Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Penulis Cilik dari Pelosok Pandeglang

Penulis Cilik dari Pelosok Pandeglang

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Nurhasanah)
Ilustrasi. (Nurhasanah)

dakwatuna.com – Empat purnama sudah aku lalui di daerah yang sangat indah. Di negeri dengan ikon hewan langka, Badak ini, aku menghabiskan waktu untuk memenuhi panggilan hati. Berbagi dengan anak-anak daerah terpencil ternyata sangatlah menyenangkan. Aku senang berbagi ilmu, berbagi kebahagiaan dan berbagi senyuman. Itulah saat ini yang membuatku merasa tak bosan di daerah yang serba keterbatasan. Serba keterbatasan itu ternyata sangatlah asyik. Aku sudah bisa menjadi bagian dari warga-warga di kampung ini. Mereka saling peduli, kompak dan ramah.

Setiap pukul 14.00- 16.00 WIB aku selalu mengadakan istana anak. Istana anak adalah kegiatan produktif bagi anak-anak untuk bisa belajar sambil bermain. Aku terkadang menyelipkan les bahasa Ingggris dan Matematika pada malam harinya, agar mereka bisa belajar juga. Daripada mereka hanya menonton televisi dengan program yang sepertinya tak layak bagi mereka tonton.

Siang itu, aku dikejutkan dengan secarik kertas yang aku temukan di atas meja kerja tepat di kantor sekolah. Ternyata surat itu ditulis oleh seorang siswaku. Eka, siswi terbaik yang ada di sekolah itu menuliskan sesuatu, tetapi surat itu bukan ditujukan untukku. Melainkan untuk Gubernur Banten sendiri. Pesan singkat yang ingin dia sampaikan berbunyi “Selamatkan pendidikan kami di SDN Sindangresmi 2 serta perbaiki jalan yang ada di daerah kami pak.”

Eka Putri Bima, anak usia 10 tahun ini memiliki bakat untuk menjadi seorang penulis cilik. Tulisan yang sudah anak ini hasilnya berupa cerpen dan puisi. Cerpennya luar biasa menarik dan puisinya sudah menggunakan bahasa yang sudah sangat bagus sekali. Entah dari mana anak ini belajar. Tetapi setiap kali ditanya tentang cita-citanya, dengan lugas anak ini menjawab ingin menjadi guru sekaligus penulis cerpen yang hebat dan terkenal.

Saat ini karya tulisan yang dihasilkan sudah mencapai 14 tulisan, di antaranya 6 buah puisi dan selebihnya adalah cerpen. Cerpennya pernah aku masukkan ke dalam sebuah koran online. Dan Alhamdulillah dimuat. Sekarang akupun terus menyemangatinya untuk bisa menuliskan apa saja yang ada dalam pikirannya. Ide-ide tersebut tidak boleh terlewatkan untuk menjadi sebuah tulisan yang spektakuler.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Relawan Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa. Penempatan Kab. Pandeglang-Banten.

Lihat Juga

Menulis Artikel di Media Massa

Figure
Organization