Topic
Home / Pemuda / Cerpen / The Journey Pangandaran-Qatar: Noban

The Journey Pangandaran-Qatar: Noban

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

‘’Wah hebat dong Pak. Kok nggak ngajak-ngajak saya ya?’’

‘’Nggak tau tuh, dia memang orangnya mandiri. Cari-cari info sendiri. Pergi ke Jakarta berbekal nekad saja. Alhamdulillah dapat kerjaan.’’

‘’Syukurlah kalau Parman udah dapat kerjaan, siapa tau saya bisa ikut. Dia kerja di Rumah Sakit atau gimana?’’

‘’Dia katanya Home Care. Jadi, kalau ada orang yang sakit di rumah saja. Khusus dia datang ke rumah-rumah orang kaya.’’

‘’Oya, alamatnya di mana Pak?’’

‘’Bentar saya tulis.’’

Pak Karto pergi ke belakang hendak mengambil kertas dan pena. Dadaku terasa sesak dan ada sedikit iri juga.

‘Kok bisa si Parman dapat gaji 2 juta. Hari gini nyari duit segitu sangat sulit. Mustahil orang baru lulus dapat gaji jutaan. Ah! Bisa jadi Pak Karto itu sengaja berbual atau manas-manasin aku saja, Sep. Bathinku ngomong yang lain. Tau sendiri kan, baik Parman dan bapaknya itu nggak mau tersaingi? Jadi, omongonnya pasti campur bohong. Tapi, mungkin saja dapat penghasilan segitu. Kenapa harus pusing mikirin gaji orang? Yang penting sekarang gimana caranya aku dapat kerjaan yang layak. Udah suntuk tinggal di kampung. Kok bisa Parman nggak ngajak-ngajak ya? Padahal apa salahnya ngelamar bareng. Rejeki kan udah ada yang ngatur. Mmmh,,,,, masih saja wataknya nggak mau berubah. Nggak mau tersaingi. Mulai dari test masuk ke STIKES, Ujian Akhir Semester, Ujian Negara sampai nyari kerja pun nggak mau ngasih info.’ Celotehku dalam hati.

Lamunanku terus menerawang membumbung menerobos langit-langit rumah tatkala pertama kali dia membuka amplop dari pegawai Tata Usaha (TU) Puskesmas. Harapan dia bekerja di Puskesmas Pangandaran, selain mencari pengalaman dan bisa komunikasi Inggris dengan turis asing juga asumsiku kalau honor tenaga Sukarelawan (Sukwan) di kota wisata nomor wahid di Ciamis itu tentu akan jauh lebih besar ketimbang di Puskesmas daerah lainnya. Kenyataannya….

‘’Ini amplop berisi uang honor. Jangan dilihat berapa jumlahnya. Ini sebagai tanda kasih sayang kami terhadap dedikasi para tenaga honorer.’’ Pegawai TU sambil memberikan amplop.

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Laki-laki Ciamis yang berdomisili di Doha, Qatar.

Lihat Juga

Masa Kampus: Sebuah Rangkaian Fase

Figure
Organization