[caption id="attachment_76436" align="alignright" width="330"] Pemilu Turki. (balkaneu.com)[/caption] dakwatuna.com – Ankara. Lembaga-lembaga yang kompeten memprediksi hasil pemilu ternyata juga banyak menyebar di Turki. Pemilu dini, yang akan dilaksanakan Ahad (1/11/2015) besok, tak luput dari sorotan mereka. Namun demikian, para pengamat mengatakan sulit untuk memprediksi pemilu kali ini. Rakyat Turki akan berdatangan ke bilik suara pada hari Ahad besok untuk memberikan suara untuk memilih para anggota legislatif periode ke 26. Terdapat 16 partai politik yang akan ikut dalam pemilu ini. Di antaranya ada 4 partai besar yang bersaing yaitu Justice and Development Party (AKP), Republikan People’s Party (CHP), Nationalist Movement Party (MHP), dan Peoples’ Democratic Party (HDP). Pemilu Turki kali ini adalah pemilu dini. Dilakukan setelah perdana menteri, Ahmed Davutoglu, gagal membentuk pemerintahan koalisi. Davutoglu sebagai ketua partai pemenang yang tidak meraih suara mayoritas harus membentuk koalisi. Kegagalan ini membuat Presiden Erdogan mengambil alternatif pemilu dini. Mustafa Hamitoglu di Turk Press, Jumat (30/10/2015) kemarin, mengatakan bahwa saat ini terdapat kekhawatiran dan kecemasan di berbagai kalangan di Turki. Sebabnya... Mustafa Hamitoglu di Turk Press, Jumat (30/10/2015) kemarin, mengatakan bahwa saat ini terdapat kekhawatiran dan kecemasan di berbagai kalangan di Turki. Sebabnya, tidak ada yang bisa memprediksi hasil pemilu. Menurut Hamitoglu, kebanyakan lembaga survei menyatakan bahwa hasil pemilu kali ini tidak akan banyak berbeda dengan pemilu kemarin. Di antara kesamaannya adalah Partai Rakyat Demokratik Kurdi (HDP) akan berhasil mendapatkan 10% atau lebih, sehingga masuk ke gedung parlemen. Sedangkan perolehan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) tidak akan lebih dari 44%. Bahkan lembaga survei yang pro AKP pun demikian hasilnya. AKP diperkirakan tidak bisa memanfaatkan pemilu ulang atau dini ini untuk memperbaiki perolehannya sehingga bisa membentuk pemerintahan/kabinet tanpa berkoalisi dengan partai lain. Hasil seperti ini adalah bencana bagi AKP, karena harus berkoalisi dan turun nilai tawar dan syaratnya. Dengan demikian, AKP selanjutnya akan melemah, dan bisa berujung kepada nasib partai-partai kuat yang sekarang hanya tinggal namanya saja. Banyak hal, menurut Hamitoglu, yang menyebabkan menurunnya perolehan AKP. Di antaranya... Banyak hal, menurut Hamitoglu, yang menyebabkan menurunnya perolehan AKP. Di antaranya adalah situasi enak yang mereka rasakan saat berkuasa, kurang tepat dalam menentukan calon legislatif, kurang berkomunikasi dengan pemilih muda yang kurang bisa merasakan masa-masa sulit Turki sebelum AKP berkuasa. Namun demikian, sebab utamanya, menurut Hamitoglu, adalah berpindahnya pemilih dari segmen Kurdi ke HDP. Mereka lebih memilih mementingkan kebangsaan mereka daripada ‘balas budi’ dengan kebaikan AKP saat berkuasa. AKP memberi mereka pembangunan, HAM, dan kesejahteraan sosial. Kalau AKP berhasil menarik kembali dukungan kalangan Kurdi, maka perolehannya tentu akan sangat berubah baik. Namun sepertinya hal itu akan sulit dilakukan. Karena itu, masa depan Turki dan juga AKP sangat tergantung kepada hasil pemilu dini besok. Rakyat menunggunya dengan penuh debar khawatir. Namun demikian, mereka jugalah yang sebenarnya penentu dalam hal ini. (msa/dakwatuna)