dakwatuna.com – Yogya. Hingga Bulan Agustus 2015, pengaruh musim kemarau semakin dirasakan oleh masyarakat DIY, khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah rawan kekeringan seperti Gunungkidul.
Menurut keterangan warga saat ini mulai kesulitan dalam mencari air, beberapa warga harus berjalan ratusan meter untuk mencari sumber air tak jarang mereka harus beli yang menyebabkan beban hidup semakin berat dirasa oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Berdasarkan data yang didapatkan dari beberapa sumber, tercatat 21 kecamatan yang berada di DIY rawan kekeringan.
Untuk itu PKPU Yogyakarta mengerahkan Emergency Response Unit untuk melaksanakan Program Berbagi Air, yaitu program pendistribusian air bersih ke beberapa wilayah rawan kekeringan.
“Kami telah mengerahkan personil Emeregency Response Unit untuk mengatasi kekeringan, tahap pertama tim telah mendistribusikan 180.000 liter air kepada penduduk di wilayah Gunungkidul. Tahap kedua kami akan distribusikan 250.000 liter ke wilayah Gunungkidul, Bantul dan Sleman,” ungkap Akhta Suendra, selaku Kepala Bidang Pendayagunaan PKPU Yogyakarta.
Selain itu Emergency Response Unit juga berkoordinasi dengan BPBD Gunungkidul dan BPBD Bantul serta relawan local PKPU untuk memetakan wilayah terdampak kekeringan dan kebutuhan warga yang berkaitan dengan respon kekeringan seperti kebutuhan water torn maupun jerigen.
“Kami menyiapkan personil Emergency Response Unit sekaligus Program Berbagi Air hingga Bulan Oktober, semoga selepas Bulan Oktober hujan telah turun,” kata Muhammad Soleh selaku Komandan Emergency Response Unit PKPU Yogyakarta. (Afik/kismo/Yogya/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: