Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Anak / Save Generasi Muda (SGM)

Save Generasi Muda (SGM)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (reproduksi-remaja.blogspot.com)
Ilustrasi. (reproduksi-remaja.blogspot.com)

dakwatuna.com – Sebelumnya, mari kita intip sejenak kegemaran remaja masa kini yang katanya modern. Berikut adalah yang penulis kutip dari buku “Saat Anakku Remaja” karya Nurul Chomaria. Banyak dari mereka suka nongkrong, pesta, mejeng di mall, makan di restoran mewah, pacaran, rebutan pacar, melihat konser, tawuran, taruhan, narkoba, dan pergaulan bebas dengan lawan jenis. Tentunya masih banyak lagi yang menggambarkan kencendrungan remaja masa kini, walau tidak semua remaja seperti yang disebut di atas.

Keluarga memiliki peran penting dalam fenomena penyimpangan akhlak remaja. Mengapa demikian? Bagaimana peran keluarga akan berfungsi? Alasan apa yang membuat remaja muslim menjadi taqlid buta dengan budaya barat? Pertanyaan-pertanyaan ini kadang sering kita kesampingkan dan lebih memilih menjudge apa yang remaja muslim jalani dalam meniru gaya hidup bebas ala barat, tanpa lagi merenungkan, mengapa sih mereka ikut-ikutan budaya barat yang amoral dan jauh dari manfaat?!

Peran Keluarga

Hal pertama yang melatarbelakangi taklid ini adalah kurang sadarnya remaja muslim akan akibat fatal dari menjalani gaya hidup hedonis. Ditambah lagi kerapuhan yang ada dalam keluarga masing-masing remaja muslim yang berimbas pada kebiasaan dan akhlak yang buruk. Di mana sekarang keluarga tidak mampu lagi menghimpun setiap anggotanya yang tercerai-berai. Ini dibuktikan oleh mayoritas orang tua masa kini yang tidak terlalu peduli dengan siapa putra-putri mereka bergaul, dengan siapa anak perempuannya pergi, apa yang dilakukan anak laki-lakinya bersama teman-temannya. Belum lagi media cetak dan elektronik yang biasa diakses para remaja yang hampir sebagian besar menonjolkan kekerasan, seksualitas dan pornografi.

Kondisi seperti ini secara tidak langsung akan meruntuhkan nilai-nilai yang seharusnya dipegang teguh dalam keluarga muslim. Saat anak-anak mulai memasuki masa puber, peran keluarga pun menjadi meningkat dari hal perhatian, pendidikan, mengayomi, membimbing remaja muslim yang pastinya masih sangat labil.

Dalam bukunya Rasulullah Sang Pendidik; menjaga amanah menuju jannah, Said Al-Qahthani menyebutkan: Anak-anak yang tidak diajarkan sikap Rasulullah, mereka tidak akan tahu akhlak beliau karena mereka tidak pernah diberikan pengarahan dan bimbingan yang benar. Mereka memiliki bapak yang fasik dan pelaku maksiat serta ibu yang tidak takut pada Allah dan tidak merasa diawasiNya. Dari kebodohan ini lahirlah anak-anak rusak yang lebih menyukai perilaku yang buruk dari pada akhlak yang baik”.

Berikut ada beberapa media efektif yang harus ditempuh para pendidik:

  1. Pendidikan dengan keteladanan
  2. Pendidikan dengan ibadah
  3. Pendidikan dengan nasihat
  4. Pendidikan dengan pengamatan
  5. Pendidikan dengan hukuman

Dari ulasan di atas sudahlah jelas, bagaimana peran keluarga dalam mendidik anak-anaknya untuk berpegang teguh terhadap syariat Allah Subhanah. Arahan dan bimbingan yang kontiyu pastinya akan menimbulkan dampak baik dalam pengalaman beragama anak, yang harus dipantau terus menerus oleh keluarga terkhusus orang tua. Lebih intens dalam mengawasi perkembangan anak, penyimpangan perilaku akan memberi ruang pada keluarga untuk saling mengokohkan kontruksi keluarga dalam tawashy bil haqq wa tawashy bisshobr.

Peran Remaja Muslim

Remaja masa kini adalah kaum intelektual yang seharusnya bersikap kritis dalam segala hal. Apalagi berkaitan dengan hal yang tidak diragukan lagi pengaruhnya dalam merusak moral para remaja. Norma dicoreng, rasa malu dikesampingkan, bahkan kehormatan pun, rela dilelang hanya karena “trend”.

Hai guys, para remaja muslim khususnya ! Hendaknya kita sedikit sadar bahwa trend ala barat itu, tidak ada dalam ajaran islam. Pergunakan masa mudamu dengan maksimal, karena ia adalah masa kekuatan. Seperti halnya kekuatan dalam menuntut ilmu dan menebarkan ilmu serta manfaat, masa muda juga merupakan masa kekuatan dalam hal libido seksual. Hal inilah yang kadang sering menjerumuskan remaja dalam perbuatan maksiat yang hingar-bingar terjadi saat ini.

Jangan sampai kau menyesal di masa tuamu seperti yang disesalkan Abu al-‘Atahiyah:

Aku menangisi masa mudaku dengan air mataku,
Maka tidaklah lagi berguna ratapan dan tangisan
Sungguh sangat disayangkan, kusesali masa mudaku
Diakhiri dengan uban dan kepala yang berwarna
Kulepas masa mudaku dan aku masih berseri-seri,
Sebagaimana ranting segar yang dicabuti daunnya
Seandainya masa muda suatu hari akan kembali
Akan kuberitahu dia apa yang dilakukan orang-orang tua.

Berikut beberapa yang harus diperhatikan oleh para remaja muslim terkait perannya demi menyelamatkan dirinya dan remaja muslim lain dari menjalani gaya hidup bebas ala barat :

  1. Pintar-pintarlah memilih teman. Dalam hadits Rasulullah bersabda: “perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti pembawa minyak kesturi dan peniup api. Pembawa minyak kesturi adakalanya memberi minyaknya padamu atau adakalanya kamu membeli darinya dan adakalanya kamu mendapatkan bau harum darinya. Dan peniup api itu adakalanya dia membakar tubuhmu atau kain bajumu dan adakalanya kamu mendapatkan bau busuk darinya.” (HR.Bukhari)

Mengutip Nurul Chomaria, “remaja sangat menyukai aktivitas bersama teman sebaya. Selain itu juga remaja cendrung mengikuti pola sikap dan perilaku teman-teman yang ada di kelompoknya.” Jelas sekali sangat besar pengaruh teman dalam kehidupan remaja. Urgensi memilih teman pun semakin terlihat dengan fakta bahwa remaja sangat mudah terpengaruh dengan suasana sekitarnya.

  1. Menentukan sosok yang pantas menjadi figur teladan sangat berpengaruh dalam menyelamatkan generasi muda. Salah dalam memilih idola tentunya akan menggiring remaja untuk meniru idolanya walau terkadang sangat bertentangan dengan norma masyarakat umum. Sebagai generasi muslim hendaknya menjadikan Rasulullah, ulama’ atau ilmuwan muslim sebagai teladan, yang pastinya akan menjadikan generasi muslim lebih percaya diri, memiliki prestasi meningkat, kepribadian kuat dan disenangi orang tua, keluarga dan lingkungan sekitar.
  2. Buatlah agenda kegiatan yang lebih bermanfaat setiap hari, sehingga teman-teman lain pun tertarik untuk ikut serta dalam hal-hal positif. Seperti kegiatan OSIS, ekskul, sosial atau ROHIS, sehingga tipikal remaja yang selalu ingin diakui keberadaannya digiring pada kegiatan positif dan membantu proses tumbuh kembangnya.

Wallahu a’lam bishshowab…

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumni Program Takmili LIPIA Jakarta Tahun 2012, Sarjana Pendidikan Islam Prodi PAI STAI Indonesia Jakarta, tahun 2014.

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization