Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Getar Juang dari Penjaga Rumah Sakit Gaza

Getar Juang dari Penjaga Rumah Sakit Gaza

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi - Seorang warga Palestina luka-luka akibat serangan Israel di sekolah PBB di Beit Hanun, Jalur Gaza, tiba di RS al-Shifa kota Gaza, 24 Juli 2014. (AFP Photo/Mohammed Abed)
Ilustrasi – Seorang warga Palestina luka-luka akibat serangan Israel di sekolah PBB di Beit Hanun, Jalur Gaza, tiba di RS al-Shifa kota Gaza, 24 Juli 2014. (AFP Photo/Mohammed Abed)

dakwatuna.com – Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. (QS. Al-Isra : 5)

***

Dalam suatu kesempatan, di sebuah majelis ilmu nan diberkahi, berkisahlah Sang Guru kepada murid-muridnya seberkas pengalaman menggugahnya selama rihlah panjang mengarungi tanah juang bernama Gaza. Beberapa tahun lalu, beliau berkesempatan menemani relawan Indonesia untuk menyapa warga Gaza dan menyalurkan beberapa logistik yang mereka butuhkan.

Salah satu tujuan regu relawan ini adalah mengantarkan logistik obat-obatan dari Indonesia untuk Rumah Sakit di Gaza. Ketika relawan dari Indonesia mengadakan semacam acara seremonial untuk serah terima logistik, Sang Guru ini menunggu di luar Rumah Sakit, sesekali menengok ke dalam dan berharap para relawan lekas kembali. Sebab saat itu baru saja perang Israel dan Hamas usai, dan  beberapa helikopter Israel masih saja mengudara di langit Gaza. Masih ada kekhawatiran yang mencekam.

Untuk memecah kebekuan, Sang Guru menyapa Seorang Bawwab (Security) Rumah Sakit Gaza dan mengajaknya berbincang. Bawwab tersebut berbadan kekar, namun wajahnya teduh, janggutnya sedang –tak panjang dan tak pendek-  serta rapi ditatanya. Dengan berpakaian sederhana, beliau menjaga Rumah Sakit Gaza siang dan malam sembari memastikan tidak ada antek dan tentara Zionis yang masuk lalu mengganggu pasien-pasien di Rumah Sakit tersebut.

“Wahai bapak”, Sang Guru bertanya “Apakah kalian tidak takut terhadap serangan Israel yang selalu mendadak?, atau bom-bom yang kapan saja bisa menghancurkan rumah-rumah kalian? Tanda tanya ini adalah ketakjuban Dunia pada kalian…”, lanjutnya.

“Adapun kami”, jawab sang Bawwab, “sama sekali tidak takut pada Zionis. Anak-anak kami telah kami didik sejak kecil untuk mencintai negeri ini dan bersikap tegak melawan kebiadaban mereka”, beliau menghela nafas, kemudian melanjutkan, “Sering kali anak-anak kami bermimpi di malam hari dan mengigau ‘Ayah… Ayah… mana Zionis? Aku ingin melawannya!’ dan itu bukan hal yang unik, anak-anak kami telah bercita membebaskan Masjid Al-Aqsha dari penjajahan mereka”

“Bukankah Israel begitu kuat dengan tank, pesawat, dan peralatannya yang berbahan besi baja itu? Dengan apa kalian begitu yakin akan memenangkan peperangan?” Sang Guru bertanya kembali.

Ternyata Sang Penjaga Rumah Sakit menjawab dengan mengagumkan!
“Wahai saudaraku, Al-Quran menyebut kata ‘besi’ di dalamnya, lalu Allah menyifatinya dengan kalimat: ‘Dan Kami ciptakan BESI yang padanya terdapat KEKUATAN YANG HEBAT’ [QS. Al-Hadid : 25]’ Nah, Zionis Israel memang secara fisik memiliki ‘BESI’ namun hati mereka seperti rumah laba-laba yang rapuh”

Sang Guru terkagum. Jawaban yang menakjubkan.

“Namun, perhatikan wahai saudaraku, di Surat Al-Isra’ Allah menyifati pembebas Baitul Maqdis dari cengkeraman Yahudi dengan sifat yang sama, Subhanallah, : ‘Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai KEKUATAN YANG BESAR’ [Al-Isra’ : 5] seperti itu Allah menyifati pejuang Palestina!”

Sang Guru makin takjub, Allahu Akbar! Bergemuruh takbir di jiwa.

“Lebih-lebih lagi, Allah tidak sekedar menyifati para pejuang dengan satu sifat saja, Allah melanjutkan: ‘lalu mereka MERAJALELA DI KAMPUNG-KAMPUNG, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana’ Sungguh para pejuang kuat seperti besi, pula mereka mempunyai kuasa untuk bergerilya merajai semak dan padang di kampung-kampung”.

Sang Guru tertegun. Jawaban seindah itu muncul dari lisan Sang penjaga Rumah Sakit nan sederhana. Jika dia saja memahami kaidah perjuangan dan rahasia-rahasia Al-Quran, bagaimana dengan para pemimpin Gaza? Jadi teringat satu pesan Mahasiswa Universitas Gaza ketika ia diwawancarai pasca hancurnya kampus mereka, dengan senyum ia menjawab, “Dengan ilmu dan amal, kami akan membangun Gaza menjadi sedia kala”.

 

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir | Alumni SMPIT Ihsanul Fikri Mungkid Magelang | Alumni Ponpes Husnul Khotimah Kuningan

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization