Urgensi Waktu Dalam Kehidupan

Ilustrasi. (wallpaperscraft.com)

dakwatuna.com – Waktu merupakan hal yang sangat berharga bagi setiap manusia, sebab waktu yang telah terlewati tidak dapat diulang kembali. Sehingga setiap manusia harus lebih berhati-hati dalam menggunakan waktu. Waktu atau Masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung (Wikipedia, 2016). Setiap manusia memiliki kesempatan waktu yang sama yaitu 24 jam. Namun penggunaan waktu setiap manusia berbeda-beda. Sebagian manusia banyak menggunakan waktu untuk kebutuhan duniawi, ada yang menggunakan waktunya untuk beribadah sepanjang hari dan ada pula yang menggunakan waktu untuk duniawi namun tetap melaksanakan beribadah.

Setiap perbuatan manusia akan dipertanggungjawabkan kepada Allah swt. sehingga setiap perbuatan yang akan dilakukan harus dipikirkan secara matang agar tidak terjadi penyesalan dikemudian hari. Oleh sebab itu terdapat istilah “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini”.  Setiap waktu yang dimiliki harus dapat dimanfaatkan dengan baik, karena jika manusia tidak mengisi waktu tersebut dengan perbuatan kebaikan maka waktu tersebut akan dipenuhi dengan perbuatan keburukan yang akan menimbulkan penyesalan pada diri setiap manusia. Penyesalan tersebut tidak hanya mengakibatkan penyesalan didunia saja, namun penyesalan di akhirat akan dirasakan pula jika setiap manusia tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA bahwasanya dia berkata: “Tidaklah aku menyesali sesuatu, seperti penyesalanku atas suatu hari yang berlalu dengan terbenamnya matahari, semakin berkurang umurku tetapi tidak bertambah amalanku.”

Allah SWT. telah memerintahkan setiap muslim untuk selalu berbuat kebaikan. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S. Al- ‘Ashr ayat 1-3 yaitu “1) Demi Masa , 2) Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, 3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati  untuk kesabaran.” Pada surat tersebut telah dijelaskan bahwa setiap waktu yang kita miliki harus digunakan untuk hal-hal kebaikan dan bermanfaat agar kelak manusia tidak merugi dan tidak menyesal. Banyak sekali hal-hal baik yang dapat dilakukan, seperti bekerja, membantu orang tua, mensyiarkan ajaran Islam, menolong sesama manusia, mengajar, bersedekah, berdzikir, dan lain sebagainya. Perbuatan kebaikan tersebut juga dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri dan orang lain. Seperti dalam Q.S. Ali Imran ayat 104 yang berbunyi “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Selain setiap manusia memanfaatkan waktu dengan kebaikan, sebagai umat muslim juga harus saling mengingatkan sesama saudara muslimnya untuk senantiasa melakukan berbuatan kebaikan dan mencegah kemungkaran pula agar menjadi orang-orang yang beruntung. Dari Abu Said Al-Khudri RA dia berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang-siapa di antara kalian melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisan (nasihat). Dan jika tidak mampu maka hendaklah mengubahnya dengan hati (tidak senang dengan kemungkaran itu) dan itulah selemah-lemah iman’.” (HR. Muslim).

Setiap manusia yang diciptakan Allah SWT. Memang ditakdirkan dengan umur yang berbeda-beda. Namun Allah SWT. memberikan kesempatan untuk menikmati waktu setiap hari yang sama, yaitu 24 jam atau 1.440 menit atau 86.400 detik. Manusia hanya dapat menggunakan waktu tersebut untuk tiga kemungkinan. Pertama, waktu tersebut dapat digunakan untuk hal kebaikan. Kedua,  waktu tersebut digunakan untuk melakukan hal yang buruk. Ketiga, waktu tersebut akan terbuang dengan sia-sia tanpa melakukan hal apapun. Tiga kegiatan tersebut adalah kemungkinan kegiatan yang akan dilakukan oleh manusia.

Sebelum melakukan kegiatan, tentunya setiap manusia khususnya sebagai seorang muslim harus dapat mempertimbangkan manfaat yang akan didapat dari penggunaan waktu tersebut. Selain manfaat, risiko yang akan dihadapi tentunya harus dipertimbangkan karena setiap waktu yang akan digunakan harus mampu dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Jika waktu yang kita gunakan untuk hal kebaikan maka kegiatan tersebut akan menambah amal kebaikan kita dan sebaliknya. Namun jika waktu dibuang dengan sia-sia seperti melamun, terlalu banyak tidur, bermalas-malasan makan kita tidak akan mendapatkan apapun.

Oleh sebab itu pemanfaatan waktu harus digunakan dengan sebaik mungkin agar waktu tersebut menjadi bermanfaat dan dapat menambah amal kebaikan bagi kita semua. Menjadi baik atau jahat adalah suatu pilihan hidup. Semua itu dapat dilihat dari bagaimana kita dapat memanfaatkan waktu kita dan berpikir sebelum bertindak agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari. (dakwatuna.com/hdn)

Mahasiswi STEI SEBI dan penerima manfaat BEASTUDI Ekonomi Syariah Dompet Dhuafa. Memiliki hoby memasak dan suka merangkai kata.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...