Topic
Home / Berita / Opini / Intifadhah Pisau: Israel Kembali Kalah

Intifadhah Pisau: Israel Kembali Kalah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Intifadhah Palestina 2015 (felesteen.ps)
Intifadhah Palestina 2015 (felesteen.ps)

dakwatuna.com

(1) Bangsa Palestina, bangsa yang tidak mengenal kata MUSTAHIL. Intifadhah I, sukses memaksa Israel ke meja perundingan Oslo I. Intifadhah II, membuat Israel menarik mundur dari jalur Gaza. Intifadhah III melahirkan 5 kesuksesan sekaligus.

(2) Pertama: Intifadhah III sukses mempersatukan barisan Palestina di wilayah-wilayah teritori yang selama ini terisolir, baik letak geografis maupun administrasi. Tepi Barat, Jalur Gaza, Al-Quds, dan area 1948 kini satu suhu.
(3) Kedua: Intifadhah III mengindikasikan suksesnya Al-Harakah Al-Islamiyyah di bawah komando Syaikh Raid Shalih, Al- Harakah Al-Islamiyyah yang baru divonis penjara 11 tahun 3 bulan dengan tuduhan “provokator kerusuhan.” Syaikh Raid Shalih, salah seorang pimpinan Ikhwanul Muslimin di Palestina. Dikenal sebagai Syaikh Al-Aqsha. Israel menyebutnya dengan julukan “Sayyidul Haram”. Al-Harakah Al-Islamiyyah adalah gerakan Islam di dalam negeri Israel.
(4) Ketiga: Intifadhah III berhasil menghadirkan senjata perlawanan baru, yang mudah didapat yaitu pisau. Senjata yang ternyata sangat menakutkan Israel, yang anggaran militernya baru dinaikkan 4 kali lipat.
(5) Keempat: Intifadhah III melahirkan generasi baru perlawanan. Generasi yang nampak semakin siap dan matang melakukan
perlawanan bersenjata melawan Israel. Hal yang membuat nyali militer kecut dan surut.
(6) Kelima: Intifadhah III menjadi warning bagi Israel, dimana rakyat Palestina memiliki kemampuan melakukan operasi bersenjata langsung di wilayah-wilayah yang dikuasai Isarel.
(7) Melihat Israel tak berdaya. Ban Kin Moun, Sekjen PBB langsung datang berkunjung.  Satu indikasi bahwa Israel kalah. Sepanjang sejarah Israel berdiri, tidaklah pejabat AS-UE-atau PBB datang menjadi penengah, melainkan Israel dalam kondisi tak berdaya.
(8) Intifadhah III membalikkan keadaan. Israel yang selalu mendikte, kini harus menerima kenyataan bahwa anak muda Palestina sadar perdamaian palsu dan demonstrasi damai, hanya bagian dari kehinaan.
(9) Israel boleh bangga dengan rudal canggih terbaru dari AS. Tapi rudal dan alat tempur canggih itu tak mampu menjamin  keselamatan warganya dari ancaman tikaman pisau.
(10) Intifadhah Pisau benar-benar membuat mati kutu intelejen Israel. Mereka tidak mampu melakukan cegah tangkal. Sebab pelakunya  bisa siapa saja. Bisa sosok aktivis jihadis, bisa juga ABG sekularis, atau bisa kaum terpelajar bisa tidak.
(11) Mari menjadi saksi sejarah The Pampers Army. Mereka menghadapi bangsa yang mencintai kematian, sebagaimana mereka mencintai kehidupan. Itulah bangsa Palestina, yang kini membuat malu dunia Islam dan dunia Arab.
(12) Seandainya saja bangsa Arab terbuka hatinya. Senjata yang dimiliki negara kecil Kuwait, cukup untuk mengalahkan Israel asal yang berjuangnya seberkualitas pasukan HAMAS dan jihad Islam.

Redaktur: Muh. Syarief

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Alumni Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir.

Lihat Juga

Palestina Tolak Rekonsiliasi Tanpa Kemerdekaan

Figure
Organization