dakwatuna.com – Seiring dengan dilegalkannya pernikahan sejenis (Lesbian-Gay-Biseksual-Transeksual) di sejumlah negara Eropa dan Amerika, Pengurus Pusat Pemuda PUI angkat bicara. “LGBT adalah melawan takdir dan menantang azab Allah. Semua agama tidak memperbolehkan pernikahan sejenis. Coba bayangkan, hewan saja tidak mau kawin dengan sejenis. Apalagi manusia yang memiliki akal sehat” terang Raizal Arifin.
Sebagai negara yang menjunjung nilai moral dengan semangat menegakkan konstitusi. Azam sapaannya menilai bahwa negara Indonesia tidak memiliki perundangan yang mendukung LGBT. “Dalam Pancasila dan UUD 1945, tidak ada pasal yang membuka pelegalan LGBT. Ini harus dilawan. Ini salah satu penyakit yang melatarbelakangi tersebarnya HIV/AIDS. Mereka bisa sembuh kok dengan terapi dan keinginan untuk berubah,” jelasnya lagi.
Karenanya, Azam mengajak semua komponen bangsa untuk terus menggalang kekuatan melawan LGBT. Kekhawatiran ini bukan semata tidak menghormati HAM, justru ini menegakkan HAM bagi semua. “Ulama, tokoh masyarakat dan pemerintah serat seluruh lapisan masyarakat harus membendungnya. Jangan sampai karena ulah kelompok ini, moral bangsa hancur. Pikiran HAM itu harus dibalik. Orang sehat dan bersih juga harus dilindungi oleh HAM. Bukan sebaliknya,” ajaknya di Jakarta, 29/06/2015.
Tidak hanya itu, Azam juga memperingati bagaimana dibinasakkannya kaum sodom di jaman nabi Luth ‘Alahissalam. “ingat kaum sodom yang berprilaku penyuka sejenis dibinasakan. Kita tidak mau, gara-gara kaum LGBT, kita terkena azab Allah. Naudzubillahimindzalik. LGBT harus kembali ke fitrah jangan mengikuti hawa nafsu, “ pungkas Azam.
Pengurus Pusat Pemuda Persatuan Ummat Islam
(PEMUDA PUI)
Ttd.
Raizal Arifin
Ketua Umum