Bahan Bakar Kehidupan

Ilustrasi. (inet/Dakwatuna/hdn)

dakwatuna.com – Saya semakin yakin bahwa motivasi itu sangat penting. Bisa diibaratkan seperti bahan bakar kendaraan. Jika diisikan ke sebuah kendaraan, maka kendaraan itu akan bisa jalan. Hal itu saya rasakan saat di sekolah atau Musalah. Motivasi untuk belajar, mencapai impian, menjalani kehidupan, sangat luar biasa sekali. Ketika pelajaran, sebenarnya saya tidak terlalu mempentingkan apa yang diajarkan. Karena bisa baca sendiri. Tapi harus diperhatikan. Yang saya cari-cari adalah kata-kata motivasi yang disampaikan oleh guru. Makanya saya biasakan mencatat kata-kata hikmah beliau-beliau semua. Kalau tidak, biasanya saya masukkan ke kepala, kemudian merenungi sambil memejamkan mata dan membayangkan bagaimana rasnya jika di keadaan nyata.

Motivasi itu sangat perlu. Agar mendongkrak semangat orang-orang. Dengan begitu bisa kita katakan bahwa kita butuh orang lain. Kita butuh seorang “guru” kehidupan. Maka bersyukurlah bagi orang yang masih memiliki Ayah, Ibu, saudara, dan kerabat. Kalau tidak punya, bersyukurlah punya teman dekat yang selalu menemani kita. Kalau tidak punya, bersyukurlah punya tetangga yang baik. Yang selalu membantu kita jika susah. Meminjami kita uang saat tak punya uang. Kalau tidak punya juga, bersyukurlah masih punya Allah. Berkat-Nya, kita diberikan petunjuk untuk menjadi yang lebih baik.

Ketika seseorang sedang “mandeg”, perlu ada yang mendorong supaya bisa berjalan. Ketika pohon “ndoyong”, ada yang mendorong agar tegak kembali. Ketika murid-murid malas belajar, perlu diberi semangat agar bangun lagi. Maka beruntunglah orang-orang mendapat sebongkah motivasi. Masih ada tanda-tanda semangat untuk mencapai cita-cita. Orang yang tidak mendapat motivasi, semangatnya untuk mencapai cita-cita akan kering. Sungguh kasihan.

Terus, apakah orang yang tidak mendapat motivasi bisa sukses? Bisa. Bisa banget. Caranya dengan membuat motivasi diri. Meskipun juga ada sangkut pautnya dengan orang lain. Tapi asalnya dari diri sendiri. Jika tidak ada yang memberi penerangan kepada kita, kita buat penerangan sendiri. Jika tidak ada perusahaan yang mau menerima kita, kita bisa buat perusahaan sendiri. Jika tidak ada sekolah yang menerima tenaga kita sebagai pengajar dan pendidik, kita buat sekolah sendiri saja. Motivasi diri pokoknya.

Kita pasti sering melihat orang tua yang bekerja siang-malam. Pagi ke ladang. Sore pulang, langsung mengupas jagung. Malam mengupas jagung lagi. Terkadang saya ‘nggumun’ atau heran, “Kok bisa gitu yah”. Ayah saya mengatakan, “Kenapa orang tua kerjanya semangat? Karena termotivasi oleh si anak. Termotivasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Guna untuk membahagiakan keluarga. Maka tak heran orang-orang ‘besar’ membela-belakan korupsi, hanya untuk membahagiakan keluarga.

Kita juga sering melihat Ilmuwan-Ilmuwan yang merelakan waktunya untuk mengurusi makhluk hidup di hutan. Demi keselamatan bumi. Itu karena motivasi.

Kita perlu menonton acara motivasi seperti Mario Teguh Golden Ways, Kick Andy, dan lain sebagainya. Agar kita termotivasi.

Semangat kita yang redup, bisa muncul kembali. Motivasi memang terlihat remeh, nggak penting, ‘musproh’. Tetapi tidak. Motivasi sebanarnya sangat berguna sekali. Motivasi mengandung energi yang kasat mata, tapi dapat dirasakan. Motivasi bisa diibarkan percikan api, bisa memberikan rasa panas sampai membakar.

Dapat kita simpulkan bahwasanya motivasi itu perlu. Melakukan sesuatu tanpa adanya motivasi, hasilnya tidak akan maksimal. Tanpa motivasi, tidak mungkin bisa mencapai tingkat kesuksesan. Memang, bukan motivasi yang membuat kita berhasil. Melainkan usaha kita. Tapi sekali lagi, usaha bisa ada berkat ada cipratan motivasi. Makanya kita harus senantiasa memotivasi diri, agar tidak kehabisan bahan bakar. Jika bahan bakar sudah terisi, maka perjalan mencapai tujuan bisa dilakukan.

Semoga kita senantiasa mendapat petunjuk-Nya.

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...