Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Mental dan Moral Generasi Muda Terancam Hancur

Mental dan Moral Generasi Muda Terancam Hancur

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (reproduksi-remaja.blogspot.com)
Ilustrasi. (reproduksi-remaja.blogspot.com)

dakwatuna.com – Permasalahan di Indonesia yang satu belum selesai kini muncul lagi masalah-masalah baru lainnya yang belakangan ini tengah menjadi buah bibir sekaligus meresahkan masyarakat. Salah satunya adalah pemberitaan di media televisi, cetak maupun online yang sedang ramai menyebutkan telah ditemukan jajanan anak yang menyerupai alat kontrasepsi (kondom) di Bekasi, Jawa Barat. Dengan adanya ini secara tidak langsung sontak turut mengundang semua pihak bereaksi dan bahkan mengecam para oknum yang telah merusak mental anak-anak dengan mengedarkan jajanan seperti itu. Pasalnya, hal ini merupakan perbuatan yang sangat tidak pantas dilakukan karena masa depan anak-anak masih cerah untuk mencapai impiannya, sehingga janganlah dirusak dengan hal-hal semacam itu. Disamping itu, sikap mental yang dimiliki anak-anak terutama remaja masih cenderung berubah-ubah, lantaran sedang mencari jati diri yang sebenarnya. Bahkan, mereka juga mudah terpengaruh dengan diberikan sesuatu hal yang dirasakan belum cukup umur, dimana mereka akan mencari tahu tentang informasi lewat internet dan lebih parahnya akan mencobanya. Hal inilah yang harus cepat-cepat dicegah agar tidak menjalar lebih jauh lagi. Dampaknya, dunia pendidikan di Indonesia akan tercoreng dengan adanya kasus-kasus semacam ini, karena tidak bisa mendidik perilaku dan mental anak didiknya secara benar.

Kita sebagai orang tua, aktivis yang bergerak dalam masalah anak maupun lembaga perlindungan anak melihat masalah tersebut benar-benar sedih sekaligus prihatin sekali akan masa depan generasi muda yang hancur lebih dini, dan negara tercinta ini akan menjadi apa jika tanpa memiliki generasi penerus bangsa yang mental dan moralnya telah dirusak. Tak hanya soal jajan mirip kondom, tapi saat ini juga dihebohkan dengan fenomena LBGT (lesbian, bisexual, gay, and transgender) di mana mengambil anak-anak di bawah umur untuk dijadikan sebagai korban pemuas nafsu seksual mereka. Perilaku menyimpang ini bisa terjadi karena banyaknya penggunaan internet seperti facebook, twitter dan lain sebagainya tidak terkontrol, sehingga memudahkan anak-anak yang belum cukup umur bisa mengaksesnya sendiri. Terlebih lagi, di facebook kerap kali menampilkan gambar atau video yang berindikasi ke arah pornografi. Akibatnya, anak-anak yang belum cukup umur setelah melihat kemudian mempraktekkannya dengan temannya sendiri baik itu lawan jenis maupun sesama jenis. Faktor lainnya adalah tontonan sinetron remaja di televisi yang kurang mendidik, sehingga menjadikan anak-anak mudah meniru dan kurang perhatian serta pengawasan orang tua terhadap anak dimana terlalu sibuk dengan pekerjaan atau urusan pribadinya sendiri.

Nah, hal ini yang perlu cepat ditangani dan diambil tindakan terhadap para pelaku baik yang sudah menjajakan jajanan mirip kondom di sekolah dasar maupun oknum yang mengambil anak-anak sebagai objek pelampiasan nafsu seksual. Karena, jika masalah ini tidak segera ditindak nantinya akan melebar jauh hingga membuat masa depan generasi penerus bangsa menjadi suram, lantaran moral dan mental anak-anak telah diracuni oleh oknum yang tak bertanggungjawab.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah semua pihak yang bersangkutan dengan ini seperti kepolisian, instansi pemerintahan, KPAI, Komisi Penyiaran Indonesia, Orang Tua, Ketua RT/RW, aktivis, sekolah dan lainnya harus kompak untuk memberantas tindakan yang merusak moral anak-anak. Instansi pemerintahan dan aparat hukum khususnya polisi harus terus melakukan razia jajanan di sekolah-sekolah dan juga menyisir lokasi seperti kos-kosan, hotel, penginapan, hiburan malam, tempat di mana para oknum melakukan hasrat seksualnya. Lalu, ketua RT/RW juga diperlukan menerapkan jam malam bagi para pendatang yang tinggal disana dan juga mengecek identitas para warga pendatang setiap akan ngekos atau kontrak. Atau bahkan, ketua RT/RW juga perlu mengefektifkan ronda malam untuk meminimalisir kejahatan seksual terhadap anak. Jika peran polisi, instansi pemerintahan dan tokoh masyarakat sudah kompak, juga perlu diimbangi dengan peran orang tua. Sebab, di dalam permasalahan ini, peran orang tua sangatlah penting agar anak tidak terjerumus hal-hal negatif. Orang tua harus meluangkan banyak waktu di rumah untuk mengawasi ruang gerak dan membatasi tontonan anak yang tidak mendidik, karena itu yang menyebabkan anak mudah terpengaruh hal negatif. Para orang tua juga perlu memberikan arahan terhadap anak untuk meningkatkan iman mereka dengan cara sholat dan mengaji setiap waktu, karena dengan mendekatkan diri pada tuhan, sang anak tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif, yang bisa merusak masa depan cerahnya. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Lihat Juga

Launching Asrama Tahfizh ISQ, Gerbang Menuju Generasi Qurani

Figure
Organization