Topic
Home / Keluarga / Kesehatan / Tradisi Mudik dan Persoalan Kesehatan

Tradisi Mudik dan Persoalan Kesehatan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (aktualpost.com)
Ilustrasi. (aktualpost.com)

dakwatuna.com – Setiap bulan Ramadhan tiba apalagi di minggu-minggu akhir bulan Ramadhan penggunaan kata mudik di pemberitaan-pemberitaan media massa, baik online maupun cetak dan media televisi pasti gencar. Dengan kata lain kata mudik hampir setiap saat kita dengar. Di samping itu tulisan mudik di spanduk-spanduk atau banner-banner pun di sepanjang jalan kian gencar sebagai contoh kalimat mudik seperti: mudik safety first-keluarga menunggu, ayo mudik bareng, selamat mudik semoga sampai tujuan, nebeng mudik, posko mudik lebaran.

Kata mudik berasal dari kata bahasa Jawa ngoko yaitu mulih dilik yang berarti pulang sebentar. Mudik menurut wikipedia adalah kegiatan perantau / pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Menurut hemat penulis Mudik adalah kegiatan seorang pekerja perantauan untuk kembali ke kampung halamannya dalam waktu sebentar dengan tujuan ketemu keluarga atau orang tua. Dengan demikian maka dalam konteks lebaran mudik adalah seorang pekerja perantauan untuk kembali ke kampung halamannya dalam waktu sebentar dengan tujuan ketemu keluarga atau orang tua secara langsung untuk mengungkapkan permohonan maaf dan rasa rindunya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain itu tentunya juga yang utama adalah sowan atau nyekar dengan orang tua. Biasanya transportasi yang digunakan dalam bermudik itu masing-masing pemudik berbeda- beda tergantung tingkat ekonominya antara lain pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dapat digunakan untuk mudik. Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia.

Cendekiawan Muslim Nurcholis Madjid pernah mengemukakan bahwa lebaran adalah hari raya kemanusiaan. Karena itu wajar, jika setiap 1 Syawal seluruh umat Islam saling maaf-memaafkan dan saling mengunjungi, sebab sikap seperti itu memang yang dianjurkan agama. Setiap umat islam pada hari Raya tersebut, sepatutnya tampil sebagai manusia dengan nilai-nilai yang setiap setahun. Tradisi mudik lebaran yang setiap setahun sekali diiringi dengan tradisi minal aidin walfaidzin penuh kemuliaan mempunyai gravitasi (gaya tarik), hingga membuat anggota masyarakat di dalam komunitasnya tercerai berai oleh karena “gerak-rotasi” pencarian nafkah hidup, yang selalu memendam rasa romantika rindu ingin membangun kembali tali silaturahim terhadap orang tua, kakak, abang, adik, sanak keluarga atau teman sejawat yang sudah lama ditinggalkan. Dalam lintasan waktu tradisi mudik bagi orang tertentu yang telah lama di tanah rantau ternyata juga mampu merangkum beragam bentuk potensial sosial religiusitas yang cukup dalam, selain juga merangkum emosi atau pengukuhan mitos – yang lebih luas. Di dalam tradisi mudik juga harus diakui banyak terakumulasi kesadaran doctrinal, yang mungkin irrasional, yang mungkin menjadi karakter kepribadian setiap manusia, yang mempertaruhkan kehidupannya di Jakarta.

Persoalan kesehatan saat mudik lebaran harus dicegah agar ketika kita berada di kampung halaman, benar-benar menikmati kebersamaan dengan keluarga besar yang tentu sangat jarang bisa kita rasakan. Saat akan kembali ke tempat perantauan pun kesehatan juga harus dijaga, agar kita tidak sakit dan bisa masuk kerja sesuai jadwal. Masalah Kesehatan tersebut adalah infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran pernapasan, penyakit lama yang kambuh, gangguan kesehatan perjalanan, dan kecelakaan lalu lintas.

Menurut Ratna Dewi Pudiastuti ( 2011: 15-58 ) dalam bukunya yang berjudul “waspadai penyakit pada anak“ menyatakan bahwa:

  1. Ada 4 penyakit yang di timbulkan karena gangguan pernapasan karena infeksi yaitu 1). TBC, 2). Bronkitis, 3). Bronkiolitis, 4). Pneumonia.
  2. Ada 1 penyakit yang di timbulkan karena alergi pada sistem pernapasan yaitu 1). Asma.
  3. Ada 3 penyakit yang di timbulkan karena gangguan akibat infeksi yaitu 1). Diare, 2). Disentri, 3). Demam Typoid.

Menurut Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE pada dasarnya ada empat masalah kesehatan yang dapat terjadi pada pemudik:

  1. Kecelakaan lalu lintas, dalam berbagai bentuknya. Hal ini utamanya karena pengemudi lelah, mengantuk, tidak sehat, tidak mematuhi rambu / aturan lalu lintas, dan kondisi kendaraan tidak baik.
  2. Penyakit yang didapat dalam / akibat perjalanan jauh, misalnya diare karena jajan tidak bersih contohnya infeksi saluran napas akut.
  3. Penyakit lama yang menjadi kambuh karena perjalanan jauh dan melelahkan, misalnya asma, hipertensi, diabetes mellitus.
  4. Penyakit lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan perjalanan, tetapi kebetulan terjadi pada saat sedang dalam perjalanan mudik.

Adapun beberapa langkah-langkah pencegahan yang dapat diimplementasikan oleh pemudik agar sampai ke kampung halamannya dalam keadaan sehat dan selamat yaitu:

Menurut Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE bahwa untuk pencegahan pemudik dalam persoalan kesehatan yaitu dengan cara:

  1. Mengecek kesehatan sebelum mudik, cek kesehatan sangat penting dilakukan apabila pemudik tersebut sudah lama mengidap penyakit tertentu, yakni hipertensi dan asma.
  2. Memilih penjaja makanan yang higienis,
  3. Mengonsumsi obat sesuai aturan.
  4. Memberikan perhatian khusus kepada kaum lanjut usia
  5. Mematuhi peraturan lalu lintas.
  6. Selain itu, bagi warga yang baru pulang kerja agar tidak langsung terburu-buru memulai perjalanan mudik,sebaiknya beristirahat terlebih dahulu hingga kondisi badan fit.

Menurut Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Samsuridjal Djauzi berpendapat bahwa untuk pencegahan pemudik dalam persoalan kesehatan yaitu dengan cara:

  1. Pola makan para pemudik ketika berbuka puasa hingga sahur harus dijaga teratur. Dari berbuka puasa hingga sahur yang berdurasi sekitar 10 jam, frekuensi makan bisa ditambah hingga tiga kali.
  2. Banyak minum. Dalam perjalanan, para pemudik wajib meminum enam gelas air putih saat sahur sehingga terhindar dari dehidrasi.
  3. Dengan pola waktu istirahat dan makan yang bergeser selama lebaran, para pemudik perlu waktu istirahat yang cukup. Biasanya setelah makan, kadar gula dalam tubuh menurun. Akibatnya, kondisi badan pun mudah lelah.
  4. Agar beristirahat setelah mengemudi selama empat jam,
  5. Pemudik yang mengendarai kendaraan sendiri perlu berhati-hati meminum obat ketika sedang sakit. Kebanyakan obat influenza mengandung zat antihistamin yang dapat membuat kantuk jika meminumnya. Pemudik perlu teliti membaca peringatan yang tertera dalam obat.

Menurut Ade Rai mantan atlet binaraga nasional mengatakan bahwa untuk pencegahan pemudik dalam persoalan kesehatan yaitu dengan cara:

  1. Pemudik perlu menyiapkan makanan yang mengandung karbohidrat, seperti roti, ubi, dan singkong. Makanan itu bisa menambah tenaga ketika menempuh perjalanan jauh.
  2. Selain itu, mengonsumsi vitamin C secukupnya.
  3. Bagi pemudik tidak boleh mengalami stres ketika terjebak macet selama berjam-jam. Ketika stres, penyakit lama bisa kambuh. Ungkapnya.

Menurut Menteri Kesehatan Nila Moeloek bahwa untuk mewaspadai berbagai macam risiko kesehatan dalam bermudik, salah satunya keracunan makanan dari makanan dan minuman, perjalanan panjang, macet dan terbatasnya waktu untuk mencari makanan bersih sebagaimana biasa yang selalu dihadapi pemudik yaitu dengan cara:

  1. Kebersihan diri selama mudik itu harus diperhatikan, seperti mencuci tangan dengan air yang mengalir.
  2. Menggunakan masker untuk melindungi diri. Hal ini berkaitan dengan banyaknya penyakit menular.
  3. Dan untuk terus waspada terhadap virus MERS-CoV dan influenza.
  4. Tidak hanya keracunan makanan, infeksi berbagai penyakit menular juga meningkat mengingat kebersihan biasanya terabaikan. Kelelahan di perjalanan yang memakan waktu lama juga memicu kambuhnya penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, dan asma.
  5. Untuk tidak sembarangan menerima pemberian makanan dan minuman dari orang tak dikenal.

Demikianlah beberapa langkah-langkah bagaimana perjalanan mudik kita agar tetap sehat dan selamat sampai tujuan. Akan merasakan sebuah kehangatan keluarga yang luar biasa manakala di hari Idul Fitri kita bisa ketemu keluarga besar dan saling maaf memaafkan dalam kondisi sehat dan selamat. Mari persiapkan segala sesuatunya untuk mudik lebaran agar tetap sehat dan selamat sampai ke kampung halaman.

Literatur

  • https://id.wikipedia.org
  • http://health.kompas.com
  • http://www.beritaterbaru.co.id
  • http://palembang.tribunnews.com
  • https://amstrong26071970.wordpress.com
  • http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com
  • Dewi P, Ratna. 2011. Waspadai Penyakit pada Anak. Jakarta: PT INDEKS.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Pengurus PAC GP ANSOR Jatibarang Brebes Jawa Tengah. Pondok Pesantren Mahadut Tholabah Babakan Lebaksiu Tegal 1994-2000. MTs N Model dan MAN Babakan Lebaksiu Tegal 1994 - 2000. D2 PAI STAI Cirebon (A.Ma). S1 PAI STAI Bakti Negara Slawi Tegal (S.Pd.I). S2 PAI UNWAHAS Semarang (M.Pd.I).

Lihat Juga

Zakat Sebagai Solusi Masa Depan BPJS Kesehatan

Figure
Organization