Kisah-Kisah ini Mengungkap Betapa Bersahajanya Kapolda NTB

Kapolda NTB, Brigadir Jederal Polisi Drs Umar Septono SH, MH menggendong sendiri korban kecelakaan. (merdeka.com)

dakwatuna.com – Nama Kapolda NTB Brigadir Jederal Polisi Drs Umar Septono SH, MH memang tengah menjadi perbincangan hangat di media masa.

Kebersahajaan beliau sebagai Jenderal bintang satu ini membuat banyak orang menaruh hormat dan kagum.

Salah satunya adalah kisah Kapolda yang selalu melaksanakan shalat berjamaah tepat waktu ini menolong langsung korban kecelakaan sebagai mana dituturkan oleh ajudannya Briptu Ramdan yang dikutip dari forums.merdeka.com

Sepulang dari Lombok Tengah berpatroli menyambangi anggotanya yang sedang melaksanakan pengamanan tahun baru 2016, Jumat (1/1/16), beliau melihat kecelakaan lalu lintas di Jalan Lingkar Selatan Mataram dengan tiga orang korban tergeletak bersimbah darah.

Ketika Kapolda melihat kejadian kecelakaan tersebut, dia langsung memerintahkan supirnya memutar balik mobil kembali ke tempat kejadian karena lokasi kejadian berada pada sisi jalur yang lain dari arahnya di Jalan Lingkar selatan yang memang satu jalur.

“Sebenarnya sudah lewat, tapi bapak memerintahkan untuk berbalik arah ke lokasi kejadian kecelakaan itu” kata Ramdan.

Dia menjelaskan, tanpa basa basi begitu sampai, Kapolda langsung turun dari mobil dan berlari menghampiri para korban. Melihat salah seorang diantaranya adalah anak kecil yang terkapar, beliau langsung menggendong anak tersebut.

“Bapak bilang naikan ke mobil dinasnya, tapi saya sarankan untuk pakai mobil lain yang lebih besar karena korbannya ada tiga agar sekalian dapat di angkut semuanya” terangnya.

Ia mengungkapkan bahwa mobil dinas yang kemarin digunakan Kapolda adalah sedan, jadi tidak mungkin mengangkut tiga orang korban sekaligus sehingga terpaksa di carikan mobil yang kebetulan melintas untuk dimintai pertolongan mengangkut para korban ke Rumah Sakit.

“Saya stopkan mobil APV yang kebetulan lewat dan bapak sendiri yang minta tolong kepada pengemudi mobil tersebut untuk mengantar para korban ke Rumah Sakit Bhayangkara” tuturnya.

Sesudah semua korban diangkat ke mobil lanjutnya, dia mengaku langsung diperintahkan Kapolda menelpon Kepala Rumah Sakit Bhayangkara untuk memberitahukan perihal kecelakaan tersebut dimana korban sedang dalam perjalanan ke sana agar diberikan pelayanan medis segera sesampainya nanti.

“Waktu itu kita sedang mengejar waktu Sholat Ashar juga, Alhamdulillah setelah beres dan anggota lalu lintas datang, kita langsung bergegas ke Masjid terdekat dan masih bisa Sholat berjamaah disana” imbuhnya.

Tak sampai disitu tuturnya, usai Sholat Ashar Kapolda meminta diantar ke Rumah Sakit Bhayangkara menyambagi para korban tadi.

“Saya dengar sekilas ketika berbincang dengan kepala Rumah Sakit, bapak yang akan menanggung semua biaya pengobatan para korban tabrak lari yang ditolongnya tersebut” ujarnya.

Kapolda NTB dan Shalat Berjamaah

Diantara kisah yang hangat diperbincangkan adalah  ketika Kapolda NTB meninggalkan acara Festival Senggigi dan berboncengan motor dengan salah seorang ajudannya demi mengejar shalat berjamaah.

Dikutip dari kicknews.today Brigjen Pol. Drs. Umar Septono, SH. MH. yang merupakan salah seorang tamu undangan pada acara pembukaan Festival tersebut tiba-tiba terlihat meninggalkan acara bersama ajudannya menembus kepadatan lalu-lintas dengan berboncengan menggunakan sepeda motor.

Ketika dikonfirmasi, ternyata sang kapolda yang dikenal tegas pada dirinya sendiri untuk shalat diawal waktu itu mulai gelisah karena waktu untuk shalat ashar telah tiba, sementara dilokasi acara Festival tidak ada masjid.

Akhirnya dengan meminjam sepeda motor salah satu anggota yang bertugas, karena tamu dan pengunjung festival yang membludak menyebabkan kemacetan sehingga mobil dinas beliau tidak bisa keluar, kapolda-pun berboncengan mencari masjid terdekat untuk bisa keluar dari lokasi festival agar beliau bisa melaksanakan shalat di awal waktu.

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.
Disqus Comments Loading...