Topic
Home / Berita / Nasional / Atasi Kekeringan, DPR Minta Pemerintah Gelar Shalat Istisqa Setiap Jumat

Atasi Kekeringan, DPR Minta Pemerintah Gelar Shalat Istisqa Setiap Jumat

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan, memimpin pelaksanaan shalat istisqa bersama anak buahnya sebagai makmum di halaman Gedung Sate Bandung, Selasa (18/9) siang. (Facebook)
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan, memimpin pelaksanaan shalat istisqa bersama anak buahnya sebagai makmum di halaman Gedung Sate Bandung, Selasa (18/9) siang. (Facebook)

dakwatuna.com – Jakarta (29/8). Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hermanto meminta Pemerintah mengadakan Shalat Istisqa (shalat minta diturunkan hujan) secara berkala untuk mengatasi dampak kekeringan yang semakin luas di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam pelaksanaannya, Pemerintah dapat bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menggerakkan masyarakat agar berbondong-bondong hadir ke tempat-tempat diadakannya Shalat Istisqa.

“Solusi jitu mengatasi kekeringan adalah dengan hujan, bisa hujan alami maupun hujan buatan. Hujan alami di musim kemarau bisa diadakan dengan meminta kepada Yang Maha Kuasa melalui Shalat Istisqa yang diiringi doa bersama agar turun hujan,” kata Hermanto, di Jakarta, dalam siaran persnya kepada dakwatuna.com, Sabtu (29/8).

Hermanto mengungkapkan, berdasarkan keterangan dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino terjadi sepanjang Agustus sampai Desember 2015 dan berpotensi mengganggu musim panen yang akan berlangsung pada September-Oktober ini, dan kekeringan terparah akan melanda Pulau Jawa. Meski Pemerintah sudah berusaha mengantisipasi dampak kekeringan dengan berbagai cara antara lain menyebar pompa, bangun irigasi dan embung, namun dampak kekeringan belum teratasi.

Shalat Istisqa, menurut Hermanto, merupakan cara yang mudah dan murah untuk mendatangkan hujan. Pada Jumat (24) lalu, Hermanto mengaku, bersama sekitar seribu warga Bogor mengikuti Shalat Istisqa yang diselenggarakan oleh Pemerintah daerah (Pemda) dan MUI setempat, setelah itu pada sore hari turun hujan. Hujan pun turun kembali pada Sabtu (25/8) dan Ahad (26/8). Bahkan, pada Ahad (26/8) Kota Bogor diguyur hujan lebat.

“Sayangnya, sejauh ini shalat baru dilakukan sekali. Sejak itu di Kota Bogor jarang turun hujan. Di musim kemarau ini, Kota Bogor bukan lagi Kota Hujan,” imbuh Hermanto.

Hujan yang turun di Bogor itu, masih kata Hermanto, akan turun juga di daerah-daerah lainnya bila Pemerintah dan MUI setempat berinisiatif mengumpulkan masyarakat untuk mengadakan Shalat Istisqa secara berkala. “Di musim kemarau ini akan sangat baik kalau Shalat Istisqa dilakukan tiap pekan seusai Shalat Jumat,” pungkas Hermanto.

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization