Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Apple vs Google: Perseteruan Korporasi Besar yang Melahirkan Revolusi Teknologi Digital

Apple vs Google: Perseteruan Korporasi Besar yang Melahirkan Revolusi Teknologi Digital

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cover buku "Apple vs Google: Perseteruan Korporasi Besar yang Melahirkan Revolusi Teknologi Digital".
Cover buku “Apple vs Google: Perseteruan Korporasi Besar yang Melahirkan Revolusi Teknologi Digital”.

Judul Buku:  Apple vs Google: Perseteruan Korporasi Besar yang Melahirkan Revolusi Teknologi Digital
Penulis : Fred Vogelstein
Penerbit:  Bentang
Cetakan:  2015
Tebal :  viii + 372 hal

Apple vs Google, Siapa Menang? Siapa Mati?

dakwatuna.com – Kematian perusahaan ternama di industri teknologi ini benar adanya dan sudah memakan banyak korban. Akankah terulang lagi?

Apple dan Google terkenal sebagai perusahaan peraup laba terbesar dan pencipta inovasi penting. Apple dengan iPhone dan Google dengan Androidnya. Jauh sebelum itu Apple menciptakan Macintosh dan iPod. Google dengan mesin pencari kelas wahid. Memang ada beda. Ini seperti sesuatu yang tidak bisa dipertarungkan. Yang satu menghasilkan perangkat keras, sedangkan yang lainnya dengan perangkat lunaknya.

Lalu apa yang diperebutkan oleh dua perusahaan terbesar di dunia ini? Platform. iPhone dan Android sedang memperebutkannya. Pemenang perseteruan ini biasanya mendapatkan pangsa pasar dan laba melebihi 75%. Yang kalah hanya bisa berjuang agar bisa bertahan.

Dominasi Apple dengan cara mengikat konsumen iPod agar bergantung kepada iTunes, tempat musik dikumpulkan dan dijual. Simbiosis ini menjadikan Apple efektif memonopoli pasar pemutar musik. Setelahnya, pemilik iPhone tak bisa memutuskan hubungannya dari AppStore. Keterikatan Ini menjadikan saham Apple sebagai saham paling bernilai di tahun 2012 dan berperforma paling baik sepanjang masa.

Lalu Google merangsek dengan Android, walau keduluan oleh iPhone di tahun 2007. Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler. Google tidak menjual smartphone, ia memberikan Android secara cuma-cuma kepada para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi.

Inti bisnisnya adalah semakin banyak orang memakai sistem operasi Android maka semakin banyak orang terhubung dengan server Google, entah dengan email, buku alamat, kalender, dan banyak aplikasi Google lainnya. Ini berarti semakin banyak iklan yang terjual. Bukankah Google adalah perusahaan yang mulanya menjual iklan dengan mesin pencariannya itu?

Semakin lengkap keterikatan konsumen dengan Android karena Google menyediakan toko aplikasi Google. Apalagi Android memberikan keuntungan yang lebih besar kepada pengembang aplikasi dibandingkan Apple. Jangan lupa, di Amerika Serikat, Android memecahkan kebuntuan operator nirkabel selain AT&T yang juga ingin mendapatkan keuntungan. Karena Apple selama ini hanya bekerja sama dengan AT&T. Pun, dengan semakin banyaknya produsen ponsel mana saja boleh membuat telepon dengan Android, pengguna platform Android mampu melampaui Apple.

Yang tidak diinginkan oleh Apple adalah beralihnya konsumen Apple ke Android. Maka Steve Jobs meradang, dengan segala cara ia berusaha menekan pertumbuhan Android. Jobs merasa bahwa Android telah mencuri ide-idenya. Ia mengajukan gugatan. Tapi Jobs tidak menggugat Google, melainkan pembuat ponsel Android seperti Samsung, HTC, dan Motorola.

Pada akhirnya siapa yang kalah dari pertarungan ini? Akankah Steve Jobs dengan Applenya kalah kembali setelah pertarungannya dengan Microsoft di era 1980-an? Dalam pertarungan ini tidak ada koeksistensi harmonis yang sama-sama menguntungkan. Satu harus menang, satu jadi pecundang. Bahkan mati. Tanda-tandanya diuraikan dalam bagian akhir buku ini.

Buku ini sangat menarik untuk dibaca setelah buku biografi Steve Jobs yang di Indonesia diterbitkan oleh penerbit yang sama. Fred Vogelstein dengan pengalaman selama belasan tahun sebagai editor dan kontributor bidang industri teknologi dan media di majalah Wired menyajikannya dengan runut dan gamblang tentang perseteruan ini.

Vogelstein sudah meramalkan terjadinya pertarungan ini kala ponsel yang laku pada saat itu hanyalah Nokia, RIM, Sony Ericsson, dan Motorola. Dan dengan keterampilan menulis Vogelstein ini, ia mengharapkan pembaca memahami bahwa ada adu teriak, bentakan, main tikam dari belakang, keputusasaan, kepanikan, dan rasa takut di balik kelahiran iPhone dan Android. Begitu pula mulanya buku ini.

Sebagaimana ulasan Fortune, buku ini memberikan rincian cerita yang belum pernah dilaporkan sebelumnya. Kisah tentang Andy Rubin yang menggawangi Android di saat-saat peluncuran iPhone ditulis panjang di sini. Apalagi cerita tentang sebuah peranti yang dulu pada zaman kemunculannya tidak punya pasar, bahkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat batal menggunakannya: Gorilla Glass. Kaca terkeras yang pernah dibuat untuk jet tempur, sekarang untuk iPhone.

Buku ini dipenuhi dengan kutipan-kutipan memikat yang menarik mata. Kutipan yang tidak sekadar kutipan melainkan satu kalimat kutipan bernas yang beberapa katanya disorot dan bukan merupakan pengulangan yang hanya akan membuat lelah pembaca.

Tak rugi Anda membacanya apalagi memilikinya. Selamat membaca.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Pemerhati Dunia Islam.

Lihat Juga

ICMI Rusia Gelar Workshop Penulisan Bersama Asma Nadia

Figure
Organization