Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Penambang Tanzania Selamat Setelah 41 Hari Terperangkap di Bawah Tanah

Penambang Tanzania Selamat Setelah 41 Hari Terperangkap di Bawah Tanah

Terowongan pertambangan ke bawah tanah (aa.com.tr)
Terowongan pertambangan ke bawah tanah (aa.com.tr)

dakwatuna.com – Tanzania. Lima orang penambang di Tanzania yang terperangkap di bawah tanah selama 41 hari berhasil diselamatkan. Para penambang berasal dari Shinyanga, Tanzania Barat, tersebut selamat setelah mimpi buruk mulai pada 5 Oktober 2015 lalu ketika terowongan pertambangan, diperkirakan dengan kedalaman 120 meter, runtuh dan menjadikan mereka terjebak di bawah tanah.

Musibah ini menimpa 20 penambang, dan 14 orang sebelumnya telah diselamatkan. Enam orang lainnya yang hilang berhasil ditemukan regu penyelamat pada Senin (16/11/2015), tetapi salah satu di antara mereka sudah dalam keadaan meninggal.

Kepala kepolisian Shinyanga, Justus Kamugisha, menyatakan dalam wawancara dengan Anadolu Agency bahwa sejauh ini korban telah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Kondisi mereka digambarkan kritis, tetapi dalam keadaan stabil.

Sementara itu, pihak rumah sakit Shinyanga, Dr. Joseph Ngowi, menyebutkan adanya keajaiban sehingga para penambang itu mampu bertahan hidup lebih dari dua minggu.

“Biasanya, orang yang sehat dapat bertahan hidup tanpa makanan hanya sekitar 14 hari, tetapi mereka mampu bertahan selama 41 hari karena memakan serangga dan kulit dari kutub dalam lubang,” jelas Dr. Ngowi.

Salah satu korban, Chacha Wambura, yang mampu berbicara dengan wartawan di Shinyanga, mengatakan mereka kehilangan harapan setelah menghabiskan tujuh hari di bawah tanah. Mereka kemudian menemukan tempat di mana sinar matahari masuk melalui celah dan ada air yang merembes ke dalam.

“Ini memberi kami hidup baru. Kami memakan serangga seperti kecoa, katak dan kulit tiang digunakan untuk menopang terowongan. Kami menggunakan helm kami untuk mengumpulkan air dan meminumnya meskipun air itu kotor, tetapi tidak punya pilihan lain,” jelasnya.

Wambura mengatakan bahwa salah satu dari mereka yang meninggal setelah menolak untuk makan serangga sehingga sakit parah karena kelaparan. Sebelumnya pada tanggal 11 Oktober 2015, enam hari setelah kecelakaan itu, Deputi Menteri Energi dan Mineral Tanzania, Charles Kitwanga, menyatakan pada masyarakat tidak ada harapan untuk menyelamatkan para korban, dan menyebutkan para penambang yang terperangkap dikhawatirkan telah tewas. (rem/dakwatuna)

Sumber: Anadolu Agency

Redaktur: Rio Erismen

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumnus Universitas Al-Azhar Cairo dan Institut Riset dan Studi Arab Cairo.

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization