Sukses Investasi Dunia Akhirat

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Kesuksesan tidak hanya dinilai dari banyaknya harta. Kalau kata Jamil Azzaini: “Sukses itu yang 4ta-nya tinggi. Harta, tahta, kata dan cinta. Setelah 4ta sudah diperoleh maka jangan dipegang sendiri. Jadikan 4ta itu sumber manfaat untuk orang lain. Itulah sukses mulia.” Oleh karenanya, lahir dari keluarga sederhana atau miskin bukanlah kepastian untuk tidak memperoleh hak kesuksesan. Karena hakikat kesuksesan itu akan diperoleh setelah adanya doa dan ikhtiar, bukan kita dilahirkan dari keluarga kaya atau miskin.

Senja mulai datang. Aktivitas kantor cukup menguras tenaga dan pikiran. Seperti biasa sore itu saya pergi dengan pak Achmad. Beliau salah satu orang yang bisa memberikan inspirasi baru dalam hidup saya. Saya sengaja mengajak pak Achmad untuk bercerita sedikit tentang kehidupannya, sekaligus untuk mencari inspirasi tambahan. Dan Alhamdulillah beliau bersedia.

Menurut saya, beliau tidak hanya menjadi orang yang sukses dalam karir, akan tetapi juga dalam membina keluarganya. Masya Allah, sangat menginspirasi. Melihat amanahnya yang begitu banyak, tak sempat saya terpikirkan tentang kondisi keluarganya. Ya pada saat itu yang menarik bagi saya adalah melihat kesuksesannya di dunia bisnis. Ternyata keberadaannya saat ini lebih dari yang saya bayangkan. Selain menjadi pimpinan di beberapa perusahaan, memiliki usaha diluar, beliau juga aktif dalam membina kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Tak cukup dengan itu, pak Achmad juga dianugerahi seorang anak yang menjadi penghafal Alquran. Anak pertamanya saat ini sudah hafal 20 Juz dan anak keduanya sudah hafal 14 Juz. Nah bagaimana bisa menciptakan kondisi keluarga yang indah seperti itu di sela kesibukannya mengemban amanah yang menumpuk?

Sore itu, sembari menunggu waktunya berbuka puasa, saya buka diskusi empat mata.

“Apa yang bisa membuat hidup Bapak berubah (menjadi sukses), saya sempat dengar kalau Bapak juga lahir dari keluarga sederhana.” Tanya saya.

Dimulai dari pertanyaan itu, beliau menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh liku. Walau kurang lebih hanya satu jam saja. Tapi setidaknya dari pertemuan singkat itu saya mendapatkan pencerahan hidup.

Diawali dengan cerita tentang latar belakang keluarganya yang sederhana dan permasalahan-permasalahan kehidupan yang mengiris hati. Saya menggaris bawahi bahwa hidup sukses dan mulia itu adalah manakala kita bisa BERSABAR dengan keadaan yang telah Allah tetapkan. Itulah pesan awal beliau. Kesabaran telah memberi kekuatan pak Achmad dan ibunya agar tegar dalam menjalani hidup. Adakah kesuksesan tanpa KESABARAN?

Kedua, belajarlah untuk selalu TANGAN DI ATAS. Karena tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Beliau bercerita: “Semasa saya masih kecil, saya sedang duduk dengan ibu. Datang seorang pengemis, tapi kami tidak punya uang. Saya pikir tidak ada yang bisa diberikan. Lalu ibu berkata: “Kalau kita tak punya uang, beri pengemis itu makanan atau ajak sejenak pengemis itu istirahat dan ambilkan minum untuknya.”

Pak Achmad sejak kecil selalu diajarkan oleh ibunya untuk TANGAN DI ATAS. Dan saya memang diam-diam sering memperhatikan beliau kalau lagi jalan bersama. Ya saya percaya bahwa kebiasannya untuk selalu TANGAN DI ATAS masih beliau jaga dengan baik. Dan bukankah Allah akan selalu mengganti setiap kebaikan kita dengan sesuatu yang lebih baik?

Ketiga, “SILATURAHIM.” Dalam dunia bisnis, jaringan = sukses. Tapi dalam bahasa kita (bahasa dakwah, kebetulah beliau juga sebagai penggiat dakwah di kota Bekasi), SILATURAHIM = SUKSES (Dibukakan pintu rejeki). “Barang siapa yang bergembira jika dilapangkan rejeki dan dipanjangkan umur, maka sambunglah silaturahim.” (HR. Bukhari)

Keempat, “FOKUS dengan kelebihan atau mengembangkan keahlian, jangan paksakan diri untuk fokus menutupi kelemahan. Nanti habis waktu antum untuk hal-hal yang kurang produktif.” Pada dasarnya setiap insan memiliki potensi diri yang natural untuk bisa dikembangkan secara maksimal. Maka belajarlah untuk mendahulukan apa yang menjadi keahlianmu.

Kelima: “Sukses itu MEANINGFULL.” Keberadaan kita menjadi sumber manfaat untuk banyak orang. Kita dikenal karena adanya dukungan orang lain. Tanpa pengakuan orang lain dan tanpa cinta dari orang lain, kita bukan siapa-siapa. Maka dari itu berlomba-lombalah dalam melakukan kebaikan. Karena sebaik-baik manuasia adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk orang lain. ”Rasulullah SAW bersabda,”Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Sebagai penutup beliau menambahkan bahwa sesungguhnya kesuksesan adalah ANUGERAH. Dan anugerah itu mutlak datang dari Allah. Tidak ada satupun kejadian di bumi ini yang lepas dari kehendak-Nya. Sebaik-baik rencana manusia, masih lebih baik rencana Allah. Sehebat apapun makar yang telah manusia buat, tetap Allah yang akan menentukan.

Nah, hal-hal diatas yang mempengaruhi kesuksesan beliau di dunia bisnis dan juga keistiqomahannya di dalam dakwah ini. Menjadi ahli dunia itu biasa. Tapi kalau juga bisa jadi ahli surga, kenapa nggak?

Untuk mengupas lebih dalam lagi tentang kehidupan pak Achmad hingga sukses membina bisnis dan keluarganya yang belum sempat saya jelaskan. Insya Allah beliau akan menghadiri agenda TALKSHOW pada bulan oktober 2015 di Universitas Mh.Thamrin. Jadilah salah satu pendengar yang bisa memetik banyak inspirasi dalam kehidupannya.

“Sukses bukan sekadar menanam benih kebaikan di dunia, karena ada tempat yang lebih indah (Surga). Pastikan anda sukses berinvestasi untuk tinggal di sana.”

Hidup dalam keberkahan dan penuh manfaat || Alumni LDK AL-IQTISHAD
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...