Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Tausiyah Cinta: Surat Gagah Hamas yang Mengharukan

Tausiyah Cinta: Surat Gagah Hamas yang Mengharukan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Surat yang mengharukan (spesial)
Surat yang mengharukan (spesial)

dakwatuna.com – Apa yang diharapkan seorang aktor film terhadap tokoh yang ia perankan? Hamas Syahid Izzuddin, pemeran Azka di film “Tausiyah Cinta” garapan Bedasinema Pictures yang akan tayang Oktober tahun ini, menuturkan melalui surat cinta dengan kalimat yang sangat gagah.

Alhamdulillah wa syukurillah…

Segala puji hanya milik Allah yang memberi saya kesempatan bertemu dengan teman-teman di keluarga Bedasinema Pictures & @tausiyahku.

Memerankan tokoh AZKA buat saya adalah sebuah anugerah yang sangat luar biasa karena saya bisa sedikit berkontribusi untuk dakwah dan syiar Islam. Semoga ke depan saya bisa terus istiqomah.

Sejujurnya saya sedang berproses menuju kehidupan yang lebih baik sebagai hamba Allah.

Saya bukan seorang yang ideal yang banyak tahu tentang Islam, pemahaman saya tentang Islam lebih banyak saya ketahui dan lihat dari sosok orangtua saya yang menjadi pejuang dakwah sejak mereka kuliah.

Merekalah yang mengenalkan nilai-nilai keislaman secara hidup dan nyata sampai hari ini. Saya menghabiskan masa sekolah di sekolah umum sehingga sangatlah sedikit informasi yang saya tahu tentang syariat.

Maka wajarlah dengan memerankan sosok AZKA ini memotivasi saya untuk mengenal lebih dalam tentang dakwah, perjuangan, hidup dan kehidupan yang sesungguhnya di akhirat kelak.

Bagi saya AZKA mengajarkan tentang beberapa poin kehidupan yang sangat membekas dalam hidup saya.

  1. AQIDAH

Sosok anak muda yang diberi karunia oleh Allah dengan indahnya ciptaan-Nya. Tidak membuat dia menjadi pongah dan jauh dari Allah.

Dia tahu untuk apa dia diciptakan. Azka tau kemana dia akan menuju. Hidupnya adalah rangkaian ibadah dari mulai membuka mata sampai menutup mata kembali sebagaimana ayat yang berbunyi “Wa ma khalaktul jinni wal insa illa liya’buduun”.

Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

  1. AKHLAK

AZKA benar-benar menerjemahkan hadits Rasulullah SAW secara nyata sebagai mana sabda beliau “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.

Kondisi dunia yang menjadikan materi sebagai tujuan sehingga membuat banyak manusia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yg mereka inginkan.

Nilai-nilai perjuangan sebagai anak manusia sudah mereka tinggalkan.

Bagaimana akhlak kepada orangtua, menghormati yang tua menyayangi yang muda, sikap terhadap orang yang lemah, Bagaiman hubungan dengan manusia secara keseluruhan, sikap pemimpin yang melindungi rakyatnya dst adalah barang langka yang sulit dicari.

Sosok AZKA memperlihatkan itu..

  1. SOSIAL

AZKA sebagai sosok yang ingin menjadi kan dirinya pribadi rabbani, yg dekat dengan Rabb nya. Juga berupaya memberi kemanfaatan untuk orang lain dalam bentuk amal-amal dakwah yang dilakukan. Azka tidak cuma menjadikan dirinya sosok yang sholeh secara personal tetapi hidupnya dia persembahkan menjadi pribadi yang sholeh secara sosial.

Di sinilah pelajaran yang saya ambil dalam kondisi kekinian saat ini betapa kita sudah melupakan rasa peduli terhadap sesama. Padahal sesungguhnya di balik kesuksesan kita ada doa orang-orang yang lemah.

  1. AZKA SANGAT MENCINTAI ALQURAN

Azka mengajarkan bahwa usia dan waktu tidak bisa ditawar maka hari-hari nya diisi dengan maksimalnya ibadah bagaimana upaya dia untuk menghafal Alquran karena bagi hamba-hamba yang menjadi seorang hafidz maka menjadi keluarga Allah yang dimuliakan, memberi hadiah terindah buat kedua orangtua nya di Yaumul akhir.

  1. Dari semua keidealan seorang AZKA tetapi ternyata dia juga seorang manusia yang punya banyak kelemahan. AZKA punya salah, punya kecewa, punya kelalaian dan punya ketidakmampuan. Inilah sisi kemanusiaannya perjalanan di ending film ini menunjukkan kepada saya betapa hidup ini adalah perjalanan takdir. Semua adalah ketentuan Allah. Everything is good, All is well. Apapun takdir-Nya adalah kebaikan, tinggal bagaimana berdamai dengan takdir tersebut. Perjalanan hidup AZKA menguatkan saya bagaimana bentuk berdamai dengan takdir itu.

Setelah menjalani proses syuting yang pertama ini buat saya. Ada hal yang sangat membekas dalam hidup saya bahwa hidup ini adalah sementara dan senda gurau belaka sebagaimana dalam Alquran, Allah berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 20. Kesan ayat ini begitu membekas dalam hati saya.

“Dunia adalah etape pendek menuju kehidupan hakiki tapi karena pendek godaannya begitu besar”.

Semoga Allah menjaga saya dan kita semua sampai ke tujuan akhirat kita dengan selamat.

Wallahualam.

Salam penuh rindu karena Allah

Hamas Syahid Izzuddin

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Koordinator Syiar Humas Badan Dakwah Rohani Islam (Badaris) BSI Jakarta. Menulis bagi saya adalah kebutuhan tak ubahnya makanan jiwa. Kebahagiaan sebagai seorang penulis ketika tulisan saya mendatangkan manfaat buat orang lain.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization