Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Kebencian Ataukah Cinta

Kebencian Ataukah Cinta

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: kreview.com)
Ilustrasi. (Foto: kreview.com)

dakwatuna.com – Pagi itu Rober telah siap untuk kuliah di kampus yang lumayan jauh dari rumahnya, padahal dia biasanya sangat sulit untuk bangun pagi. Namun karena ada mata kuliah yang sangat sulit baginya dan belum pernah lulus walaupun dia sudah lima semester mengulang mata kuliah yang sama. Ini adalah keenam kalinya dia mengambil mata kuliah Ekonomi Makro namun masih dengan dosen yang sama. Entah kenapa selalu mendapatkan nilai gagal atau ‘D’ dengan dosen tersebut. Jika mengenai belajar dan pemahaman tidak terlalu sulit baginya serta dia juga tidak terlalu sering alfa. Hanya ketika sakit dan keperluan mendadak saja  dia tidak masuk kelas.

Rober juga seorang mahasiswa yang IQ-nya tinggi dan lumayan pintar, namun keunikan dari dia adalah dia sangat disukai oleh setiap wanita dan bisa dibilang selebriti kampus karena ketampanannya. Namun semua itu tetap saja mendapatkan nilai gagal dimata kuliah yang berulang kali diambilnya itu. Padahal itu adalah mata kuliah prasyarat untuk bisa mendapatkan mata kuliah yang lain. Namun karena mendapatkan nilai gagal dia tidak pernah mengambil mata kuliah yang wajib lainnya dan harus mendapatkan nilai ‘B’ minimal untuk lulus pada mata kuliah tersebut.

“Hay Rober ?” sapa seorang teman wanitanya di depan kelas.

“Hay Sa, udah masuk dosennya Sa ?” jawab Rober.

“Belum tu Ber. Oo…itu dosennya langsung muncul,” sambil masuk ke kelasnya.

Akhirnya perbincangan mereka berhenti seketika dan mulai memasuki kelas untuk proses kuliah. Namun entah kenapa kuliah dengan Ibu Jeni membuat mahasiswa lain selalu curiga dengan tingkahnya itu. Bahkan sering melamun dan kepergok sedang mencuri pandang ke arah Rober disela-sela menerangkan mata kuliah. Memang Buk Jeni adalah seorang dosen yang masih single atau masih sendiri.

“Eeeehem, kayaknya ada yang lagi curi pandang tu Ber, lumayan juga itu sudah dosen, cantik lagi. Coba apanya yang kurang ?” ucap temannya di sebelahnya.

“Hmmmm…gue sudah punya cewek, nggak kalah juga kecantikan dengan kecantikan Sonia,” jawab Rober.

Rober memang sudah punya kekasih, namun beda jurusan dengannya yaitu Sonia. Dia juga memiliki kecantikan yang sama dengan Buk Jeni sebagai seorang dosen cuman bedanya bahwa Sonia masih kuliah dan Buk Jeni sudah menjadi dosen di salah satu kampus terkenal di kota itu.

Beberapa bulan berlalu, ketika semua mahasiswa mulai menghadapi masa-masa ujian tengah semester (UTS). Namun Rober begitu gelisah dengan hasil ujiannya pada semester ini dan takut kalau Buk Jeni akan memberikannya nilai gagal lagi kepadanya. Padahal Rober sudah sangat bosan bertemu dengan dosen itu terus dan membuatnya jengkel dengan hasil yang diberikan Buk Jeni.

Akhirnya Rober berinisiatif untuk langsung menemui Buk Jeni ke ruangannya siang itu.

“Tok…tok…tok.”

“Silakan masuk,” ucap suara dari dalam ruangan.

Rober pun membuka pintu dan melangkah menuju meja Buk Jeni yang tidak terlalu sibuk siang itu.

“Ada apa Rober ?” tanya Buk Jeni ketika Rober sudah duduk di depannya.

“Begini Buk, saya heran dengan nilai saya belakangan ini dan ujian saya dapat, masuk kelas rajin. Namun kenapa nilai saya masih gagal Buk ?” ungkap Rober.

“Memang nilaimu tidak terlalu hancur namun….” Buk Jeni menghentikan pembicaraannya.

“Namun apa Buk ?” tanya Rober dengan penasaran.

“Namun saya hanya ingin sering bertemu denganmu.” Jawab Buk Jeni.

“Lalu kenapa berimbas dengan nilai saya Buk ?”

“Begini saja Rober, jika kau ingin menikah denganku maka nilaimu bisa menjadi ‘A’ dan bisa mengambil mata kuliah yang lain,” jelas Buk Jeni.

Ternyata memang benar isu-isu yang beredar bahwa Buk Jeni memang menyukai Rober mahasiswanya. Namun karena ini adalah mata kuliah prasyarat dan tidak ingin lima tahun khusus untuk mengambil mata kuliah yang sama dan belum lagi mata kuliah lainnya yang masih banyak. Akhirnya Rober menyetujui persyaratan Buk Jeni yang diajukan kepadanya.

Beberapa bulan kemudian pesta pernikahan antara seorang mahasiswa dan dosen diadakan dengan meriah. Namun niat Rober menikahi Buk Jeni bukan karena cinta ataupun kecantikannya, tidak. Namun alasannya menikahi Buk Jeni pertama; mendapatkan nilai yang baik dan kedua; untuk membalaskan sakit hatinya kepada Buk Jeni yang sudah lima kali memberikan nilai gagal kepadanya.

***

Yes, dapat nilai yang bagus,” ucap Rober.

“Ya iyalah dapat nilai yang bagus, dosennya istrinya sendiri,” sela temannya.

Rober hanya tersenyum lega dan tidak terlalu memedulikan apa komentar temannya itu. Niatnya sudah sampai dan apa yang diinginkannya sudah didapatkannya, namun rumah tangga yang tidak dibangun dengan kekuatan cinta itu. Rumah tangga mereka terus memanas dan setiap hari Buk Jeni selalu mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya. Walaupun sudah mengira itu benar, namun tidak dimata suaminya itu.

Bahkan setiap hari diperlakukan tidak sewajarnya sebagai seorang istri, tentu mendapatkan tekanan batin dalam diri Buk Jeni. Rumah tangga yang mereka bangun hanya berdasarkan ketampanan dan ditambah dengan pelampiaskan rasa dendam yang sudah menggebu-gebu dalam diri Rober selama dua setengah tahun. Namun sakit hatinya terbalaskan dengan menikahkan Buk Jeni sebagai istrinya.

Namun akhirnya Buk Jeni sadar akan tindakan bodoh yang dilakukannya selama ini. Lama kelamaan rumah tangga mereka pun mulai memudar karena ketidaksesuaian antara satu sama lain. Terkadang memang bukan ketampanan dan kecantikan yang menjadikan rumah tangga seseorang akan kekal dan awet rumah tangganya. Bukan juga dengan harta kekayaan yang melimpah ruah dan bukan juga kedudukan seseorang. Namun rasa cinta dan saling pengertian satu sama lain, akan membuat rumah tangga seseorang akan tetap utuh dan berlimpahan kebahagiaan. Kebahagiaan yang itu tidak bisa dibeli dan diwariskan, namun kebahagiaan itu bisa hadir bagi siapa saja yang mau mencarinya, siapa saja dia dan apapun kedudukannya. Maka jangan menjadikan ketampanan atau kecantikan sebagai dasar dari bahtera hidup yang akan kita arungi, bahwa kecantikan atau ketampanan yang dimiliki seseorang akan pudar juga nantinya dan hanya bersifat sementara.

Hanya cinta sejati dan saling mengerti dengan sifat masing-masing individu atau saling melengkapi satu sama lain, akan lebih membuat siapa saja akan mendapatkan rumah tangga sakinah, mawadah dan warahma. Jangan ada niat tidak baik untuk memulai rumah tangga kita, karena akan membuat orang lain dirugikan dengan tindakan kita. Berpikir dan rencanakan matang-matang setiap tindakan yang akan kita ambil. Pikirkan untung-ruginya dan bukalah mata Anda untuk bisa melihat jauh ke depannya. Segala tindakan yang dimulai dengan niat tidak baik akan membawa kita pada kehancuran, namun sebaliknya segala tindakan yang dimulai dengan niat baik dan rencana matang akan membawa kita pada kebahagiaan yang tiada tara.

Ketika satu pintu kebahagiaan itu tertutup, maka jangan tunggu pintu itu terbuka untuk memasukinya. Namun cobalah untuk mencari pintu kebahagiaan yang lain yang sudah terbuka untuk kita. Terkadang orang lebih fokus dengan pintu yang tertutup daripada mencari pintu yang sudah terbuka. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumni IAIN Batusangkar Jurusan Ekonomi Syariah (Akuntansi Syariah) tamatan tahun 2015. Sangat senang menulis dan membaca serta sudah empat buku yang sudah dibuat namun belum pernah diterbitkan kepada penerbit di antaranya: �The Moment of October (Kisah Persahabatan Sejati) 2014�,�Ungkapan Hati (Kumpulan Puisi) 2014�,�I Look For Falah (Kumpulan Cerpen) 2015�,�Cinta Tak Bertuan di Kota Budaya 2014.� Selain itu juga senang menulis artikel dan sebagainya.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization