Topic
Home / Berita / Opini / Tingginya AKI, Tingkat Kesadaran Terhadap Ibu Hamil Masih Minim

Tingginya AKI, Tingkat Kesadaran Terhadap Ibu Hamil Masih Minim

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Janin (candidchatter.wordpress.com)dakwatuna.com – Mungkin kebanyakan dari masyarakat Indonesia terutama wanita yang sedang hamil belum menyadari akan pentingnya kesehatan janin yang dikandungnya. Hal itu biasanya terjadi pada masyarakat ekonomi menengah ke bawah, yang tinggal jauh dari akses pelayanan kesehatan seperti daerah-daerah terpencil dan pedalaman, sehingga hampir tidak pernah memeriksakan kesehatan janinnya ke dokter ataupun bidan terdekat dengan berbagai alasan apapun. Ini yang memicu angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Indonesia masih sangat tinggi se-Asia Tenggara dan diperlukan perhatian khusus dari semua pihak demi menekan angka tersebut. Pernyataan itu dibuktikan berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menyebutkan bahwa angka kematian pada ibu di Indonesia mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan, angka kematian bayi 32 per 1000 kelahiran hidup. Bahkan, target penurunan AKI secara global pada tahun 2030 adalah 70 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.

Miris sekali jika melihat kondisi permasalahan yang dialami Indonesia tak kunjung usai, lantaran masih kurangnya kesadaran masyarakatnya dalam mendukung program pemerintah dalam menekan angka kematian ibu dan bayi. Adapun berbagai faktor yang menyebabkan kenapa permasalahan itu bisa terjadi. Di antaranya, jangkauan akses layanan kesehatan di daerah pedesaan atau pedalaman cukup jauh dari perkotaan untuk memeriksakan kehamilan ke dokter spesialis. Kemudian, juga dipengaruhi pendapatan mereka yang hanya pas-pasan dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di mana sebagian besar pekerjaan mereka sebagai serabutan atau buruh pabrik, sehingga mereka tidak berpikiran untuk mengecek kesehatan janinnya dan memperhatikan gizi makanan selama hamil, karena yang terpenting bagi mereka bisa makan saja sudah bersyukur. Padahal, jika mereka bisa lebih dini memeriksakan janin yang dikandungnya tersebut ke bidan atau dokter terdekat tentunya bisa menekan angka kematian ibu dan bayi. Sebab, dengan memeriksakan janin, kita sebagai ibu hamil tentunya akan lebih mengetahui perkembangan si bayi dan juga dapat memperhatikan makanan yang lebih bergizi untuk si bayi agar tumbuh sehat.

Tak dipungkiri jika masalah kematian ibu dan bayi tinggi juga dikarenakan terbatasnya tenaga kesehatan seperti dokter spesialis kandungan maupun bidan di daerah-daerah desa terpencil hingga pedalaman, dan itu yang harus dipikirkan oleh pemerintah untuk lebih banyak menempatkan dokter-dokter spesialis 24 jam penuh ke daerah tersebut. Selain dokter spesialis, kader kesehatan atau aktifis yang bergerak di bidang kesehatan juga bisa terus memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang informasi kesehatan ibu hamil serta dampaknya, agar mereka sadar betapa pentingnya kesehatan kehamilan sehingga saat melahirkan bayinya dapat tumbuh dengan sehat dan normal.

Namun dari sejumlah kasus yang ditemukan, bayi yang dilahirkan di dunia ini mengalami cacat dan kurang gizi akibat sang ibu ketika mengandung tidak memperhatikan asupan makanan yang dimakan dan tidak pernah mengecek kehamilannya ke bidan atau dokter. Dengan kejadian inilah yang membuat mereka akan lebih sadar bahwa selama ini mereka salah dan menyesal karena telah membuat anak mereka yang dilahirkan menjadi tidak normal. Upaya lainnya dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah dapat menekan perkawinan di usia muda dan ikut mendukung menyukseskan program keluarga berencana (KB). Pasalnya, keduanya sangat berpengaruh sekali dalam mengentaskan permasalahan tersebut dimana variabel yang paling dekat dengan faktor kematian ibu juga bergantung pada tingkat keberhasilan pemakaian alat kontrasepsi dan angka usia kawin muda. (dakwatuna. com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Lihat Juga

Ibu, Cintamu Tak Lekang Waktu

Figure
Organization