dakwatuna.com – Macedonia. “Tolong bukakan pintu perbatasan. Pertimbangkan wanita hamil, anak-anak, dan orang-orang terluka,” kata Muhammed Usman Khan.
Imigran dari Kashmir ini berada di perbatasan Macedonia yang tampaknya menjadi titik transit utama imigran gelap, kebanyakan dari Timur Tengah, yang ingin pindah ke daratan Eropa.
Sebagaimana diberitakan Anadolu Agency (kantor berita Turki), ratusan orang bermalam di perbatasan sebelah selatan Macedonia, dan mencoba masuk ke negara itu pagi harinya.
Hanya saja Pemerintah Macedonia menolak menetapkan keadaan darurat pada Kamis lalu (20/8/2015) dan menempatkan personil tentara untuk memasang pagar dan menjaga perbatasan.
Aparat kepolisian bahkan dikabarkan menembakkan gas air mata pada Jumat lalu (21/8/2015) untuk menghadang imigran yang memaksa masuk ke Macedonia melalui pintu selatan, yang berbatasan dengan Yunani.
“Saya tidak datang ke Macedonia untuk tinggal dan hidup di sini. Saya hanya menggunakan negara ini untuk mencapai Eropa. Saya akan pergi ke negara yang masih menghargai manusia. Saya ingin tinggal di tempat yang tidak ada diskriminasi. Ini adalah negara saya, sebagaimana hal kamu, karena kita sama-sama manusia,”kata Khan memelas penjaga perbatasan.
Imigran yang lain bernama Mahmud Sukru berasal dari Suriah mengatakan bahwa dirinya memulai perjalanan panjang untuk keamanan keluarganya dari konflik berdara negaranya.
“Saya berasal dari al-Qamishli, kota di sebelah timur laut Suriah yang berbatasan dengan Turki. Saya ingin pergi ke Jerman, hanya untuk hidup dan aman,” kata Sukru. (rem/dakwatuna)
Sumber: Anadolu Agency
Redaktur: Rio Erismen
Beri Nilai: