Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Siapa di Balik Pembunuhan Jaksa Agung Mesir?

Siapa di Balik Pembunuhan Jaksa Agung Mesir?

Aksi serangan bom yang menewaskan jaksa agung Hisham Barakat. (fj-p)
Aksi serangan bom yang menewaskan jaksa agung Hisham Barakat. (fj-p)

dakwatuna.com – Kairo. Sehari sebelum dimulainya gerakan revolusi besar-besaran melawan penguasa kudeta militer 30 Juli besok, terjadi serangan bom yang menarget konvoi mobil jaksa agung, Hisham Barakat. Ledakan bom ini menandakan kegagalan penguasa kudeta dalam memenej krisis yang saat ini menimpakan mereka pasca serangkaian hukuman mati yang dijatuhkan kepada lawan politik. Penguasa kudeta sedang mengalami krisis kepercayaan masyarakat dunia yang marah dengan vonis-vonis tersebut.

Ledakan bom ini juga akan digunakan sebagai jalan keluar dari berbagai krisis lain baik politik, ekonomi, sosial, maupun keamanan. Di waktu yang sama akan membuat buruk wajah lawan politik mereka, terutama jamaah Ikhwanul Muslimin. Walaupun sudah dengan jelas jamaah Ikhwanul Muslimin menyatakan tidak akan pernah menggunakan alternatif kekerasan dalam mengembalikan pemerintahan yang sah.

Jaksa agung adalah pejabat tertinggi yang menjadi korban aksi serangan bom, setelah upaya pembunuhan yang terjadi pada menteri dalam negeri, Muhammad Ibrahim tahun 2013 yang silam. Saat itu jamaah Anshar Baitil Maqdis (sekarang bernama Wilayah Sinai) dinyatakan sebagai pelakunya, walaupun dalam hitung-hitungan As-Sisi dan penguasa kudeta, memang Ibrahim sudah harus disingkirkan untuk menghilagkan keburukan-keburukannya.

Kejanggalan Seperti Biasanya

Seperti pada peristiwa-peristiwa sebelumnya, serangan bom kali ini juga sarat dengan kejanggalan. Serangan ini terjadi sehari setelah Wilayah Sinai mempublikasikan aksi pembunuhan atas 5 pejabat kejaksaan di Sinai yang terjai bulan lalu. Sama persis dengan peristiwa serangan bom atas menteri dalam negeri, Muhammad Ibrahim. Saat itu terpublikasikan video-video seperti ini yang tak jelas sumbernya.

Namun demikian banyak pengamat keamanan meragukan keterlibatan Wilayah Sinai dalam kasus-kasus seperti ini. Para pengamat mendasarkannya pada peristiwa serangan bom atas kantor polisi di provinsi Daghaliyah. Saat itu terjadi penarikan pasukan pengamanan beberapa saat sebelum terjadi ledakan. Hal yang sama terjadi juga pada ledakan gereja Al-Qidisin di kota Alexandria.

Saat itu ledakan terjadi di kantor polisi yang merupakan tempat paling sulit untuk dijangkau pelaku peledakan karena ketatnya pengamanan. Yang lebih mengherankan lagi adalah adanya awak stasiun televisi yang telah siap siaga merekam dan mencover peristiwa ledakan di lokasi langsung.

Siapa Yang Diuntungkan?

Banyak sekali keuntungan bagi pihak tertentu dalam peristiwa ledakan kemarin. Mengetahui keuntungan itu setidaknya bisa menjadi petunjuk mengarahkan siapa yang berada di balik ledakan tersebut.

Di antara keuntungannya adalah mendorong pihak peradilan untuk terus menjatuhkan vonis-vonis berat kepada para penentang kudeta. Apalagi korban kali ini adalah termasuk pucuk tinggi dalam lembaga peradilan.

Menjadi mukadimah dan dalih bagi operasi besar-besaran melawan lawan politik, terutama jamaah Ikhwanul Muslimin.

Menjadi dalih untuk melakukan aksi balas dendam di daerah Sinai.

Memuluskan jalan untuk maju dalam pelaksanaan vonis mati terhadap para pemimpin Ikhwanul Muslimin, termasuk di antaranya Presiden Mursi. Apalagi saat ini media, baik dalam maupun luar negeri, sedang santer membicarakan tentang teror dan terorisme.

‘Mensetankan’ lawan politik, terutama di media mainstream, sehingga menjadi musuh bersama rakyat Mesir. Apalagi saat ini revolusi melawan kudeta sedang kembali bangkit mengambil momen ulang tahun kudeta militer hari beberapa hari lagi.

Aksi-aksi ledakan yang terjadi bisa menjadi dalih untuk polisi dan militer lebih memegang kendali dalam banyak bidang. Ada psikologi ketakutan masyarakat yang akan tercipta sehingga membuat mereka semakin tunduk kepada polisi dan militer. Hal inilah yang dilakukan militer Aljazair setelah melakukan kudeta militer atas kelompok Islam yang memenangkan pemilu tahun 1992. (msa/dakwatuna)

Sumber: Klmty

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization