Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Musibah di Masjidil Haram Mekah dan Penyerangan Al-Aqsha

Musibah di Masjidil Haram Mekah dan Penyerangan Al-Aqsha

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Musibah jatuhnya crane akibat terjangan badai di Makkah. (tempo.co)
Musibah jatuhnya crane akibat terjangan badai di Makkah. (tempo.co)

dakwatuna.com – Suka atau tidak suka, kita hidup di zaman kerusakan kedua yang dilakukan bangsa Yahudi. Alquran menegaskan,  “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (Al-Isra:1)

Di Masjidil Haram, kiblat kedua dijejali jamaah thawaf, sai yang tengah berhaji. Sementara kiblat pertama umat Islam, Al-Aqsha dihinakan, dipenuhi najis, bahkan dihancurkan bangsa kera yang kian jumawa. 100 orang yang berjaga-jaga di Al-Aqsha terluka. Kegiatan Al-Aqsha dilarang Menhan Israel. Kini Al-Aqsha berlinang air mata darah, seiring umat yang tak lagi peduli.

Masjid Al-Aqsha adalah tolok ukur tentang kondisi umat Islam dunia, juga mengindikasikan apakah para pihak-pihak yang menjadi penguasa di dunia Islam. Paling tidak, Al-Aqsha mengindikasikan:

  1. Kuat atau lemahnya umat Islam dunia.
  2. Mencerminkan kadar kokoh atau redupnya komitmen umat dan pemimpin terhadap agamanya.
  3. Menggambarkan kesejatian kualitas keislaman umat Islam.

Mungkin Anda dan kita tersinggung dengan ungkapan di atas. Namun fakta pahit harus kita terima. Hanya sekelompok umat saja yang memang benar-benar nyata berjuang dan berjihad di Palestina. Selebihnya hanya menjual bualan dan caci maki yang tidak karuan.

Lalu apa hubungannya dengan peristiwa jatuhnya crane di Haram Mekah dengan penyerangan Al-Aqsha? Bagi saya, tak ada yang hoax jika berkaitan dengan upaya kotor Zionisme Israel. Mereka selalu menciptakan kegaduhan-kegaduhan di dunia, untuk menutupi operasi yang mereka targetkan.

Musibah di Masjidil Haram dengan penyerangan Al-Aqsha, namun perhatikan dunia sangat beda. Semua mata tertuju dengan tragedi di Mekah, lantas melupakan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Al-Aqsha.

Bila di Mekah, Raja Salman bin Abdul Aziz langsung mengintruksikan penyelidikan. Lantas siapa yang berani melakukan penyelidikan terhadap tragedi Al-Aqsha minggu lalu? Jelas bagi Israel, diamnya dunia Arab dan dunia Islam atas UU yang disahkan DPR Israel, menjadi energi untuk berbuat semaunya tanpa ada yang mampu menghadang.

Lalu apa yang kita lakukan? Paling minimal selain mendoakan adalah menjadi pendukung perjuangan HAMAS dan Jihad Islam yang riil head to head dengan Israel. Jika tidak bisa, menyumbangkan dana terbaik adalah pilihan jihad. Sedangkan jikapun tidak bisa, maka memboikot produk-produk Israel (AS-Barat) dan membuat produk pengganti adalah jihad terbaik. (nandang/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Alumni Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir.

Lihat Juga

Resolusi Jihad Resolusi Santri

Figure
Organization