Belajar Bahasa Inggris dengan Padukan Kemampuan Kognitif-Psikomotor

Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Mengisi kegiatan anak di sore hari bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan kegiatan istana anak. Bagi relawan Sekolah Guru Indonesia – Dompet Dhuafa, kegiatan ini familiar. Istana anak merupakan kegiatan produktif bagi siswa dan masyarakat sekitar di daerah penempatan. Bisa berupa kegiatan Taman Pendidikan Alquran, membaca, bercerita, menulis, membuat kerajinan, belajar mengulang materi pelajaran yang sudah didapat di sekolah, les privat, bahkan menonton film dan bermain. Inti dari kegiatan istana anak adalah pemanfatan waktu luang dengan kegiatan produktif yang dikemas dengan menyenangkan.

Nah, belajar tidak melulu berkutat dengan ballpoint dan buku. Apalagi belajar Bahasa Inggris, tentunya bisa dilakukan dengan cara yang seru. Belajar Bahasa Inggris tentang warna untuk anak SD kelas bawah tak perlu begitu serius. Cukup siapkan kertas origami and lets play. Masing – masing anak dibekali beberapa potong kertas origami berbagai macam warna. Setelah anak-anak dirangsang dengan warna- warna berikan kesempatan pada mereka untuk menyebutkannya dalam Bahasa Indonesia. Kalau mereka sudah bisa menyebutkannya dalam Bahasa Inggris sekaligus, berarti kita tinggal mendukung dan mengulangnya saja. Sekarang giliran guru. Kita bisa membimbing mereka dengan jalan “ucap dengan keras dan diulang” sambil mengangkat kertas origami yang sesuai denngan dua bahasa, Indonesia- Inggris. Merah-red, repeat please….

Maka anak-anak akan serempak menirukan “merah- red” dengan suara lantang. Tentunya suara mereka memberikan nuansa semangat, memecah sepi ruangan.

Dalam praktek fun-learning nya, guru tinggal sebut satu per satu warna dan anak-anak akan beradu tepat dan cepat dalam menjawab. Ketika guru menyebut hijau….. Anak-anak akan mencari origami warna hijau yang sudah disusun dengan kreativitas mereka mengangkatnya tinggi tinggi sambil menyebut green. Bisa juga dilakukan sebaliknya, guru menyebut green dan anak-anak yang sudah menemukan warna origami yang dimaksud maka akan mengangkatnya dan berucap “hijau”. Ini belajar dengan cara sederhana, anak-anak bisa saja merasakannya sebagai permainan. Begitu semangatnnya, anak-anak bahkan sampai mengangkat origami ambil, meloncat. Saking groginya, merekapun terkadang hanya bisa terkekeh karena panik diburu waktu ketika ingin segera menemukan warna yang disebut oleh sang guru.

Dalam pembelajaran menggunakan strategi ini, terjadi pengoptimalan penggunaan perpaduan kemampuan, antara kognitif dan psikomotor . Daya tangkap anak-anak menyebutkan warna dalam dua bahasa, itulah kemampuan kognitif. Gerak anak mulai dari angkat tangan hingga meloncat merupakan sisi psikomotor. Keduanya bisa dipadukan sehingga kemampuan kognitif dan psikomotor terasah bersamaan. Bagaimana, seru bukan? Tertarik untuk mencoba dan berbagi keceriaan bersama mereka? Selamat mencoba.

Alhamdulillah sempat bergabung dengan divisi pendidikan di Sekolah Guru Indonesia-Dompet Dhuafa (SGI-DD) sebagai relawan guru untuk wilayah penempatan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (2014-2016) Saat ini menjadi bagian di School of Life Rumah Cahaya (Alam-Montessori-Islami)
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...