Nusantara Foundation Gagas Gerakan ‘Telling Islam to The World’

Shamsi Ali, Imam Besar Mesjid New York, Presiden Nusantara Foundation USA. (nusantara-foundation.org)

dakwatuna.com – Jakarta. Tidak dapat disangkal jika dunia kita sekarang mengalami pengecilan. Dengan kata lain dari hari ke hari dunia ini terasa semakin sempit. Serasa jika semua manusia hidup dalam sebuah rumah bersama.

Pengecilan dunia ini disebabkan antara lain oleh alat transportasi dan telekomunikasi yang super cepat. Kecepatan lalu lintas telekomunikasi ini mengingatkan kita akan kehebatan ilmuan di zaman Sulaeman AS yang mampu memindahkan tahta ratu Bilqis, bahkan lebih cepat dari kedipan mata manusia. Dunia yang seperti ini menjadikan lalu lintas informasi juga begitu dahsyat dalam hiruk pikuknya. Apa yang terjadi di sebuah kampung terpencil di sebuah negara dengan mudah dan cepat diketahui oleh orang lain di kampung atau kota lain nun jauh di seberang sana.

Suasana seperti ini kemudian menyadarkan tentang informasi mengenai Islam di luar sana. Penyebaran informasi mengenai Islam begitu dahsyat dan cepat.

Sayangnya memang, karena keterbatasan “means” (fasilitas) yang dimiliki oleh umat ini, khususnya media, maka pada kenyataannya yang menyebar cepat mengenai agama ini adalah wajah distorsi tentang Islam. Baik itu melalui media maupun melalui cara-cara lainnya.

Kenyataan ini menyadarkan akan tanggung jawab untuk ikut dalam menentukan “warna” wajah Islam ke seluruh dunia. Artinya umat ini harus mampu mengambil alih kendali dalam menentukan bentuk wajah Islam yang menembus pelosok-pelosok dunia saat ini. Beranjak dari hal itu kemudian Nusantara Foundation yang dikomandoi oleh Imam Besar Masjid New York Shamsi Ali, menginisiasi sebuah gerakan untuk menampilkan wajah Islam yang lebih teduh dan berkualitas.

Nusantara Foundation bersama dengan Dompet Dhuafa, Urban Syiar, Elhijab (Elzatta), Fadhly (Padi Group), Tali Foundation, Insan Cendekia Madani serta Darul Quran menginisiasi gerakan dengan nama “Telling Islam to The World“.

“Gerakan ini telah lama saya pribadi jalani di dunia Barat, khususnya di Amerika. Tapi sadar akan tanggung jawab yang lebih besar sekaligus tantangan yang semakin kompleks, semakin juga terasa perlunya gerakan bersama dan kebersamaan dalam mengusung tanggung jawab ini,” kata Imam Masjid New York, Shamsi Ali saat menghadiri peluncuran gerakan “Telling Islam to The World

” di Jakarta, dalam siaran persnya kepada dakwatuna.com, Selasa (22/12/2015).

Gerakan menyebarkan Islam ke seluruh dunia (telling Islam to the world) ini telah resmi diluncurkan di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2015. Akan tetapi implementasi awal dan utama akan digerakkan dari New York.

Kenapa Jakarta dan New York?

Alasan peluncurannya dilakukan di Jakarta, ibukota Indonesia, karena Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Tentu disadari atau tidak, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan Islam yang sesungguhnya. Yaitu Islam yang berwajah antithesis dengan wajah Islam yang dipersepsikan oleh dunia barat saat ini.

Apalagi memang Indonesia adalah negara dengan penduduk yang berkarakter akhlaqul karimah Islam. Karakter yang ramah, bersahabat, rendah hati, mengedepankan harmony dan kerjasama di atas kebencian dan konflik, serta gotong royong atau kerjasama.

Nusantara Foundation sebagai eksekutor gerakan ini berpusat di kota New York Amerika Serikat. Kota yang seringkali dijuluki sebagai jantung dunia atau ibukota dunia. New York adalah rumah Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Wall Street. Dan New York adalah kota yang menjadi “target” serangan anti peradaban (terorisme) tahun 2001.

Dengan menampilkan Islam yang berkarakter Indonesia dari kota New York dimaksudkan, antara lain: 1) bahwa Islam itu memang benar-benar agama dunia (global). 2) Menghadirkan Islam yang secara langsung menjawab tuduhan jika Islam adalah inspirasi serangan 9/11.

Oleh karenanya gerakan “telling Islam to the world” adalah gerakan yang akan mempertemukan antara Jakarta dan New York (connecting Jakarta to New York) dengan sinar Islam. Bahwa Islam yang sejati adalah yang berkatakter rahmatan lil-alamin. Dan Islam yang seperti itu yang dirindukan oleh dunia saat ini. Dan cahaya ini pulalah yang digerakkan dari jantung dunia global kita (New York), Amerika Serikat.

“Saya mengajak kita semua untuk menghadirkan mimpi ini dalam komitmen kita. Pandanglah mimpi ini dengan senyuman. Karena dengan pandangan hati akan nampak masa depan Islam yang sedang tersenyum,” tutup Shamsi Ali. (abr/dakwatuna)

Seorang suami dan ayah
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...