Topic
Home / Pemuda / Mimbar Kampus / Dari Siswa Menjadi Mahasiswa

Dari Siswa Menjadi Mahasiswa

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: tribunnews.com)
Ilustrasi. (Foto: tribunnews.com)

dakwatuna.com – Tak akan lama lagi , gerombolan muda-mudi yang dahulu bernama siswa menjadi mahasiswa itu akan memasuki lingkungan yang dapat dikatakan baru bagi mereka. Transisi dari siswa menjadi mahasiswa kadang dapat dikatakan sulit ataupun mudah. Semua tergantung dari individu masing-masing memaknai transisi itu dari mana. Apakah hanya dari tempat dan proses pembelajaran yang berbeda  atau memang peran yang diembannya. Pada hakikatnya perubahan itu tidaklah mudah dijalankan, belum lagi melihat sejarah dahulu dan tantangan mahasiswa ke depan seperti apa. Tulisan ini bermaksud untuk menjadi persiapan para siswa yang sebentar lagi akan benar-benar menjadi mahasiswa, bersiaplah untuk menjadi The Happy Selected Few!

Makna

Siswa mudahnya dikenal sebagai peserta didik di lingkungan SD, SMP, SMA. Dan Mahasiswa sebagai peserta didik di Perguruan Tinggi. Perlu diketahui bahwasanya siswa lebih identik masih diberikan arahan-arahan oleh guru dalam proses pembelajarannya, namun mahasiswa dianggap telah dewasa dan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Contoh mudah dilihat dari betapa pedulinya kehadiran peserta didik di kelas. Bila siswa sering kali mendapat perhatian lebih dalam hal itu, tentu berbeda bila sudah menjadi mahasiswa untuk kehadiran ataupun kelulusan menjadi tanggung jawab pribadi. Tak bisa dipungkiri, sering kali hal ini yang kadang malah didambakan para siswa saat menjadi mahasiswa, kebebasan individu. Tak ayal, hal itu pulalah yang menjadi bumerang dalam penyalahgunaan makna siswa ke mahasiswa.

Ada satu hal yang perlu dimaknai lebih dari hanya tempat dan proses pembelajaran, yaitu peran yang diemban. Hal menarik dari mahasiswa yang jelas berbeda dengan siswa. Tambahan imbuhan “MAHA” yang dilekatkan dalam kata “SISWA”, menjadi sebuah arti dan peran tersendiri. Ditambah alasan pula bahwasanya mahasiswa mendapat subsidi dari uang rakyat Indonesia, maka muncullah kesadaran untuk berperan yang lahir dari dalam diri, sebuah semangat gerakan moral dan intelektual yang agung. Mahasiswa, berbeda dengan siswa, memiliki sejarahnya sendiri. Sejarah yang mengenang perjuangan, mengukir masa depan, dan menciptakan perubahan.

Sejarah Mahasiswa

Mahasiswa Indonesia memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan gerakan-gerakan perjuangan yang menjunjung tinggi idealisme untuk membela kaum tirani. Memang kala itu mahasiswa menjadi harapan besar sebagai penyambung lidah rakyat dalam memperjuangkan keadilannya.

Sejarah telah mencatat beberapa momen penting di Indonesia yang dimulai dari pergerakan Mahasiswa, antara lain Penggulingan Presiden Soekarno saat memimpin Indonesia dengan Demokrasi Terpimpinnya, penolakan investasi Jepang , hingga akhirnya pada masa orde baru pergerakan mahasiswa sempat mati saat diberlakukannya NKK/BKK. Saat terjadi krisis moneter tahun 1998, pergerakan mahasiswa muncul kembali untuk menyuarakan kepentingan rakyat dan menggulingkan pemerintah korup orde baru. Masa itu lebih dikenang sebagai masa Reformasi.   Lalu memasuki abad 20 serta pasca Reformasi apakah  peran mahasiswa saat ini ?

Mahasiswa Saat Ini

Perlu menjadi kesepahaman bersama, bahwa mahasiswa harus identik dengan 2 kata yaitu idealisme dan kontribusi. Dengan idealisme mahasiswa berpijak, dan dengan kontribusilah mahasiswa mempunyai arah gerak. Kedua hal itulah yang dirasa pula menjadi tantangan ke depan, karena tak dapat dipungkiri karakter mahasiswa yang apatis dan invidualis menjadi momok mahasiswa saat ini. Kadang karena kenangan mahasiswa dahulu yang berkutat dengan urusan sosial politik, membuat mereka tidak mau mengambil peran. Sejatinya pasca reformasi ini, peran mahasiswa bukan hanya urusan sosial politik, tapi dapat pula berperan ke ranah sosial masyarakat dan keprofesian. Mudahnya peran ini dibagi menjadi ke dalam 3 pergerakan mahasiswa, yaitu pergerakan vertikal, horizontal, dan diagonal.

Pergerakan vertikal merupakan pergerakan ke ranah sosial politik yang berupaya untuk mengontrol (social control) kebijakan-kebijakan secara bootom-up seperti kebijakan dekanat, rektorat dan pemerintah. (Politik nilai, moral force, Pressure). Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Pergerakan horizontal merupakan pergerakan ke ranah sosial masyarakat yang berupaya untuk memberikan solusi dan kontribusi nyata atas permasalahan yang ada di tengah masyarakat.

Pergerakan diagonal merupakan pergerakan ke ranah prestasi dan keprofesian yang berupaya untuk memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang ditekuninya sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya yang idealnya diarahkan pada model gerakan horizontal dan vertikal.

Tak ada maksud untuk menggolongkan peranan mahasiswa, ini membuktikan tidak ada lagi alasan untuk tidak berperan dalam pergerakan mahasiswa. Namun untuk menggabungkan ketiga peranan ada satu rasa yang menjadi dasarannya, yaitu rasa kepedulian untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

“Masih banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun tahun datang adik-adik dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh semacam tadi” (Soe Hok Gie)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Dari kecil sampai SMP biasa dipanggil Fikri, namun SMA sampai kuliah ini teman-teman lebih sering memanggil Fauzan. Dilahirkan di kota Bekasi 21 tahun yang lalu. Tertarik dengan membaca buku dan kegiatan-kegiatan yang menantang, seperti mendaki gunung. Pernah aktif menjadi Ketua Pramuka SD Bani Saleh 6 dan SMPN 16 Bekasi, Wakil Ketua OSIS 1 SMAN 2 Bekasi. Saat ini sedang dibina di Rumah Kepemimpinan PPSDMS Regional Surabaya dan sedang menjabat sebagai Ketua HIMASISKAL FTK-ITS.

Lihat Juga

Principal’s Award, Apresiasi untuk Anak-anak Berprestasi

Figure
Organization