Topic
Home / Pemuda / Cerpen / The Journey Pangandaran-Qatar: Noban

The Journey Pangandaran-Qatar: Noban

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

‘’Terima kasih banyak, Pak.’’ Tanganku gemetar menerima gaji pertama. ‘Wah, pasti dapat dua ratus rebuan nih.’ Otakku mengira-ngira.

Amplop putih itu kurobek di ruang Balai Pengobatan.

‘’Hah, kok cuma dua puluh rebu???’’ Aku terperangah.

Tanganku mengibas-ngibas uang lembaran dua puluh ribu rupiah. Terus kumasukan ke dompet belel.

‘Alhamdulillah, ini juga rejeki. Nggak apa-apa. Semoga berkah. Lagian pengalaman kerja yang aku butuhin sekarang ini supaya bisa pergi ke Kuwait.’

‘’Ehm,…..Ini alamatnya, Sep.’’ Pak Karto membuyarkan lamunanku sambil menyodorkan secarik kertas.

‘’Patokannya dari arah mana Pak?’’

‘’Turun aja di terminal Blok M, ntar naik Kopaja jurusan Slipi. Turun di terminal Slipi, terus hubungi nomor Hp Parman. Kalau nggak lagi kerja, pasti dia mau menemui di terminal.’’

‘’Makasih pak kalau begitu. Saya pamit dulu ya.’’

Kuda besiku melesat menyeruak jalanan yang rusak aspalnya. Tangan kananku menarik gas. Kaki kiriku piawai memindah-mindahkan perseneleng. Rasanya aku ingin cepat-cepat menginjakan kakiku ke belantara Jakarta. Semangatku membuncah. Aliran darah ini mengalir begitu deras mengalahkan dahsyatnya aliran air di bendungan Manganti, Citanduy. Rasanya ingin sekali mengarungi rimba persaingan di kota Megapolitan itu. Menaklukan Sunda Kelapa seperti Fatahillah. Mengarungi dua pertiga dunia seperti Zenghis Khan. Menguasai kerajaan dari Barat ke Timur seperti Iskandar Zulkarnain. Secercah harapanku menyembul menderu-deru. Meski lebih dari 24 surat lamaran lebih aku layangkan. Sampai saat ini belum ada panggilan, siapa tau kali ini ada rejekiku di kota Jayakarta itu. Pak Karto berdiri di teras rumahnya melepas kepergianku sambil menyeringai puas dan merasa bangga akan Parman si anak sulungnya yang sangat cepat mendapatkan pekerjaan ketimbang diriku. (ki dalang/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Laki-laki Ciamis yang berdomisili di Doha, Qatar.

Lihat Juga

Masa Kampus: Sebuah Rangkaian Fase

Figure
Organization