Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Rendah Hati dan Saling Menasihati

Rendah Hati dan Saling Menasihati

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (baylorhealth.com)
Ilustrasi. (baylorhealth.com)

dakwatuna.com – Pernahkah kita sengaja bertanya mengapa hampir semua Nabi membutuhkan teman dan Sahabat dalam perjuangannya menyampaikan kalimat Allah, “Tiada Tuhan selain Allah”, Bukankah para nabi itu sudah punya Allah yang selalu menjaganya setiap waktu karena semua nabi adalah kekasih Allah. Manusia yang diberi mukjizat dan menjadi hamba terpilih. Pertanyaannya adalah mengapa para nabi tetap membutuhkan teman seperjuangan. Membutuhkan sahabat yang sehati dan sejati.

Anda bisa membayangkan mereka para nabi yang super hebat itu masih membutuhkan teman, padahal tanpa teman pun mereka bisa jalan karena ada Tuhan.

Ketahuilah bahwa nbi itu membutuhkan teman dan sahabat seperjuangan karena walaupun mereka merupakan nabi, sesungguhnya sebagai manusia tak dapat melihat diri mereka sendiri. Nabi Muhammad SAW juga memiliki sahabat dan teman super hebat, yaitu Khadijah, Aisyah, Abu Bakar, Utsman, Umar dan Ali sebagai lapisan pertama sahabatnya.

Dalam sebuah istilah dalam bahasa inggris untuk menunjukkan bahwa kita tidak dapat melihat sesuatu tentang diri kita dengan mata kita sendiri disebut “blind spot“. Kita hanya bisa melihat titik ini hanya dengan memiliki teman dan sahabat, jika perlu gandengan.

Kemudian, ada pesan Allah dalam Alquran yang berbunyi, “Saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran”

Kita membutuhkan seseorang bahkan beberapa orang, awalnya Nabi SAW hanya butuh seseorang yang memahaminya dan diberikanlah sayyidah (Siti) Khadijah sebagai teman setia, ternyata belum cukup maka ditambah teman-teman baru untuk menemani perjuangan.

Dalam hidup, Anda juga membutuhkan seseorang untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus untuk mengingatkan Anda seandainya prioritas hidup kita mulai tidak lurus.

Saat Anda membutuhkan teman untuk mendampingi perjuangan Anda maka Anda seharusnya sudah memiliki komitmen untuk lapang dada dan mendahulukan kepentingan mereka. Anda harus memiliki kerendahan hati untuk menerima saran dan kritik. Anda tak selalu benar dan Anda tidak selalu paling benar. Anda harus mau menerima nasihat jangan hanya mau menasihati. Anda harus siap dinilai jangan hanya mampu menilai orang lain, tetapi Anda tidak punya komitmen yang sama. Jika Anda masih egois itu pertanda bahwa Anda memang lebih senang hidup sendiri. Apa nggak malu sama mobil truk? Truk saja punya gandengan karena hakikatnya kita saling membutuhkan.

Ingatlah bahwa Anda bukan manusia yang paling sempurna sehingga semua orang di sekitar Anda semuanya hina, Sesungguhnya Anda telah menjadi buta untuk selamanya sampai Anda menjadikan teman dan sahabat Anda sebagai mata Anda untuk bisa melihat Anda apa yang tidak bisa Anda lihat sendiri. Tetapi bagaimana Anda bisa memiliki teman setia jika Anda selalu merasa paling sempurna dan seakan-akan tak pernah salah dan tak punya dosa. Jika pun Anda punya teman sesungguhnya tak lebih hanya sekadar mereka menyelamatkan diri dari “kezhaliman” Anda.

Karena sempurna hanya milik Allah. Mari saling rendah hati untuk saling menasihati. (adi/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Founder PT Coach Addie Group & Indonesian Muslim Foundation, Tinggal di Kota Bandung kelahiran Kota Ketapang, Kalimantan Barat. Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics and Thinker and a Writer on culture, humanity, education, politics, peace, Islam, Palestinian, Israel, America, Interfaith, transnational, interstate, Management, Motivation and Cohesion at workplace. Committed to building a Cohesive Indonesia, Cohesive Industrial relation, Cohesion at workplace and offer Islamic solutions to the problems that inside. Lulus dari Fakultas Dakwah STAI Al-Haudl Ketapang, Kalbar, Melanjutkan S-2 Manajemen di Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat.

Lihat Juga

Muhammad Jadi Nama Paling Populer di Berlin dan Sejumlah Kota di Eropa

Figure
Organization