Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Memaknai Kebebasan Dalam Jangkauan Islam

Memaknai Kebebasan Dalam Jangkauan Islam

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (alia.wordpress.com)
Ilustrasi. (alia.wordpress.com)

dakwatuna.com – Dari dulu hingga sekarang Islam masih saja menjadi guyonan orang-orang yang tidak menyukainya termasuk orang barat. Entah itu fundamentalis, radikalis, teroris, hingga yang terbaru ISIS. Itu semua mereka lakukan hanya untuk memojokkan Islam dan menjauhkannya dari kehidupan manusia, padahal mereka semua tahu apa yang ada pada agama ini sudah tepat. Namun, mereka gengsi dan tidak ingin mengakui kebenaran yang ada. Mereka seperti abu Jahal yang bermunculan di akhir umur dunia ini.

Segala tuduhan buatan orientalis itu takan bertahan lama. Karena tujuannya hanya untuk mengekang dan menjudge bahwa Islam itu agama sempit dan tidak sempurna bagi kehidupan manusia yang luas. Islam selalu digambarkan sebagai agama yang terbelakang dan mengurung kebebasan, dan semua tuduhan itu tidak benar. Islam adalah agama yang sempurna, syamil muttakamil, mengajarkan kedamaian dan kasih sayang.

Kita coba perhatikan firman Allah Q.S Al-Qashash ayat 77 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Dalam tafsir al-qurthubi dikatakan “raihlah apa yang Allah berikan kepadamu di dunia dan akhirat (syurga) karena sesungguhnya itu semua menjadi hak bagi setiap mu’min”.

Ayat dan penjelasan dalam tafsir al-qurthubi di atas menjelaskan bahwa Islam menjunjung tinggi kebebasan manusia. Bebas untuk hidup, bebas untuk berpendapat, bebas untuk dicintai dan mencintai, kebebasan berpikir dan kebebasan-kebebasan lainnya. Namun Islam tetap membatasi kebebasan itu semua dan mengaturnya demi menyelamatkan keselamatan dan kemuliaan manusia. Dan layaknya setiap insan tahu bahwa hidup di dunia penuh dengan nilai dan norma. Dan batasan yang Islam berikan tidak hanya demi menyelmatkan syari’at tapi demi menjaga nilai dan norma hidup kemanusiaan.

Apalagi bagi seorang muslim selalu ada petimbangan dalam kebebasannya. Karena kita harus selalu ingat bahwa ada kehidupan akhirat nantinya, ada hari pertanggung jawaban atas amalan-amalan kita. Tapi batasan itu tidak mengaaacuhkan bagi manusia untuk selalu berpikir luas dan inovatif.

Tapi tak semudah dikatakan, tetap saja ada sebagian dari kita yang mengartikan kebebasan dalam islam itu seenak’e dewe. Berfatwa semaunya sendiri, bertungkah semaunya sendiri, beribadah semaunya sendiri, melanggar syari’at, menafsirkan ayat tanpa ilmunya. Dan ketika ditanya, jawabannya “islam itu bebas”, seperti sebagian orang yang mengagungkan perbedaan agama (paham liberal) dan membolehkan nikah lintas agama (muslimah dengan non muslim) dan lebih banyak lagi.

Maka di saat itu juga islam seakan dikekang oleh dua kutub pemikiran yang keduanya sama-sama akan menghancurkan kita. Sisi lain kita dianggap agama yang mengekang kehidupan manusia dan di sisi lain ada sebagian yang menganggap kebebasan islam itu terlalu jauh.

Oleh karena itu, selaku muslim kita harus terus menambah ilmu kita dengan membaca buku-buku yang sesuai dengan manhaj islam atau mendengarkan kalimat dari orang-orang yang berpemikiran lurus. Sehingga kita bisa memaknai kebebasan dalam jangkauaan Islam. Dan menampik apa yang sejak dulu dikatakan para orientalis barat.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Azhar Fakhru Rijal, Mahasiswa Ma�had Aly Annuaimy dan Anggota FLP Jakarta, pernah juga menjadi pimred madding Al-Furqon Post (ponpes Alfurqon).

Lihat Juga

Anggota DPR AS: Trump Picu Kebencian pada Islam di Amerika

Figure
Organization