Belajar Matematika Sambil Blusukan di Pasar

50 anak yatim binaan Sanggar Genius Yatim Mandiri blusukan di Pasar Merjosari, Malang, Minggu (28/2/2016)

dakwatuna.com – Malang.  Apa yang terjadi bila 50 anak belajar matematika di pasar ? Tentu akan menjadi pengalaman yang luar biasa. Itulah yang dinikmati oleh 50 anak yatim binaan Sanggar Genius Yatim Mandiri, Minggu, (28/2/2016), di Pasar Merjosari, Malang.

Pagi sekitar jam 8 pagi mereka datang di pasar. Panitia kemudian membentuk kelompok, masing-masing 5 orang. Setiap kelompok diberi uang belanja dua puluh ribu rupiah. Panitia meminta peserta mendiskusikan apa saja yang akan dibeli. Tak lupa membuat catatan rencana belanja. Tanpa menunggu lama, anak-anak yatim yang berasal dari daerah se Jawa Timur ini, langsung bersemangat berburu barang yang mau dibeli.

Kelompok yang dipimpin Eko Triyuwono (11) blusukan ke pasar. Mereka membeli sayuran, seperti kubis dan wortel. Tak lupa juga membeli tempe dan tahu. Beberapa kelompok lain, ada juga yang membeli alat sekolah. Yang menarik, ada yang maunya beli bumbu, tapi malah tidak tahu apa rupa bumbunya.

Lain lagi pengalaman Ira  Shavila (11), peserta asal Sanggar Genius Jombang. “Tadi saya mau beli cabe merah. Kata penjual harganya dua ribu. Saya tawar seribu limaratus tidak dikasih. Lalu saya pindah ke pedagang di sebelahnya. Eh, alhamdulillah dikasih,” ceritanya sambil tersenyum bahagia.

“Melalui kegiatan ini kami ingin memberi bekal kepada anak-anak yatim agar lebih bisa memanfaatkan matematika di kehidupan nyata. Bukan sekedar pelajaran dan hafalan di kelas. Karena mereka memang dituntut lebih mandiri dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Faris S Zhaky, panitia pelaksana, dari Yatim Mandiri Cabang Malang.

Setelah puas belanja, anak-anak kemudian diajak membahas apa saja yang telah direncakan dan dilakukan. Hadir sebagai pendamping sesi, adalah Fachrur Rozi, M.Si, dosen matematika di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang. “Saya senang kalian semua suka matematika. Tapi yang lebih penting adalah, kalian harus bisa menjadikan matematika sebagai solusi, bukannya malah ditakuti,” nasehatnya kepada peserta.

Kegiatan yang digagas Yatim Mandiri ini merupakan rangkaian gelaran Olimpiade Matematika se Jawa Timur. Olimpiadenya sendiri digelar Sabtu, (27/2/2016), di Edotel SMKN 2 Malang. Tampil sebagai juara pertama, Eko Triyuwono, santri Sanggar Genius asal Tulungagung.

Setelah dari pasar, kegiatan dilanjutkan EcoEduTrip ke Kusuma Agrowisata.
Yatim Mandiri merupakan lembaga amil zakat nasional yang fokus memandirikan anak-anak yatim. Program utamanya adalah pemberian beasiswa yatim prestasi, alat sekolah, layanan kesehatan gratis, juga pendidikan anak yatim usia SD hingga perguruan tinggi. Berkantor pusat di Surabaya, sekarang telah membuka cabang di 40 kota di seluruh Indonesia. (/dhani.s/sbb/dakwatuna)

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...