Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Agar Puasa Tak Sekadar Lapar dan Haus

Agar Puasa Tak Sekadar Lapar dan Haus

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (klinik fotografi Kompas)
Ilustrasi (klinik fotografi Kompas)

dakwatuna.com – Alhamdulillah, kita harus banyak-banyak memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya. Allah masih mengizinkan kita untuk ikut serta meraup keberkahan yang dikucurkan-Nya di bulan Ramadhan 1436 H. Banyak orang yang mengimpikan kesempatan ini, tapi panggilan Allah sudah mendahului. Maka, sepantasnya kita meningkatkan kesyukuran.

Bentuk kesyukuran itu bisa kita perlihatkan dengan sungguh-sungguh menjaga kualitas puasa yang kita lakukan. Puasa adalah amalan yang pahalanya Allah yang menentukan. Sebab, secara dzhahir kita bisa terlihat sedang berpuasa, tapi secara bathin puasa itu tidak berefek apa-apa. Kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari puasa yang seperti itu. Na’udzu billahi min dzalik.

Rasulullah saw pernah bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu selain lapar dan haus.” Artinya, puasanya tidak bernilai apa-apa. Tidak ada pahala, hikmah, dan manfaat yang didapatkannya selain lapar dan haus yang dirasakannya saja.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Orang yang berpuasa bisa saja sangat berhati-hati dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa, tapi tidak berhati-hati dari hal yang bisa membatalkan pahala puasanya. Ia tidak makan dan tidak minum, tapi aktivitas-aktivitasnya masih tidak terkontrol. Lisannya tidak terjaga, meskipun sedang berpuasa tetap saja ghibah (menggunjing), fitnah (menuduh), dan kadzib (berdusta).

Hal-hal yang demikian itu bisa membatalkan pahala puasa. Maka, saudara-saudaraku, kita harus benar-benar waspada dan hati-hati menjaga kualitas puasa kita. Harus selalu kita ingat, Allah selalu mengawasi apa yang kita lakukan selama berpuasa. Dan, Allah saja yang tahu apakah puasa kita masih layak diganjar dengan pahala atau tidak.

Mari membiasakan diri untuk selalu berjaga-jaga. Jangan sampai melanggar larangan dan mengabaikan perintah. Sebab, inilah yang diharapkan dari ibadah puasa Ramadhan. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah : 183)

Allah menyeru dengan panggilan iman. Sekali lagi, Allah menyeru dengan panggilan iman. Lalu, Allah menegaskan di akhir ayat ini Allah menegaskan tujuan akhir dari ibadah puasa yang telah diwajibkan ini, yaitu “agar kamu bertakwa.”

Sifat orang bertakwa adalah wara’ (berhati-hati). Ia selalu memuhasabahi dirinya sendiri. Setiap hendak melakukan atau mengucapkan sesuatu, ia akan berpikir apakah yang akan aku lakukan atau katakan ini baik atau tidak. Apakah itu bernilai dosa?

Kita berdoa, semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang bisa mempertebal ketakwaan kepada Allah selama bulan Ramadhan ini. Bagi orang yang beriman, derajat takwa adalah impian tertinggi. Sebab orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.

Allahummaj’alnaa minal muttaqqin, Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang yang bertakwa. Amiin

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan USU. Ketua �Al-Fatih Club�. Murid. Penulis. Beberapa karyanya yang sudah diterbitkan; Istimewa di Usia Muda, Beginilah sang Pemenang Meraih Sukses, Cahaya Untuk Persahabatan, dan lain-lain

Lihat Juga

Sambut Ramadhan dengan Belajar Quran Bersama BisaQuran

Figure
Organization