dakwatuna.com – Damaskus. Setelah berhasil memasuki kota Madaya Suriah, delegasi dari UNHCR PBB Sajid Malik mengatakan, kota ini sangat mengerikan dan penderitaan yang dihadapi rakyatnya jauh lebih mengenaskan ketimbang kota lainnya yang pernah dimasuki PBB.
Ia kemudian menambahkan berdasarkan laporan, kota ini seakan menjadi mati karena penduduknya banyak yang meninggal karena kelaparan. Seperti dikutip laman Islammemo.cc, Rabu (13/1/2016).
“Anak-anak disini hanya makan rerumputan demi bertahan hidup. Atau mereka memakan rempah-rempah yang dicampur dengan air,” jelas Malik menjelaskan buruknya kondisi warga di kota Madaya yang diblokade oleh rezim Asad dan juga Syiah Hizbullah.
Madaya merupakan kota berpenduduk 40.000 jiwa, setengah dari penduduk kota itu telah menyelamatkan diri ke kota tetangganya, Zabadani dan sisanya tetap bertahan dibawah blokade. Sebanyak 30 orang penduduknya dikabarkan meninggal dunia akibat kelaparan, dan kabar ini yang menyedot banyak perhatian dunia. (msy/dakwatuna)
Redaktur: Muh. Syarief
Beri Nilai: