Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Inilah yang Menyelamatkan Masa Muda

Inilah yang Menyelamatkan Masa Muda

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (digipraim.com)
Ilustrasi. (digipraim.com)

dakwatuna.com – Katanya masa muda adalah masa harus dinikmati, masa yang paling indah, masa penuh kenangan dan masa coba-coba. Setiap manusia pernah mengalami muda dan bermacam kegiatan yang dilakukan dimasa muda. Ada menjalankan masa muda dengan mengikuti hal-hal positif, ada pula masa muda dihabiskan dengan kesia-siaan yaitu berteman-teman dengan mereka mengajak jauh dari Tuhan, menentang orang tua, akhirnya terjerumus dengan narkoba, jalan-jalan ke mall menghabiskan uang orang tua dan masa muda keasyikan pacaran.

Setiap peradaban melahirkan kebiasaan anak muda. Jika masa orang tua kita dulu yaitu sekitar tahun enam puluhan masa muda mereka dihabiskan membantu orang tua bekerja disawah, di kebun atau masa muda mengasuh adik-adik mereka karena tahun itu komposisi keluarga hingga belasan. Berlanjut usia tante-tante kita di mana masa muda mereka masih belum tersentuh dengan teknologi yang ada tv tak berwarna masih gadis desa dan berlanjut peradaban fase-fase teknologi sudah semakin canggih yaitu ada personal computer, handphone, terkoneksi dengan internet serta sudah ada sosial media maka bentuk kebiasaan anak muda semakin beringas tak terbendung lagi. Anak muda terbiasa dengan PlayStation, anak muda terbiasa dengan internet, anak muda terbiasa dengan foto-foto seronok, terbiasa menonton hal vulgar tanpa ada sensor, terbiasa dengan pergaulan bebas tanpa ada batas dan lebih bahaya lagi anak muda sampai merelakan keperawanan direnggut oleh laki-laki yang mencintainya tanpa ada ikatan nikah. Itulah gambaran dominan anak muda sekarang ini.

Meskipun terlahir sebagai generasi millenial yaitu generasi hidup di era teknologi, generasi memiliki multiskill, generasi lebih mengutama komunikasi melalui dunia maya, generasi yang out of box, generasi yang kurang sopan santun dan generasi memiliki ide-ide segar. Padahal kuliah di tengah kota metropolitan sangat besar peluang untuk melakukan hal-hal dilarang Allah tetapi bersyukur masa muda diselamatkan.

Andaikan mengikuti godaan anak muda tersebut tentu tidak akan seperti sekarang, bukan masa depan ditentu masa sekarang, masa sekarang dipengaruhi oleh masa lalu (masa muda). Mungkin sudah terjerumus hal-hal yang memalukan dan mungkin tidak pernah punya daya yang kuat untuk menjadi pribadi brilian sehingga akhirnya hanya menjadi orang-orang dimarginalkan. Bukankah orang-orang yang dimarginalkan dikarenakan tidak memiliki skill, tidak memiliki ilmu pengetahuan, tidak memiliki relasi, tidak memilik karya!!! Ketika itu tidak ada pada diri anak muda maka mengantar pada kebodohan sedangkan kebodohan begitu dekat dengan kemiskinan. Kemiskinan selalu dipermainkan oleh pemegang kebijakan dan bila kemiskinan bersuara tidak didengar.

Bagi kalian masih tergoda dengan masa muda yang tidak produktif, masa muda yang merugikan dan muda yang jauh dari nilai ilahiah mari mencoba mengikuti langkah-langkah yang menyelamatkan ia dari godaan-godaan anak muda. Tips ini perlu diterapkan dengan sungguh-sungguh, diperkuat dengan niat yang kuat dan terus menerus berdoa pada-Nya agar dipertemukan teman-teman yang mengajak mengenal Ilah, mengenal potensi diri dan teman mengajak menjadi orang sukses.

Pertama yang menyelamatkan masa muda dari hal-hal negatif yaitu mengikuti pengajian (ngaji). Sekarang disekolah, di kampus, di perkantoran dan di perumahan sudah terdapat komunitas pengajian sebab dilingkungan seperti itu memberi arahan pada kita untuk mengenal Allah dan ketika sudah mengenal Allah maka akan membawa manusia untuk mengenal apa tujuan hidup dibumi ini. Apabila sudah mengenal tujuan hadir dibumi, secara perlahan-lahan mengerak menjadi pribadi bermanfaat, menjadi manusia yang selalu menabur aura positif dan akhirnya terbentuk akhlak mulia (shalih/shalihah). Bukankah puncak dari behavior adalah memiliki keshalihan. Lihatlah di sekitar kita berlomba-lomba membentuk diri untuk menjadi pribadi shalih/shalihah, ketika orang berlomba-lomba mendapat itu bertanda ada keistimewaan.

Selanjutnya ikuti komunitas-komunitas sesuai dengan hobi daripada menghabiskan waktu ke mall-mall atau pacaran yang jelas-jelas dilarang oleh Agama. Saat ini begitu banyak komunitas-komunitas yang digerak oleh anak muda yang energik maupun produktif. Manfaat dirasakan yaitu bisa sharing ide, mendapat informasi terupdate, termotivasi untuk menghasilkan karya, menjalin silaturahmi, menambah relasi dan membentuk pribadi memiliki harga jual.

Terakhirnya banyak baca-baca buku dan menulis. Mengutip ungkapan Buya Hamka bahwa hidup hanya sebatas hidup binatang juga bisa. Jangan sampai kita sebagai anak muda diberikan otak, hati dan indra yang cukup tidak dipergunakan untuk kebaikan. Pergunakan indra yang lengkap tersebut untuk membaca (Al-Quran/buku) dan menulis. Islam secara jelas memperhatikan dua hal tersebut. Semakin banyak membaca semakin mengetahui, semakin menambah ilmu dan semakin banyak membaca akan membawa diri menjadi freedom (bijaksana). Tidak hanya cukup membaca tetapi hasil bacaan harus dituangkan berdasarkan perspektif kita. sudah rahasia umum bahwa orang-orang yang terbiasa menulis akan menjadi analisis yang handal, meningkat daya ingat yang semakin kemilau, menjadi orang mudah menangkap ide, terciptanya pribadi yang pintar memain strategi dan menjadi orang yang mudah memberi solusi setiap permasalahan.

Itulah yang menyelamatkan masa muda, akhirnya tidak sempat untuk berkeluh kesah atas ujian melanda, tidak sempat untuk menghujat apa yang terjadi, tidak sempat melihat hal-hal negatif apa yang dilakukan orang lain karena lebih sibuk memperbaiki diri untuk menyambut hari esok yang keras, hari esok yang ditaklukkan dengan ilmu pengetahuan, hari esok harus dipersiapkan dengan skill dan hari esok juga dipersiapkan dengan amal-amal yang dahsyat. Tidak cukup hari esok dijalani seperti air mengalir dan mengikuti arus belaka. Bilamana mengikuti arus saja maka siap-siap dirimu akan dibentuk oleh lingkungan seharusnya engkau yang membentuk lingkungan. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumni Unpad dan UGM. Berprofesi sebagai Dosen, Penulis Lepas dan Penyiar

Lihat Juga

Doa dan Munajat untuk Keselamatan Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

Figure
Organization