Topic
Home / Berita / Nasional / 70 Tahun Merdeka Ancaman Global untuk NKRI Cukup Serius, DPR: Pertahanan Harus Diperkuat

70 Tahun Merdeka Ancaman Global untuk NKRI Cukup Serius, DPR: Pertahanan Harus Diperkuat

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) - Ilustrasi.  (kaskus.co.id)
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) – Ilustrasi. (kaskus.co.id)

dakwatuna.com – Jakarta. Krisis global saat ini terjadi di semua bidang mulai dari politik, sosial, ekonomi, kemanusiaan, keamanan hingga budaya. Kedaulatan negara-negara di dunia (nation-state) menjadi terancam, tidak terkecuali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Anggota Komisi Pertahanan DPR RI, Ahmad Zainuddin mengatakan, keutuhan NKRI hari ini dan di masa mendatang sangat dipengaruhi oleh krisis global yang sedang berlangsung.

“Kita ingatkan lagi tentang Hankamrata, Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta. Ini harus kita perkuat lagi dan terus perkuat. Karena ancaman global terhadap NKRI cukup serius,”ujar Zainuddin di Jakarta, dalam siaran persnya, Selasa (18/8).

Zainuddin mengatakan hal itu berkaitan dengan refleksi 70 tahun perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dia menjelaskan, Hankamrata sudah diatur dalam UU No 34 tahun 2004, yang menjelaskan bahwa Hankamrata adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman.

Berdasarkan undang-undang tersebut, menurut politisi PKS dapil DKI I ini, masalah pertahanan, keamanan dan kedaulatan RI bukan hanya tanggung jawab TNI dan Polri. Kompleksnya ancaman terhadap NKRI dari dalam dan luar, maka semua komponen rakyat Indonesia bertanggung jawab atas kedaulatan dan keutuhan NKRI.

Dia juga mengatakan, aspek pertahanan tidak selalu terkait dengan alutsista dan TNI. Karena menurutnya, postur dan alustsista TNI saat ini sudah berkembang cukup baik melalui program modernisasi TNI. Anggaran yang dialokasikan negara untuk mencapai Mininum Essential Force (MEF) TNI secara bertahap juga sudah terpenuhi.

“Namun modernisasi TNI itu untuk menghadapi dan menangkal ancaman tradisional militer dari luar. Ada ancaman non-tradisional yang lebih serius, seperti krisis pangan, konflik regional, terorisme, kejahatan transnasional, infiltrasi budaya. Karena itu pertahanan semesta harus dilihat lagi, diperkuat,” tegas anggota tim pengawas intelijen Komisi I DPR ini.

Dia mencontohkan lagi dalam bidang ekonomi. Dunia saat ini mengalami kelesuan pertumbuhan ekonomi, Yunani sudah bangkrut, ekonomi Eropa dan AS juga belum sepenuhnya pulih. Krisis ekonomi dunia demikian dapat menggoyang keutuhan NKRI. Pengalaman krisis 1998 harus menjadi pelajaran.

Apalagi saat ini, dia menambahkan, pertarungan dua ekonomi raksasa yaitu AS dan China terjadi di berbagai kawasan, termasuk di kawasan Asia Tenggara yang harus menjadi perhatian.

“Karena itu pemerintah harus ambil kebijakan ekonomi yang tepat. Pondasi ekonomi kita harus kuat. UMKM harus betul-betul diperhatikan,” ucapnya.

Jika formula kebijakan ekonomi yang diambil keliru, menurut Zainuddin bukan tidak mungkin pertaruhannya adalah keutuhan dan kesatuan NKRI. Terutama ekonomi yang berkaitan langsung dengan aspek kebutuhan pangan rakyat.

Dalam bidang lain, dia melanjutkan, krisis sosial-politik di Timur Tengah, fenomena ISIS dan masalah Palestina. Episentrum krisis memang terjadi di Timur Tengah, tapi gelombangnya bisa mencapai ke Indonesia.

“Dalam negeri ada masalah Papua yang belum selesai. OPM sampai saat ini belum dapat dituntaskan. Sementara mereka melakukan internasionalisasi Papua. Terakhir kasus Tolikara. Belakangan, simbol-simbol PKI ada yang menghidupkan lagi, ” jelasnya.

Begitupun krisis dalam bidang lainnya seperti budaya, pendidikan, teknologi, energi, dan pangan yang dampaknya juga dapat merusak tatanan sosial sehingga mengancam keutuhan bangsa. Aspek lainnya tak kalah penting adalah intelijen.

“Globalisasi memberi dampak yang luar biasa terhadap kedaulatan negara. Ancaman tidak lagi hanya bersifat militer. Ancaman non-tradisional lebih dahsyat. Karena itu intelijen kita juga harus dimodernisasi,” imbuh anggota Tim Pengawas Intelijen Komisi I DPR ini. (abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization