Topic
Home / Narasi Islam / Khutbah / Khutbah Idul Adha / Khutbah Idul Adha 1436 H: Tiga Pesan Moral Ibadah Haji Sebagai Spirit Kebangkitan

Khutbah Idul Adha 1436 H: Tiga Pesan Moral Ibadah Haji Sebagai Spirit Kebangkitan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Dengan mengenakan dua helai pakaian berwarna putih-putih, sebagaimana yang akan membalut tubuh manusia ketika ia mengakhiri perjalanan hidup di dunia ini, seorang yang melaksanakan ibadah haji akan merasakan jiwanya dipengaruhi oleh pakaian ini. Ia akan merasakan kelemahan dan keterbatasannya, serta pertanggungjawaban yang akan ditunaikannya kelak di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Ihram dapat disimbolisasi sebagai bentuk persamaan derajat kemanusiaan. Persamaan dan kesetaraan itulah yang menumbuhkan semangat persaudaraan umat Islam. Tak ada sekat-sekat pemisah yang kerap menjadi hambatan bagi terwujudnya persatuan dan persaudaraan kaum muslimin. Faktor jabatan, kekayaan, perbedaan organisasi, perbedaan suku, dan status sosial lainnya yang tidak disadari telah menumbuhkan sikap superior dan inferior di kalangan umat Islam, tidak dikenal lagi di Mekkah.

Dalam kehidupan umat Islam dewasa ini begitu sulit untuk menghindarkan diri dari perbedaan amal peribadatan kita. Perbedaan paham yang kerap terjadi di kalangan umat Islam telah menjadi sebuah keniscayaan yang telah lama dikabarkan oleh Rasulullah, namun perbedaan itu tidak boleh menghancurkan sendi-sendi persaudaraan kita sebagai sesama muslim. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang harus disikapi secara bijak berdasarkan petunjuk Alquran, sunnah nabi dan nasihat para ulama.

Allah SWT berfirman dalam QS. Huud ayat 118-119:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَۚ إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu”.

Mereka yang tetap menjaga sikapnya sebagai seorang muslim dalam menghadapi keniscayaan perbedaan di antara umat Islam, merekalah yang berhak meraih rahmat atau kasih sayang Allah seperti yang terkandung dalam ayat tersebut. Namun sebaliknya mereka yang menjadi pemicu percerai-beraian karena sikap sentimen yang tidak terkendali hingga saling menyesatkan bahkan mengkafirkan, mereka inilah yang menjadi sumber masalah di tengah umat Islam. Kita tidak boleh terjebak dalam sikap dan tindakan untuk mencari kemenangan, tapi justeru menemukan dan menguatkan perkara yang mendekati kebenaran, karena kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT. Kita tidak boleh pula terseret oleh arus perpecahan, tetapi justru harus menguatkan persaudaraan dengan menghargai pendapat yang berbeda serta menghormati dan mencintai saudara kita yang tidak sependapat khususnya dalam wilayah khilafiyah fiqhiyah ijtihadiyah.

Simaklah dan renungkan firman Allah SWT:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَة مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونٍَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(Ali Imran: 103)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Guru Madrasah

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization