Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Anak / Pemberian Makan yang Responsif, Cara Mengatasi Anak Susah Makan!

Pemberian Makan yang Responsif, Cara Mengatasi Anak Susah Makan!

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Kalau kita jalan-jalan di sore hari atau pagi hari, mungkin kita sering melihat ibu-ibu sedang berjalan-jalan dengan anaknya sambil menyuapi mereka makanan. Dari pemandangan itu tak jarang kita melihat anak-anak menolak untuk makan atau mereka akan cenderung mau makan ketika sambil bermain. Hal ini terkadang membuat sang Ibu kesal. Permasalahan lain yang dihadapi oleh ibu-ibu ini adalah anaknya hanya mau makan dengan makanan tertentu saja, misalnya ada anak yang hanya mau makan kalau memakai mie instan dan cenderung tidak mau makan sayur. Hal ini diperburuk dengan kebiasaan ibu yang memaksakan anaknya untuk tetap memakan makanan yang sudah mereka siapkan sampai habis. Dalam keadaan seperti ini terkadang ibulah yang mengontrol secara penuh pemberian makan anak tanpa memperhatikan respon anak. Dalam proses menyuapi anak menjadi pihak pasif dan ibu menjadi pihak yang dominan, sehingga tidak memperhatikan respon anak. Padahal respon anak dapat menunjukkan kepuasan anak terhadap makanan, kondisi mereka sudah kenyang atau belum. Proses menyuapi juga bisa menyebabkan misinterpretasi orangtua karena kurangnya komunikasi verbal maupun nonverbal yang terjadi. Seringkali orangtua mengintrepetasikan penolakan anak untuk makan sebagai sinyal kurangnya nafsu makan dan ketidaksukaan anak terhadap makanan. Padahal penolakan ini bisa saja merupakan wujud dari otonomi anak yang merasa tertekan dengan pemaksaan yang dilakukan ibu untuk makan, waktu makan yang beubah-ubah atau karena mereka merasa tidak lapar.

Oleh karena itu dalam pemberian makan pada anak orangtua harus menerapkan prinsip pemberian makan yang responsif. Apa itu pemberian makanan yang responsif? Bagaimana caranya? Apa saja manfaatnya? Mari simak pembahasan berikut ini.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai manfaat pemberian makan yang responsif, mari kita bahas terlebih dahulu tentang bagaimana cara pemberian makan yang responsif. Pemberian makan yang responsif adalah sebuah cara pemberian makan di mana orangtua atau penjaga anak memberikan makan dengan cara memastikan bahwa konteks makan menyenangkan tanpa ada gangguan, misalnya suara tv atau sambil bermain, permainan dan tv dapat memecah konsentrasi anak untuk makan. Dalam pemberian makan anak duduk dengan nyaman, idealnya saling berhadapan dengan angota keluarga di meja makan agar anak dapat mencontoh orangtua saat makan, dan komunikasi dengan anak dapat terjalin, di sinilah anggota keluarga harus mencotohkan makanan yang sehat, karena anak dalam masa perkembangannya masih sering menduplikasi perilaku orang di sekitarnya.

Orangtua juga harus menawarkan makanan yang lezat dan sesuai tahap perkembangan, misalnya untuk bayi yang masih di bawah satu tahun bayi diberi makanan lunak. Makanan dberikan secara teratur sesuai jadwal, misalnya sarapan dilaksanakan pada jam 7 untuk setiap hari sarapan dilakukan jam 7 pagi, karena tubuh anak memiliki jam biologis yang dipengaruhi oleh pembiasaan. Jam biologis ini akan sesuai dengan waktu anak merasa lapar. Peka terhadap sinyal anak kelaparan dan kenyang; dan menanggapi anak dengan cara yang cepat dan sesuai dengan tahapan perkembangan. Mengajak anak bicara juga bisa dilakukan untuk menambah situasi menjadi lebih hangat. Inti dari pemberian makan yang efektif adalah memberikan makan pada anak dengan mengajak anak berinteraksi, memperhatikan respon anak serta memperhatikan sinyal lapar dan kenyang pada anak dan orangtua bertugas menorong anak makan bukan memaksa anak makan. Pemberian makan yang responsif ini dapat dimulai dari anak baru lahir saat masih masa pemberian ASI.

Pemberian makanan yang responsif memiliki beberapa manfaat yaitu dapat meningkatkan hubungan saling percaya antara anak dan orang tua karena ada komunikasi dua arah saat pemberian makan. Selain itu juga meningkatkan perilaku makan yang sehat dan menghindari gaya makan yang suka pilih-pilih melalui pencontohan yang dilakukan orangtua. Manfaat lain dari teknik ini adalah melatih kemandirian anak dalam makan. Melalui teknik ini anak akan memperoleh makanan sesuai dengan yang dibutuhkan karena anak tahu kapan dia merasa kenyang dan kapan dia merasa lapar. Teknik ini juga akan menurunkan stress pada anak karena mereka tidak lagi mendapat paksaan dan memperoleh otonomi mereka dalam hal makan.

Responsif feeding memiliki banyak manfaat. Nah akan lebih baik kalau kita mendorong anak kita makan daripada memaksa mereka makan, karena keduanya adalah hal yang berbeda. Karena dalam hal ini mendorong berarti orangtua memperhatikan respon anak sedangkan kalau memaksa orangtua adalah pihak yang dominan. Pemberian makan yang responsif adalah cara untuk mencapai hal tersebut. Nah, Anda lelahkan memaksa anak Anda makan? Saatnya Anda mencoba mempraktikan cara pemberian makan responsif.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi Ilmu keperawatan Universitas Indonesia, yang selalu ingin tahu dan terus mencari tahu tentang banyak hal. Seorang perempuan yang selalu ingin belajar dan memperbaiki diri. Karena lewat belajar kapabilitas dan kualitas diri akan terus meningkat. Begitulah cara dia memperbaiki diri. Karena ketika diri kita baik, kita bisa menebar manfaat yang baik.

Lihat Juga

UNICEF: Di Yaman, Satu Anak Meninggal Setiap 10 Detik

Figure
Organization