Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz

Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cover buku "Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz".
Cover buku “Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz”.

Judul: Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz
Penulis: Amirul Ulum
Penerbit: Pustaka Musi
Tahun: 2015
Tebal buku: 332 halaman
ISBN: 602-14832-5-1

Ulama Besar Masjidil Haram asal Indonesia

dakwatuna.com – Indonesia kini merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia. Bagaimana tidak, jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam mencapai 182 juta. Ini berarti 12,8% dari jumlah muslim sedunia berada di Indonesia. Berkembangnya Islam di Indonesia ini tidak lepas dari peran para ulama’ negeri Hijaz yang merupakan tempat lahirnya Islam.

Dahulu ketika negara Indonesia belum merdeka dan masih terkenal dengan sebutan Nusantara, banyak dari para penduduknya yang hijrah ke negeri Hijaz yang sekarang menjadi negara Arab Saudi. Para penduduk Nusantara yang hijrah ke negeri Hijaz itu selain untuk menghindari kekejaman dari para penjajah yang menguasai wilayah Nusantara, mereka juga bertujuan memperdalam wawasan keislaman mereka kepada para ulama’ yang mengajar di Masjidil Haram.

Para penduduk Nusantara mulai berdatangan kesana pada abad ke-17. Setelah waktu berlalu dan semakin banyak penduduk Nusantara yang datang ke Hijaz, muncullah kampung Al-Jawi penduduknya merupakan para pendatang dari Nusantara. Setelah kemunculan kampung tersebut, mulai muncul juga beberapa nama dari Nusantara yang cukup berpengaruh dengan keilmuannya. Bahkan dari mereka ada yang menjadi imam di Masjidil Haram.

Nusantara telah banyak mempunyai kader terbaiknya yang mengajar di Masjidil Haram seperti Syaikh Nawawi al-Bantani. Ulama asli Banten ini merupakan keturunan dari Sultan Hasanudin dan Sunan Gunung Jati. Sebelum pindah ke Hijaz, Syaikh Nawawi sempat melakukan rihlah belajar ke beberapa pesantren di Jawa Barat dan pada usia 15 tahun Syaikh Nawawi diizinkan oleh ibunya untuk melanjutkan pengembaraannya dalam menuntut ilmu ke Negeri Hijaz. Kerendahan hati Syaikh Nawawi disertai dengan kedalaman ilmunya membuat setiap pengajian beliau selalu ramai dipenuhi oleh para pelajar. Bahkan tercatat ada sekitar 200 pelajar yang setia untuk menghadiri majlis ilmunya di Masjidil Haram. Hal itu karena ilmu yang diajarkan bukan hanya satu bidang, hampir semua cabang ilmu islam beliau kuasai seperti fiqih, tafsir, hadits, teologi, tasawuf dan lain-lain. Dari berbagai macam ilmu beliau dapat kita rasakan sekarang melalui karya-karya beliau yang sampai sekarang masih banyak dikaji di pesantren-pesantren salaf seperti Kasyifatu al-Saja, al-Maroqi al-‘Ubudiyah dan masih banyak lagi karya-karya beliau. Beberapa karya yang sampai kepada kita itu dibawa oleh murid-murid beliau yang menjadi ulama-ulama yang dihormati di Indonesia seperti Syaikhona Kholil Bangkalan, Kyai Hasyim Asy’ari, Kyai Ahmad Dahlan serta Kyai Shaleh Darat Semarang. (hal35-46)

Selain murid-murid Syaikh Nawawi banyak yang menjadi ulama besar ketika pulang ke Indonesia, ada juga murid beliau yang menjadi ulama besar di Hijaz, seperti Syaikh Mahfudz at-Turmusi yang berasal dari desa Termas kabupaten Pacitan. Beliau merupakan ulama yang sangat dihormati, bahkan ada salah satu dari murid Syaikh Mahfudz at-Turmusi yaitu mufti Bombay, India Syaikh Sa’dullah al-Maiman jika ada muslim dari Indonesia yang singgah di Bombay maka akan dijamu layaknya seorang raja meskipun yang datang itu hanya orang biasa. Semua itu dilakukan semata-mata untuk menghormati Syaikh Mahfudz at-Turmusi. (hal.87)

Kehadiran buku “Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz” ini merupakan catatan sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Sebab mereka telah membawa harum nama Indonesia di kancah keilmuan internasional. Dalam buku ini, Amirul Ulum mengupas biografi 26 Ulama aswaja asal Nusantara yang mempunyai prestasi-prestasi gemilang di Negeri Hijaz.

Selain menceritakan biografi para ulama, pada bagian awal buku ini diceritakan juga sejarah bagaimana proses Islam masuk ke Indonesia dari berbagai sumber beserta media-media yang digunakan untuk menyebarluaskan agama Islam di Indonesia ini. Dengan bahasa yang komunikaif dan sederhana, cerita dalam buku ini begitu nikmat untuk dibaca dan dinikmati. Ceritanya dapat memberikan kita spirit baru untuk meneladani tokoh-tokoh dalam buku ini yang tanpa kenal lelah untuk mencari ilmu dan akhirnya dapat membawa nama Indonesia go internasional dangan keilmuannya.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa fakultas Syari�ah UIN Walisongo Semarang.

Lihat Juga

Rekonsiliasi Tidak Gratis, Israel Jamin Keamanan Arab Terhadap Ancaman Iran

Figure
Organization