Topic
Home / Berita / Opini / Yesus Lahir Pada Bulan Syawal?

Yesus Lahir Pada Bulan Syawal?

dakwatuna.com – Polemik seputar hari kelahiran Yesus, dalam beberapa tahun belakangan ini sering muncul di sekitar hari Natal. Mayoritas umat Kristiani merayakan hari Natal tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Di luar mayoritas, ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal 25 Desember yang identik dengan musim dingin atau salju, seperti Saksi-Saksi Yehuwa, Gereja Yesus Sejati, dsb.

Terdapat beberapa perbedaan mengenai tanggal kelahiran Yesus (atau Nabi Isa AS dalam keyakinan kita sebagai umat Islam). Ahmad Yani dalam artikelnya di situs IKADI berjudul “Benarkah 25 Desember Kelahiran Al-Masih?” mengungkapkan beberapa contoh selisih pendapat mengenai tanggal kelahiran Yesus. Ada yang mengatakan bahwa beliau lahir tanggal 14 Maret SM, ada yang mengatakan pada bulan April atau November, ada juga yang berpendapat bahwa Yesus lahir pada bulan September atau Januari.

Salah satu pendapat yang coba penulis soroti adalah pendapat astronom, sebagaimana diberitakan The Telegraph pada tanggal 9 Desember 2008. Astronom Australia, Dave Reneke, memprediksi bahwa Yesus lahir pada tanggal 17 Juni 2 SM. Kesimpulan tersebut dia dapati dengan menggunakan perangkat lunak komputer yang kompleks untuk memetakan posisi yang tepat dari semua benda langit dan peta langit malam, sehingga posisinya akan sama dengan posisi yang ada pada saat lebih dari 2000 tahun yang lalu. Hasil risetnya mengungkapkan peristiwa astronomi yang spektakuler pada saat kelahiran Yesus.

Reneke mengatakan bahwa orang-orang bijak pada saat kelahiran Yesus mungkin menafsirkan sebuah tanda bintang di langit sebagai tanda yang telah mereka tunggu-tunggu. Lalu mereka mengikuti ‘bintang’ tersebut ke tempat kelahiran Yesus di Bethlehem Palestina, seperti yang dijelaskan dalam Injil mereka.

Dari penelitian secara umum, kelahiran Yesus diprediksi terjadi antara tahun 3 SM (sebelum Masehi) hingga tahun 1 Masehi. Lalu Reneke menggunakan Injil St Matius sebagai referensi, di mana di dalamnya disebutkan sebuah konjungsi planet yang muncul di rasi bintang (konstelasi) Leo, terjadi pada tanggal 17 Juni 2 SM.

“Posisi Venus dan Jupiter sangat dekat pada tahun 2 SM dan mereka terlihat menjadi sebuah cahaya yang terang,” ujar Reneke.

Secara matematis, tanggal 17 Juni 2 SM adalah sama dengan tanggal 17 Juni -1 (tahun minus 1). Jika tanggal tersebut kita masukkan ke aplikasi Stellarium, lalu kita coba simulasikan pada posisi di Bethlehem, maka planet Venus dan Jupiter memang tampak berdekatan di langit Bethlehem.

Simulasi konjungsi planet Venus dan Jupiter pada tanggal 17 Juni -1 (17 Juni 2 SM) dengan menggunakan software Stellarium. (
Simulasi konjungsi planet Venus dan Jupiter pada tanggal 17 Juni -1 (17 Juni 2 SM) dengan menggunakan software Stellarium. (Ibnu Sigit)

Dalam rekaman sejarah, ketika Maryam kepayahan saat menjauh dari masyarakat dengan kandungannya, malaikat Jibril menyeru kepadanya untuk menggoyangkan pohon kurma. Hal tersebut terekam dalam Al-Quran surat Maryam ayat 22 – 25 sbb:

فَحَمَلَتْهُ فَانتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا ﴿٢٢﴾ فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنتُ نَسْيًا مَّنسِيًّا ﴿٢٣﴾ فَنَادَاهَا مِن تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا ﴿٢٤﴾ وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا ﴿٢٥﴾

Artinya: “Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu…” (Maryam: 22-25)

Ayat di atas berisi petunjuk yang paling autentik sebagai bahan referensi. Petunjuk itu adalah “buah kurma yang masak”. Buah kurma tidak mungkin masak pada tanggal 25 Desember karena merupakan musim dingin. Buah kurma di Palestina yang telah masak dapat dipanen pada bulan Juni s.d September. Hal tersebut seperti yang diungkapkan dalam sebuah jurnal oleh Al-Rimawi F dkk yang berjudul “Effect of Harvesting Date and Variety of Date Palm on Antioxidant Capacity, Phenolic and Flavonoid Content of Date Palm (Phoenix Dactylifera)”. Dalam abstrak jurnalnya, para peneliti tersebut menulis, “selama masa panen yang berbeda (dari Juni-September 2011)”. Hal ini sejalan dengan prediksi astronom tadi bahwa Yesus lahir pada bulan Juni, di saat musim panen kurma.

Lalu jika kita kalkulasikan menggunakan kalkulator tanggal yang tersedia pada situs math.harvard.edu, maka didapati bahwa tanggal 17 Juni -1 (atau 17 Juni 2 SM) bertepatan dengan tanggal 16 Syawal -642 (16 Syawal 643 sebelum Hijriah).

Jika prediksi astronom tersebut tepat, maka Yesus atau Nabi Isa AS lahir pada bulan Syawal tahun 643 sebelum Hijriah. Wallahu’alam bishshawab. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization