalam artikel itu, digambarkan bahwa salah satu penyebab seseorang tak bisa mewujudkan cita-citanya adalah karena dia hanya mengucapkan cita-citanya tanpa berani untuk melakukan tindakan nyata. Dia tidak memulai dengan hal-hal yang bisa membantunya untuk selangkah lebih dekat dengan apa yang dicita-citakannya.

Lebih parahnya lagi, ada pula orang yang ketika ditanya tentang cita-cita dirinya tak yakin. Bahkan ada rasa enggan untuk mengucapkan hal yang dicita-citakannya.

Ada sebuah kutipan yang saya dengar dari sebuah radio.

“Setiap ditanya tentang dirinya, dia akan katakan yang indah-indah. Karena dia yakin suatu ketika Allah akan bantu mengindahkan hidupnya.

Setiap ditanya tentang impian, dia akan katakan yang setinggi-tingginya. Karena dia pun yakin, bahwa Allah akan bantu dia menggapai mimpinya.” (Inspirasi Keluarga, MQ FM)

Ketika kita merasa kecil, bukankah kita memiliki Allah Yang Maha Besar?

Ketika kita merasa kurang, bukankah ada Allah Yang Maha Kaya?

Maka, janganlah ragu untuk menuliskan yang menggambarkan cita-citamu. Dan yakinlah, bahwa ada Allah yang Maha mengabulkan doa dan cita-cita.

Marilah kita menggambarkan cita-cita. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Lihat Juga

Ramadhan dan Cita-Cita Orang Beriman

Figure
Organization