
dakwatuna.com – Jakarta. Ketegangan antara Pemerintah Arab Saudi dengan Pemerintahan Iran terus berlanjut menyusul aksi pembakaran Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran saat berlangsung aksi unjuk rasa memprotes pelaksanaan hukuman mati terhadap ulama Syiah terkemuka oleh pemerintah Saudi, Nimr al-Nimr.
Setelah aksi tersebut, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengumumkan bahwa Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada Minggu (03/01/16) malam.
Dalam keterangan pers, Adel al-Jubeir mengatakan pemerintahnya tidak akan membiarkan Iran “mengganggu keamanan dalam negeri” Saudi.
“Iran telah membagikan senjata dan menanam sel-sel teroris di kawasan, termasuk di Saudi … ada intervensi dan agresi negatif terhadap masalah-masalah Arab yang diikuti dengan kematian dan kerusakan,” kata Adel al-Jubeir sebagaimana dikutip dari bbc.com
Selain membekukan hubungan diplomatik dengan Teheran, Menlu Adel al-Jubeir juga memerintahkan semua diplomat Iran untuk meninggalkan Saudi dalam 48 jam.
Sebelumnya sempat diberitakan bahwa Menteri Luar Negeri Arab Saudi dan Iran sepakat tidak ingin mempertegang hubungan kedua negara menyusul eksekusi mati ulama Syiah di Arab Saudi.
Pernyataan kedua menteri luar negeri ini disampaikan kepada Menteri Luar Negeri Austria Sebastian.
“Kedua menteri luar negeri memberikan jaminan bahwa tidak ada seorang pun yang berkepentingan dalam eskalasi lebih jauh (krisis diplomatik ini),” kata juru bicara menteri luar negeri Austria seperti dilansir republika.co.id yang mengutip Reuters, Ahad (3/1/16).
Juru bicara itu juga menyatakan Kurz telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir. Kurz menyeru kedua belah pihak untuk de-eskalasi konflik diplomatik ini dan menyerukaan dialog antara kedua negara. (sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: