dakwatuna.com – Khartum. Departemen pertambangan Sudan, Rabu (29/7/2015) kemarin, menandatangai kontrak penambangan emas dengan perusahan Rusia, Siberian. Penambangan akan dilakukan di dua provinsi, River Nile dan Red Sea.
Penandatanganan kontrak yang dilakukan di istana kepresidenan juga dihadiri Presiden Omar Bashir dan beberapa pejabat lainnya. Dalam sambutannya, menteri pertambangan, Ahmad Al-Sadiq Al-Karuri, mengatakan, “Ini adalah kontrak yang luar biasa, akan memberikan banyak manfaat untuk rakyat Sudan. Cadangan emas yang ada di River Nile dan Red Sea mencapai 46 ribu ton.”
Dimulainya penambangan emas ini, menurut pemerintah Khartum, bisa menggantikan devisa negara yang hilang dari penambangan minyak setelah pisahnya Sudan Selatan, Juli 2011 yang lalu. Karena kebanyakan ladang minyak saat ini berada di wilayah selatan. (msa/dakwatuna)
Sumber: Alaraby