Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Jenis-Jenis Persuami-Istrian Di Dunia

Jenis-Jenis Persuami-Istrian Di Dunia

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Pada umumnya, manusia hanya mengenal persuami-istrian antara lelaki dan perempuan yang diikat oleh tali pernikahan. Padahal, hakikatnya persuami-istrian di dunia ini meliputi seluruh aspek kehidupan, multidimensi, makro-mikro; baik yang bersifat jasmani maupun rohani, lahir maupun batin, nyata maupun ghaib.

Dalam lafadz Basmallah (bismillaahir rahmaanir rahiim) terkandung konsep persuami-istrian antara sifat Ar-Rahman (cinta keluar, cinta horisontal, cinta komunal) dan Ar-Rahim (cinta ke dalam, cinta vertikal, cinta personal). Selain memiliki sifat Ar-Rahman, Allah swt memiliki sifat Ar-Rahim. Manusia pun demikian, selain memiliki istri Ar-Rahman, ia juga memiliki istri Ar-Rahim. Demikian mestinya yang berlaku di dunia ini, sehingga lafadz basmalah tersebut tidak bisa dibalik menjadi bismillaahir rahiimir rahmaan.

Berikut beberapa jenis persuami-istrian, di antaranya:

  1. Persuami-istrian antara Tuhan dengan semua makhlukNya

Tuhan itu bagaikan suami bagi semua makhkukNya. Ia menyediakan segala sesuatu, alam semesta ini dengan segala kandungannya. Ia menciptakan untuk para istriNya (makhluk) seperti udara, air, gunung, sistem galaksi, planet, hewan, tumbuhan, sel, darah, dan lain-lain. sahamNya 100% ada pada setiap kehidupan apapun dan siapapun.

Ia mendidik pada istriNya untuk hanya sedikit saja meluangkan waktu untuk mengingatNya, dan melakukan sedikit upacara pernyataan cinta kepadaNya, yaitu lewat ibadah dan dzikir. Para istriNya dipimpin oleh manusia sebagai khalifah (mandataris, direktur) alam semesta. Komisarisnya ya Tuhan sendiri, sedangkan wakil komisarinya adalah Muhammad saw. Lewat Muhammad, Sang Komisaris Utama menentukan garis-garis besar haluan kehidupan umat manusia dan alam semesta.

  1. Persuami-istrian antara umat manusia dengan alam semesta

Dari pola persuami-istrian nomor satu di atas, maka umat manusia adalah semacam suami bagi istri yang berupa alam semesta, seperti tanah, angin, hutan, laut, batu, pohon, binatang, dan sebagainya. Di akhirat kelak, manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala istrinya itu pada Hari Pengadilan Akbar, Hari Audit Agung.

  1. Persuami-istrian antara pemerintah dan rakyatnya (raja-kawula)

Pemerintah (raja) adalah suami, sedangkan rakyat (kawula) adalah istrinya. Apa yang terjadi pada negara, haruslah berpedoman pada prinsip tanggung jawab dan cinta kesuamian Tuhan atas makhlukNya (persuami-istrian nomor satu).

  1. Dan jenis persuami-istrian lainnya

Persuami-istrian Manusia Secara Individu

Sedangkan manusia sebagai pribadi, ia memiliki dua istri, yaitu istri Ar-Rahman dan istri Ar-Rahim.

Rasulullah saw memiliki istri Ar-Rahman yaitu ummatnya. Bagi Kanjeng Nabi, kaum Muslimin adalah istri utamanya. Makanya, ketika beliau hendak dicabut nyawanya, berulang kali ia menyebut ummatii, ummatii; bukan Aisyah, Aisyah, Aisyah. Istri Ar-Rahimnya Nabi adalah Khadijah, yang bersamanya justru beliau memberi berbagai kontribusi yang sangat besar secara Ar-Arahman.

Setelah Khadijah wafat, istri Ar-Rahim beliau adalah Aisyah. Istri-istri beliau yang lain di masa sepuhnya adalah istri-istri dalam konteks Ar-Rahman (istri-istri sosial) yang diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sosial, seperti banyaknya janda-janda akibat peperangan, sejumlah wanita teraniaya, jumlah lelaki-        perempuan yang tak seimbang, dan lain-lain.

Kaum Muslimin bersemayam di kalbu terdalam Rasulullah saw, terkadang bak salju yang menyejukkan, terkadang pula seperti api membara yang membakar dada beliau. Kanjeng Nabi tidak memiliki masalah pribadi dengan manusia atau umatnya. Tetapi setiap malam beliau tak henti tahajud dan menangis.

Yang Rasulullah tangisi bukan dirinya sendiri dan bukan istri Ar-Rahimnya Khadijah, melainkan istri Ar-Rahmannya, yaitu umat Islam. Salah satu hal yang beliau tangisi adalah karena kaum Muslimin yang istri utamanya tidak pernah benar-benar meletakkan beliau sebagai suami atau istri yang utama.

Dalam hampir semua bagian dari sejarahnya, kaum Muslimin lebih memperistrikan (lebih akurat: mempermaisurikan) harta-benda, jabatan-kekuasaan, kepentingan pribadi/golongan, keserakahan dunia. Allah dan Muhammad hanya disebut-sebut seringkali dalam konteks kepentingan untuk memperoleh keuntungan materi, kekuasaan, ketenaran, pujian, dll.

Suami-Istri Kita

Istri Ar-Rahim kita adalah ibunya anak-anak. Sedangkan istri Ar-Rahman kita adalah orang lain, orang banyak, masyarakat, pekerjaan, jabatan, murid, bawahan, lingkungan, tanaman, hewan, bangsa dan negara, dll. Semua manusia, semua makhluk, semuanya, segalanya.

Hakikat Poligami

Istri Ar-Rahman kita tidak hanya satu, bisa seratus, seribu, sejuta, bahkan tak terhingga. Oleh karena itu, sejatinya setiap manusia hidup berpoligami.

Maka …..,

Silakan engkau meluangkan waktu untuk merenunginya, menyelami kerangka prinsip persuami-istrian makro-mikro tersebut.

Silakan engkau sibuk oleh dinamika pemikiran dan internalisasi untuk tak pernah berhenti memperbaiki kehidupan yang dalam berbagai skala, sesungguhnya merupakan kehidupan persuami-istrian.

Silakan engkau hampir tak punya waktu untuk memanjakan individualitasmu sendiri, karena dirimu penuh berisi istri-istrimu yang berupa kehidupan sosial dan kemaslahatan alam.

Silakan engkau menemukan kelelahan yang nikmat karena berkonsentrasi pada tema Ar-Rahman, pada cinta sosial, pada proses penyembuhan sejarah manusia, pada pencarian solusi yang terus-menerus atas problematika masyarakat, bangsa dan negara.

Silakan engkau berinteraksi siang-malam dengan kesulitan dan penderitaan orang-orang di sekitarmu, sehingga percayalah, di kebanyakan waktu engkau pasti lupa pada syahwatmu sendiri.(Bandung Lor; 2 Juli 2015)

Terinspirasi dari buku “Istriku Seribu” karya Emha Ainun Nadjib

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Pegiat literasi dan pendiri TBM �Rumah Cahaya� Boyolali. Mulai aktif di dunia kepenulisan dari tahun 2006 ketika bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) Depok. Karya-karyanya berupa artikel, esai, maupun cerpen dimuat di berbagai majalah dan surat kabar lokal maupun nasional. Sudah menulis 5 buku solo dan 8 buku antologi. Selain aktif menulis, juga menjadi pembicara pada berbagai workshop dan training kepenulisan, juri berbagai lomba menulis, pendamping kids writing, narasumber di beberapa radio swasta Islam, termasuk kegiatan yang bersifat sosial seperti pelatihan menulis dan mendongeng untuk yatim-piatu dan kaum dhu�afa. Tahun 2009-2011 dipercaya sebagai Ketua FLP Depok. Tahun 2011-2013 diamanahi sebagai Humas FLP Wilayah Jakarta Raya. Saat ini dipercaya lagi memimpin FLP Soloraya (2013-2015). Selain di FLP, juga aktif di organisasi keagamaan dan sosial-kemasyarakatan, organisasi nirlaba, komunitas, termasuk mendirikan taman baca (TBM Rumah Cahaya) di rumah sederhananya. Ayah dua anak ini juga menjadi Direktur CV Madina Publika.

Lihat Juga

Pemimpin Chechnya Tagih Janji Mo Salah Kembali Kunjungi Grozny

Figure
Organization