Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Jangan Sampai Ketemu Mertua Seperti Ini

Jangan Sampai Ketemu Mertua Seperti Ini

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
ilustrasi, ujian dan fitnah (inet)
ilustrasi, ujian dan fitnah (inet)

dakwatuna.com – Di dunia ini ada 3 jenis mertua, pertama adalah yang pengertian kepada menantunya. Pengertian dengan kondisi menantunya dan dia menerima menantu karena aspek agamanya. Yang penting sholeh, soal uang bisa diusahakan. Kedua, hubbudunya (terlalu cinta dunia) sehingga materi jadi tolak ukurnya. Dan yang ketiga, mertua yang segan kepada menantunya. Segan kepada menantu karena menantunya hafal Alquran, tidak merokok, dan punya 20% saham di Manchester City.

Mertua jenis yang kedua akan saya bicarakan lebih jauh. Saya berharap jangan sampai ketemu mertua seperti ini. Kenapa? Mertua seperti ini, dia mengukur kebahagiaan dengan materi dan kedudukan. Memilih menantu pun berdasar kedudukan (jabatan). Bukan lillahi ta’ala tapi karena ada apa-apanya.

“Alhamdulillah mantuku Mukidi jadi seorang dosen” katanya kepada sanak family. Mukidi, setelah lulus pascasarjana di UGM pulang ke pulau garam. Namun perangai mertua yang awalnya membangga-banggakan Mukidi berubah total setelah tahu gaji bulanan yang ia terima. Mukidi mengajar di dua kampus berbeda, gajinya kurang dari 1,5 juta per bulan.

Sedikit-sedikit mertua Mukidi intervensi. Awalnya mulai memisahkan dirinya dengan istri dan anaknya. Belum lagi Mukidi direndahkan saat berada di rumah mertuanya. “Andai putriku nikah dengan anaknya fulan, mungkin bisa beli susu formula untuk cucuku.” Sindir mertua kepada Mukidi. “Duuuh… mobil Alphard itu bagus, kapan suamimu punya yang seperti itu?” sindir lagi. Parahnya lagi, perabotan dan barang barang milik Mukidi dikeluarkan semuanya oleh mertuanya. “Barang-barang pribadi saya dibuang sama mertua.” Cerita Mukidi kepada Dwi, kawan baiknya yang lulusan IPB bogor.

Selain itu yang mengenaskan lagi, Mukidi tidak diberi tahu soal kelahiran anak keduanya dan dilarang menjenguk bayinya di RSUD Dr Soetomo. Puncaknya ialah Mukidi dipaksa bercerai dengan istrinya. “Doakan ya mas, besok saya jalani sidang pertama di Pengadilan Agama”. Katanya kepada Dwi melalui BBM.

Sungguh malang sekali nasib Mukidi. Mungkin ini jadi pelajaran berharga bagi para bujangan. Hendaknya saat akan menikah, perlu menelusuri perangai atau kepribadian calon mertua. Teliti dulu kesehariannya termasuk gaya hidupnya, tanyakan kepada tetangga sekitarnya. Perlu saya sampaikan juga, hendaknya kalau berumah tangga jangan terlalu dekat dengan mertua. Belilah rumah atau mengontrak sekalian yang jaraknya agak jauh. 4-25 kilometer. Khawatir terjadi benturan sana-sini dan mengungkit ungkit pemberian kepada cucu. Ini berlaku untuk mertua hubbudunya tadi. Sosok mertua yang perlu didoakan, “Allahummafirlahu warhamhu wa’afihi wafu anhu….”. Wallahu’allam bishowwab. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Alumni Jurusan Studi Ilmu Agama Islam di Pascasarjana UIN Malang. Pasca lulus, pada 2013-2015 menjadi Dosen tetap di STAI al-Yasini, Pasuruan. Sejak Februari 2015, menjadi Pengajar Sejarah Kebudayaan Islam di MTs-MA Muhammadiyah 2 kota Malang. Telah mengunggah lebih dari 50 karangan populer dan ilmiah, terutama di bidang Pemikiran Islam, Filsafat, Tasawuf dan Politik. Artikel terbaru berjudul 'Para Penguasa Suriah Dalam Catatan Sejarah' dimuat di Majalah Tabligh bulan April 2018

Lihat Juga

Mertua Minta Dibangunkan Rumah, Apa Yang Harus Saya Lakukan?

Figure
Organization