Topic
Home / Berita / Opini / Adakah Al-Aqsha dan Palestina di Hati?

Adakah Al-Aqsha dan Palestina di Hati?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Sekelompok ekstremis Yahudi di Masjidil Aqsha. (islammemo)
Sekelompok ekstremis Yahudi di Masjidil Aqsha. (islammemo)

dakwatuna.com – Gelar pendidikan boleh sepanjang tol Cipali. Tapi jika tak bisa memahami ayat pertama surat Al-Isra, untuk apa? Jabatan di masyarakat atau pemerintahan boleh jadi tinggi. Namun jika tak tergugah saat Masjid Al-Aqsha dihancurkan Israel laknatullah, untuk apa? Harta kekayaan boleh jadi melimpah tak bertepi. Hanya saja jika tak sepeser pun didedikasikan untuk Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina, masihkah ada arti?

Alquran tegas menggariskan, dua masjid yang memiliki nilai utama dan posisi termulia dalam sejarah umat Islam. Masjidil Haram di Mekkah, tempat kelahiran dan diutusnya baginda Rasulullah saw. dan Masjid Al-Aqsha di Al-Quds, tanah air tauhid sepanjang sejarah. Tanah yang akan menjadi ujian bagi seluruh umat Islam, pertaruhan dalam membela agama Allah, kitab-kitab-Nya dan para Rasul-Nya.

Lalu pantaskah kita masih mengatakan, Al-Aqsha dan Palestina bukan urusan kita? Uruslah diri dan negara sendiri. Pantaskah jika yang berjuang di parlemen dan pemerintahan, tak sedikit pun menaruh empati. Pantaskah yang berjuang di jalanan dengan kibaran bendera tauhid, namun beralasan, belum ada khilafah maka membela Al-Aqsha cukup dengan mengibarkan Al-Liwa dan Ar-Rayah? Pantaskah kita bangga dengan klaim tauhid dan Sunnah Nabi, tapi masih mencari celah kekurangan pejuang-pejuang HAMAS dan Jihad Islam yang berhadapan langsung dengan musuh?

Sungguh kita telah benar-benar mati nurani untuk Al-Aqsha. Hati tersayat saat MU tersingkir atau Persib dikandangkan. Kita marah saat ormas atau orpol kita dibully. Siapa yang membela Al-Aqsha, siap-siaplah ia dianggap asing. Tersingkir dari kehidupan. Diserang kanan-kiri-depan-belakang. Dianggap kaum puritan yang tak cinta Nusantara. Adakah yang berani memperjuangkan Palestina dan Al-Aqsha, seperti Hasan Al-Banna tegaskan, “Perjuangan Ikhwanul Muslimin tidak akan pernah berakhir, sebelum tak sejengkal tanah pun milik Palestina yang dijajah Yahudi?” (nandang/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Alumni Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir.

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization