Topic
Home / Berita / Opini / Keistimewaan Seorang Muslimah

Keistimewaan Seorang Muslimah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (kawanimut)
Ilustrasi. (kawanimut)

dakwatuna.com – “Wahai manusia sesungguhnya kami ciptakan kalian dari jenis kelamin laki-laki dan wanita, dan kami jadikan kalian berkelompok dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa.” (Qs. Al-Hujurat ayat 13)

“Ribet sekali ya jadi wanita? Sudah auratnya susah dijaga, harus repot urusan menstruasi, mengandung dan melahirkan bayi. Sudah begitu hak warisnya juga lebih sedikit dibanding laki-laki. Lihat tuh sekarang, banyak wanita melakukan gerakan feminisme, seakan-akan dia memang mengakui kelemahannya di mata laki-laki, haha…” kau tertawa lepas, aku terdiam!

Kalau dilihat-lihat, gerakan feminisme saat ini memang semakin berkembang hingga muncul berbagai aliran. Ada yang liberal, radikal, postmodern, dsb. Semuanya mengatasnamakan perjuangan kaum perempuan melawan budaya patriarki. Sehingga wanita saat ini berlomba-lomba melepas kungkungan domestik dan terjun di ranah publik. Mereka  pergi bekerja, menjadi pemimpin, dan bahkan pekerjaan berat laki-laki juga tak jarang ada yang melakoni.

Anehnya, beberapa aliran malah menentang keberadaan laki-laki dan bahkan melakukan hubungan lesbian. Apa memang sebegitu rendahnya ya seorang wanita? Sampai mereka harus membuktikan keistimewaannya dengan cara emansipasi segala!

“Sudahlah, terima saja nasibmu sebagai wanita. Sebagai makhluk yang lemah! Haha… tapi jangan sampai ikut-ikutan feminis radikal ya, malu sama Allah,” lanjutmu sambil terus tertawa.

Aku menggelengkan kepala, “Astaghfirullah al adzim…”

Allah menciptakan manusia itu dalam keadaan yang sederajat. Tidak ada satu di antara mereka yang mengungguli yang lain. Laki-laki dan wanita sama. Bukannya begitu yang Allah katakan dalam Qs. Al-hujurat ayat 13 di atas? Hanya soal ketakwaan yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain.

“Ah, meskipun begitu, kewajiban wanita lebih susah melakukannya,” sanggahmu.

“Kau itu, justru di situlah letak keistimewaan wanita,”

Kenapa aurat wanita lebih susah menjaganya? Jika dianalogikan dengan benda yang sangat berharga, berlian misalnya, tentu akan dijaga dan disimpan di tempat terbaik kan? Begitu juga wanita.

Terus, kenapa wanita itu perlu mengandung dan melahirkan bayi, padahal resikonya sangat besar. Malah, ketika wanita mengandung, ia akan didoakan oleh segala makhluk. Apabila wanita mulai sakit ketika bersalin, Allah mencatat pahalanya setara dengan orang yang berjihad. Dan ketika anak-anaknya terlahir, terbebaslah wanita itu dari dosa-dosa.

Oh ya, satu orang wanita yang shalihah, itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang shalih. Doa seorang wanita juga lebih makbul karena sifatnya yang penyayang. Dan ingat, surga ada di telapak kaki ibu, di telapak kaki wanita! Hal ini bukan berarti bahwa wanita itu lebih baik di mata Allah. Semuanya sama, tergantung bagaimana keimanan dan ketakwaannya. Tapi, asal tahu saja, bahwa sebenarnya ada banyak keistimewaan yang Allah berikan pada wanita.

Lalu, Bagaimana dengan Feminisme?

Kita sendiri tahu bagaimana sejarah wanita di zaman dulu hingga yang ada di Indonesia. Mereka diperlakukan tidak adil. Hak-haknya dilecehkan, termasuk di zaman jahiliyah dulu, wanita seringkali dicabuli sesukanya. Di zaman ibu Kartini, wanita Indonesia juga dilarang bekerja keluar rumah, dilarang bersekolah, bukankah itu perampasan hak asasi manusia?

Feminisme hadir untuk memperjuangkan ketidakadilan itu. Bukannya bermasud ingin melepas wanita dari kodratnya. Dan bukan berarti ingin bermaksud sebagai ajang lebih-lebihan dengan laki-laki. Memang ada beberapa aliran yang tidak sesuai dengan syariat Islam, tapi sebagai muslimah kita juga harus memilah. Karena bagaimana pun, kita harus berjuang dari hal-hal yang dzalim. Salah satu contohnya dari budaya yang melarang untuk sekolah, yang artinya sesuatu yang menghadang langkah kita untuk ibadah menuntut ilmu.

Adapun aliran feminisme profetik, yaitu berdasar atas nilai-nilai kenabian (prophet). Dalam gerakannya mengacu pada firman Allah bahwa laki-laki dan wanita adalah sederarajat. Sehingga tidak dibenarkan jika salah satu di antaranya menguasai terhadap yang lain. Hal ini bukan lagi karena termasuk tindakan asusila, namun mutlak karena ada hukum Allah yang tertera pada Kalamullah.

“Berarti, sudah nggak jamannya nih, wanita rendah diri merasa yang paling lemah,” kau tiba-tiba bergeming.

Tentu saja, jika wanita terus dijajah pikiran negatifnya sendiri, buat apa Allah memberikan banyak keistimewaan kepadanya? Muslimah diciptakan tidak untuk berdiam diri, tapi untuk berjuang di jalan Allah.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan dibesarkan di Mojokerto. Kini menempuh studi Ilmu Komuniksi di Universitas Trunojoyo Madura. Meminati dunia literasi dan kajian Islam Madani. Tulisan-tulisannya dimuat di beberapa media lokal di Jawa Timur.

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization