Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Senyuman yang Dirindukan

Senyuman yang Dirindukan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (gvalaunch.guru)
Ilustrasi. (gvalaunch.guru)

dakwatuna.com – Sulitkah untuk tersenyum. Ya sambutlah bangun pagimu dengan senyuman. Senyuman itu, dunia ini telah lama merindukannya. Dunia ini telah lelah dihuni oleh mereka yang arogan dan mereka yang selalu menangis. Bumi ini telah penat diinjak-injak oleh mereka yang tak ramah lagi. Alam ini sudah jenuh diisi oleh orang-orang yang tak peduli. Mungkin impiannya untuk segera meyegarkan punggungnya dengan dinginnya air laut. Senyuman itu, bumi ini lama merindukan kehadirannya, burung-burung angkasa menanti gembira kemunculannya, mungkin mereka sedang bersiap-siap menyambutnya. Tersenyumlah, agar kembali tersenyum dunia ini padamu. Karna, seuntai senyum yang tersipu indah akan menghapuskan coretan-coretan kegelisahan, dengannya kusut benang-benang kegetiran akan terurai, pahitnya kehidupan akan berubah manis, kabut kegalauan yang menyelimuti akan sirna, sesaknya dada akan segera lapang, besarnya masalah akan terasa mudah, beratnya beban akan terasa ringan dan kerasnya hati akan menjadi lembut karena pancaran cahaya ketulusan wajah dan sanubari.

Tersenyum tidak membutuhkan banyak tenaga, tersenyum tidak menuntut keletihan, tersenyum hanya dengan mencampur butiran keikhlasan yang manis dengan  keceriaan yang mengalir dari mata air sanubari yang terjaga dengan indahnya rerimbunan akhlak. Wajah yang terhias senyuman layaknya langit malam hari dengan purnama sempurna dan bintang-bintang gemerlip di sekelilingnya, senyuman adalah sihir yang diperbolehkan, tiada perbuatan yang selalu berbalas melainkan senyuman. Indahnya risalah kenabian tersebar ke seluruh sudut bumi,senyuman yang mengantarkannya.

“Senyumanmu di hadapan saudaramu adalah sedekah”

Senyuman mempererat tali kasih sayang, menautkan dua hati, dan mengabadikan keromantisan. Wajahmu yang memerah karena tersenyum layaknya padang savana dengan bunga-bunga indah dan rerumputan hijau mengitarinya, mawar tanpa duri, seputih melati yang tersiram rintikan hujan kala sore hari.

Tidak merugi dengan bermurah senyum, Allah kan membayar keindahan senyumanmu. Layaknya intan permata, senyummu di hadapan saudaramu memantulkan pancaran cahaya hati, menyebarkannya kesetiap sisi kehidupan. Hati yang lembut tercermin pada senyumanmu, semakin manis kamu tersenyum semakin lembut hatimu.

Tajamnya senyuman dapat memotong kerasnya batu kesombongan. Senyuman dapat menghalau debu-debu kebencian, menerangi gelapnya kedengkian, menahan gelombang hasud dan menghancurkan kokohnya gunung keburukan. Wajah yang bermuka masam akan mengasingkannya, wajah tanpa senyuman seperti gubuk tua yang ditinggal penghuninya, raut muka yang jarang tersenyum layaknya kain kusut dan kotor yang berhari-hari belum dibersihkan,berapa banyak keceriaan yang hilang akibat sirnanya senyumanmu.

Allah memuliakan hamba-hambanya karena senyumnya terhadap saudaranya, berapa banyak sedekah yang terbayar dengan senyuman, berapa banyak hati yang terhibur karena memandang indahnya senyuman yang terlukis indah di wajahmu. Tersenyumlah, ambil dan jangan sia-siakan indahnya rahmat Allah yang dikaruniakan kepadamu. Tersenyumlah, muliakan dirimu. Tersenyumlah, tersenyumlah dengan simetris, maka kamu akan awet muda seiring seringnya otot pipi digerakkan. Tersenyumlah pada dunia, senyuman yang membuat penduduk bumi mencintaimu. Tersenyumlah. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir di Pasaman bulan November 1984. Pendidikan terakhir UIN Bandung. Sekarang mengajar di SMP IT Darul hikmah Pasaman Barat Simatera Barat. Punya hobi menulis, membaca, traveling.

Lihat Juga

Merindu Baginda Nabi

Figure
Organization