dakwatuna.com – Vietnam. Di pusat kota Ho Chi Minh Vietnam tak sulit untuk menemukan restoran yang menyajikan makanan halal, meski umat Islam di Vietnam merupakan minoritas. Bisnis makanan halal ini meningkat seiring dengan maraknya kunjungan turis muslim ke Vietnam.
Salah satunya Ibrohim Hub and Cafe yang terletak di sebelah Masjid Ar-Rahim, yang dimiliki oleh pengusaha asal Malaysia yang berkongsi dengan warga negara Singapura keturunan Indonesia dan Vietnam.
Sebagaimana diberitakan BBC (28/7/2015), pengusaha asal Malaysia, Zol Aznan Harun, mengatakan prospek bisnis makanan halal di Vietnam ini sangat besar, bahkan hanya dalam hitungan bulan saja, cukup banyak pengunjung cafe dan hotelnya, meskipun tidak berlokasi di kawasan wisata.
“Tamu saya dari Indonesia pun ada, dari Singapura, dari Arab, Tunisia, mereka keliling sekitar sini mencari makanan halal, dan banyak juga dari turis Malaysia setelah ada penerbangan langsung ke sini, saat Ramadan sepi tapi ketika sebelum Ramadan dan waktu liburan ada sekitar 30 orang tinggal dan makan di sini,” jelas Zol.
Selain wisatawan muslim, Zol Aznan juga menyasar umat Islam di Ho Chi Minh sekitar 5.000 orang juga merupakan pasar yang berkembang. Zol mengaku sengaja memilih lokasi yang tidak di kawasan wisata karena harga sewa relatif murah sekitar 2.500 dolar AS perbulan.
Dia berharap lokasi cafe dan penginapan yang berdampingan dengan masjid Ar-Rahim ini mudah diketahui oleh wisatawan asal Malaysia dan Indonesia serta dari negara-negara Arab dan Afrika yang menjalankan salat di sana.
Selain menyediakan makanan untuk disantap, Zol Aznan juga juga menjual makanan kemasan dan olahan seperti sosis beku, bumbu masak, mie instan yang telah mendapatkan sertifikasi halal.
“Kami belum melakukan pengiriman barang melalui kargo atau impor langsung karena mahal, jadi kebanyakan barang-barang tersebut kamu bawa lewat rombongan yang datang sekalian bawa barang,” jelas Zol Aznan.
Hotel untuk Muslim
Bisnis makanan halal dan juga hotel yang menyasar wisatawan muslim telah digeluti oleh warga Vietnam dari etnis Cham, Yusuf bin Sulaiman, sejak beberapa tahun terakhir dengan membangun Saigon Sabah Hotel dan restoran.
“Saya berpartner dengan rekan saya orang Sabah sejak beberapa tahun ini mendirikan hotel dan juga restoran halal, sulit memang mencari makanan halal di sini, memang ada yang menjual juga di daerah pasar Benh Tran (lokasi wisata) tapi tak banyak,” kata Yusuf.
Selain wisatawan muslim, Yusuf mengatakan tamu hotelnya yang bertaraf bintang tiga ini juga berasal dari berbagai negara Eropa.
Sementara Zol Aznan dan rekan bisnisnya mengincar wisatawan dengan dana minim. Di lokasi yang sama dengan cafe, Zol juga menyediakan kamar-kamar bagi wisatawan muslim, dengan tarif murah.
“Kamar ini disediakan untuk budget travelers harganya pun sangat murah, banyak wisatawan yang hanya makan ataupun juga menginap di sini,” kata Zol.
Turis Muslim
Meningkatnya jumlah turis Muslim juga mendorong munculnya perusahaan jasa wisata yang khusus menawarkan tur Muslim di Vietnam, salah satunya adalah Muslim Travel Vietnam, yang berdiri sejak 2007 lalu.
Nur Ain dari perusahaan Muslim Travel Vietnam mengatakan khusus melayani wisawatan muslim yang berkunjung ke Vietnam, ke tempat wisata dan juga ke restoran yang menyajikan makanan halal.
“Para turis ini senang berbelanja dan juga berwisata ke tempat-tempat yang berkaitan dengan kehidupan muslim di Vietnam, dan kami juga mengajak mereka ke restoran yang telah memiliki sertifikat halal di Ho Chi Minh, tak banyak memang pilihan restorannya ini,” jelas Nur Ain.
Para turis Muslim ini lebih banyak mengunjungi masjid-masjid dan kawasan wisata lainnya seperti kampung muslim di Vietnam, tetapi juga menyediakan makanan halal bagi para pengguna jasanya.
Nur Ain mengatakan turis muslim yang berkunjung ke Vietnam sebagian besar berasal dari Malaysia dan Indonesia, serta beberapa negara Arab dan Eropa meski jumlahnya relatif kecil jika dibandingkan dengan dua negara tersebut.
Menurut dia jumlah turis muslim yang menggunakan jasa muslim Travel Vietnam meningkat sampai 30% dari tahun lalu.
“Kami rata-rata melayani 30 grup yang berjumlah 800 orang per bulannya, dan jumlahnya meningkat sampai 30 persen dibandingkan tahun lalu,” jelas Nur Ain.
Menurut data resmi pemerintah Vietnam pada tahun 2014 , jumlah wisawatan yang berasal dari Malaysia mencapai 324.563 dan Indonesia 68.628 orang. Sementara data sampai Juni 2015 menyebutkan jumlah wisatawan Malaysia dan Indonesia ke Vietnam mencapai 168.512 orang dan 32.325 orang. (bbc/rem/dakwatuna)
Redaktur: Rio Erismen
Beri Nilai: