Haqi, Siswa Kelas XI SMA yang Hafizh Al-Quran 30 Juz

Haqi (berslayer putih) bersama ustadz dan teman-teman di Camp Mahabbatul Al Quran. (Siti Saidah)

dakwatuna.com – Ahad pekan ke-2 bulan Juni menjelang bulan suci Ramadhan menjadi Ahad teristimewa bagi ayah Dono Pratomo dan Ummi Hamidah Dwi Agustini. Kedua mata mereka gerimis bukan karena sedih tapi karena berbahagia Ananda Abdul Majid Jaisyulhaq berhasil menuntaskan 30 Juz hafalannya.

Haqi demikian biasa dipanggil sedang mengikuti Program khusus Quran Fun Camp yang diselenggarakan Rumah Penghafal Quran Mahabbatul Quran tanggal 26 Mei sampai 14 Juni (Program 20 hari ). Haqi berhasil menuntaskan sisa hafalannya 17,5 Juz dalam 20 hari. Haqi mulai menghafal sejak usia sekolah dasar. Kelas 1 SMP hafal 2 Juz, kelas 2 SMP hafal 5 Juz, kelas 3 SMP hafal 5,5 Juz. Total anak ke 2 dari 5 bersaudara ini rampung 12,5 Juz bersamaan tuntasnya pendidikan jenjang SMP. Ummi Hamidah berbagi kisahnya.

Remaja yang lahir di Jakarta bertepatan dengan hari kemerdekaan hampir 17 tahun yang lalu di mata Umminya memiliki karakter menonjol, sebagai pribadi yang pemberani dan percaya diri sejak kecil. Haqi kecil sering menghilang jika ke tempat-tempat baru, ketika hari pertama masuk sekolah Haqi berkeliling kelasnya juga kelas- kelas yang lain, tidak seperti anak-anak lain yang agak takut-takut masuk kelas. Haqi membuka setiap pintu ruang kelas di sekolahnya untuk mengetahui seisi ruangan. Haqi pun bisa naik sepeda dan motor sendiri tanpa ada yang mengajarkan. Di usia SMP Haqi mewakili sekolahnya di kota Depok lomba Tahfizh Juz 29-30 dan berhasil merebut juara 1 juga piala dari walikota Depok.

Remaja yang berpenampilan umumnya remaja lain ini mengungkapkan perasaannya ketika menuntaskan hafalannya. “Sangat senang dan merasa sangat bersyukur terhadap karunia yang telah Allah SWT berikan kepada saya, karena orang yang dipilih oleh Allah untuk menjaga kalimahNya bukanlah orang sembarangan, Allah akan memilih hambaNya dengan benar-benar selektif untuk menjaganya”, ujarnya haru.

Motivasi terkuat Haqi berasal dari dirinya sendiri walau awalnya juga dari dorongan orangtua, karena Haqi sangat ingin membanggakan orangtuanya. Ia juga mengungkapkan tertarik menghafal sejak kelas 7 SMP semester 2 tahun 2011. Ketika bersekolah di SMPIT Al A’raf Boarding School Sukabumi, tempat pertama kali lancar membaca Al Quran, dan mulai menghafal Juz ke30 dengan naghom Syeikh Al Mathrud.

Haqi mengungkapkan tidak ada sama sekali paksaan dari orang tua, melainkan memang senang menghafal, terlebih berkesempatan menjadi imam, ia senang bila bacaannya maksimal dan bisa khusyuk menikmatinya. Haqi pernah berhenti menghafal, karena seperti remaja lain iapun suka dengan tantangan baru, mencari pengalaman hidup dan bermain seperti layaknya remaja lainnya. Haqi juga mulai belajar berbisnis hingga bisa memenuhi salah satu hobinya fotografi dengan membeli kamera dan motor sendiri.

Namun kerinduan untuk menuntaskan hafalannya demikian kuat memanggilnya hingga ada penawaran Program Camp Quran 40 hari di penghujung bulan Mei 2015. Subhanallah kerinduan Haqi dibalas Allah dengan tuntas menghafal separuh dari target pihak penyelenggara yaitu 20 hari. Waktu yang tersisa kini digunakan Haqi untuk memantapkan hafalan 30 juznya. Subhanallah…

Ayah Dono Pratomo, Haqi, Umi Hamidah Dwi Agustina ketika wisuda Haqi sebagai hafizh Al-Quran. (Siti Saidah)

Ayah Dono tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, sangat bangga dengan anak kedua yang juga putra pertamanya. Menurutnya, bagaimanapun Haqi hari ini adalah karena peran Istrinya Hamidah yang ia pinang 20 tahun yang lalu, termasuk bersama memilihkan nama. Jaisyulhaq itu bermakna kemauan yang sangat kokoh. Teristimewa ketika melanjutkan ke sekolah menengah atas Haqi tidak bersekolah di Boarding atau pesantren, melainkan SMAIT. Ini memutus anggapan bahwa penghafal AL Quran mestilah nyantri. Orangtua dari remaja yang sudah pintar berbisnis dan membeli sendiri sepeda motornya ini bersyukur karena bersama istrinya bermitra mendidik, membimbing, mengikuti langsung setiap tumbuh kembang kelima anaknya sejak dini.

Ayah Dono mengungkapkan motivasi bisa mencetak anak-anak menjadi penghafal Al Quran adalah karena Allah. Buatnya masing-masing anak adalah bintang kehidupan, yang punya nyala dan nyali menyinari orbitnya dan menjadi pedoman jalan bagi yang menyaksikannya, mengenali dan mengembangkan potensi masing-masing titipan Allah adalah tugas terpenting sebagai orang tua.

Haqi yang bercita-cita ingin menjadi pengusaha dan bisa membantu penuh ke depan seluruh pergerakan Islam di dunia berbagi kiat-kiatnya menghafal Al Quran kepada remaja sebaya:

  • Niat yang benar, fokus dan konsentrasi dan carilah tempat yang benar-benar bisa fokus dan tidak ada satu orang pun yang bisa mengganggu sampai mendapatkan target.
  • Jika sudah duduk di tempat yang nyaman, bacalah 1 halaman Al Quran dengan sangat pelan dan di hayati sampai 10 kali, kalau perlu sampai menangis, insya Allah, 75% kita sudah sangat terbayang 1 halaman itu dan insya Allah lancar.
  • Hafallah satu ayat terlebih dahulu, dan jangan lompat ke ayat selanjutnya sampai ayat yang itu lancar dengan benar, jika sudah lancar dengan ayat 1, bisa lompat ke ayat selanjutnya, lakukan seperti sebelumnya.
  • Jika sudah lancar, gabungkan ayat pertama dan ayat kedua, begitu seterusnya. Ingat ! Jangan biarkan ada yang mengganggu sampai mendapatkan target.
  • Jika surah yang ditemukan berisikan dengan ayat-ayat yang pendek-pendek, seperti surah Al Hijr, Asy Syu’ara, Ash Shaffat, dsb. Bacalah juga 10x dengan sangat pelan, tetapi bedanya, dalam 1 halaman bisa membagi dalam 3 bagian, menjadi masing-masing 5 baris.
  • Bacalah masing-masing bagian 10x dengan pelan, insya Allah, langsung hafal dan lancar. Insya Allah jika melakukannya, bisa mendapatkan 1 halaman dalam waktu 15-20 menit.
  • Jangan lupa untuk selalu berkata “mudah” dalam menghafal Al Quran.

Tahniah wa barakallah Ananda Haqi, Ayah Dono, bunda Hamidah, SMAIT Tunas Bangsa, juga Rumah Penghafal Al Quran Mahabbatul Quran.

Ibu 3 anak, penggiat keterbukaan informasi yang sehat dan ramah, penulis kolom komunikasi keluarga majalah Maharti.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...