Tidak Melibatkan Ahli Transportasi
Menurut Yudi, kondisi bus antarkota yang membawa jamaah haji Indonesia dari Madinah ke Makkah kalah dibandingkan tahun lalu. Hal ini, kata Yudi, disebabkan karena tahun ini Kementerian Agama (Kemenag) tidak melibatkan ahli transportasi dari Indonesia. Dengan tidak dilibatkannya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam menangani transportasi di Mekkah dan Madinah, ungkap Yudi, tidak ada pengecekan kelaikan kendaraan oleh pihak Indonesia.
“Dari sisi managerial, penyediaan bus untuk mengangkut jemaah tahun ini tidak melibatkan ahli transportasi dari Indonesia. Padahal, tahun sebelumnya dilakukan. Tidak heran jika kondisi angkutan jamaah tahun ini lebih buruk karena kita hanya menerima saja yang disodorkan pihak Arab Saudi,” ungkap Yudi. Hasil pertemuan DPR RI dengan atase perhubungan di Mekkah, masih kata Yudi, juga diperoleh keterangan bahwa tidak ada MoU antara Kemenag dengan Kemenhub sehingga hal ini terjadi.
Menurut Yudi, seharusnya dengan jumlah jamaah haji yang mencapai 168.800 orang, persoalan transportasi jamaah di Mekkah dan Madinah juga menjadi prioritas Kemenag, sama halnya dengan penyediaan penginapan dan catering.
Sementara itu, disisi lain, Yudi juga menyesalkan pernyataan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim yang menyatakan bahwa pelayanan angkutan di Mekkah dan Madinah Buruk karena penurunan BPIH 2015.
“Salah besar jika kualitas bus turun karena penurunan BPIH karena kesepakatan DPR dan Kemenag penurun BPIH tidak menurunkan kualitas pelayaan jamaah. Seharusnya dengan jumlah jamaah yang besar, kita punya bargaining position yang lebih baik,” pungkas Yudi. (abr/dakwatuna)
Redaktur: Abdul Rohim
Beri Nilai: