Jumat , 4 Oktober 2024
Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Merebut Hati Objek Dakwah

Merebut Hati Objek Dakwah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (tromboflebitblog.ru)
Ilustrasi. (tromboflebitblog.ru)

dakwatuna.com – Dakwah fardiyah (individu) merupakan sebuah fenomena dakwah, yang sudah rasul contohkan sejak beliau mulai berdakwah di Mekkah. Karena 13 tahun pertama rasul berdakwah di Mekkah, pendekatan dilakukan secara one on one. Karena tekanan sosial dan politik saat itu tidak memungkinkan rasul untuk berdakwah secara terbuka. Diutusnya nabi Muhammad saw ke Mekkah, bukanlah sebuah perkara yang mudah. Karena kejahiliyahan saat itu sudah merajalela. Sehingga rasul pun habis-habisan berjuang mendakwahkan para penyembah berhala-berhala. Sehinga didalam sejarah Islam kita mengenal beberapa jenis berhala seperti: Lata, Uzza, Khuza’ah, Manal dan Ma’abi.

Adapun output nyata dari kesuksesan dakwah fardiyah rasulullah, ialah lahirnya assabiqunal awwalun(pemeluk islam generasi awal). Mereka adalah kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Dan rasul pun dalam haditsnya, menyebutkan 10 kader terbaiknya yang Allah jamin masuk surga; 1.Abu Bakar As-siddiq, 2. Umar bin Khattab, 3. Usman bin Affan, 4.Ali bin Abi Thalib, 5.Zubair bin Awwam, 6.Said Bin Zaid, 7.Abdurrahman bin Auf, 8.Thalhah bin Ubaidillah, 9. Saad bin Abi Waqqash, dan 10. Abu Ubaidah bin Jarrah. Semuanya Rasul jamin masuk surga. Dan perlu kita sadari, bahwa periode makkah menekankan pada 3 hal :1. Keesaan Allah swt, 2. Hari Kiamat, dan 3. Tazkiyatun Nafs. Kenapa Allah menekankan pada 3 hal ini? Karena iman itu bagaikan dasar, ia merupakan nilai inti dari keislaman sendiri. Jadi keimanan kepada Allah dahululah yang perlu ditanam. Karena jika sudah tertanam dengan baik, ilmu-ilmu keislaman lainnya akan dengan mudah mengikuti sendiri.

Merebut hati sebuah objek dakwah, merupakan faktor penting sebuah kesuksesan dakwah. Bahkan Imam Ghazali mengatakan’merebut hati lebih diprioritaskan, daripada merebut pikiran’. Karena jika hati seseorang sudah terebut, maka kejelekan yang ada di dalam dari diri kita akan menghilang dengan sendirinya. Dan begitulah hakikat cinta didalam dakwah, ia akan mengikis segala bentuk iri, dengki, dan benci.Oleh karenanya, kemampuan merebut hati objek dakwah, ialah kemampuan mutlak setiap da’i. Sehingga ada 3 hal yang harus dimiliki, ketika kita ingin merebut hati objek dakwah;

  1. Kebiasaan Memberi

Hakikat merebut hati ialah memberi. Dan memberi ialah tabiat dasar seorang kader dakwah. Memberi perhatian, memberi ilmu, memberi pengawasan, hingga memberi arahan. Didalam liqo tarbawi sekalipun, seorang mad’u (anak binaan) pada dasarnya tidak membutuhkan banyak materi/nasehat. Apalagi untuk seorang kader baru. Materi yang mereka perlukan, hanya sekitar 10-15 menit. Selebihnya ialah updating informasi dunia Islam, membaca kitab Majmuatur rasa’il (kumpulan risalah-risalah), dan Qodhoya Rawa’I (sharing). Bahkan seorang mad’u cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya saat Qodhoya Rowa’i. Karena di saat itulah, seorang mad’u dapat menyampaikan seluruh keluh kesah dan berita gembira mereka rasakan selama satu minggu. Dan di saat itulah ukhuwah antar anggota liqo akan terus tumbuh subur.

Dalam konteks memberi pun, kita tidak memerlukan suatu barang yang mahal. Dan memberi pun tidak selalu harus materi. Memberi salam dan senyuman tulus tiap kali berpapasan, memberi selamat atas segala bentuk kesuksesan, memberi perhatian, hingga memberi kado dihari ulang tahunnya. Itulah bentuk perhatian sederhana yang sangat efektif. Dan saya pribadi selalu meyakini suatu hal, bahwa ada suatu bentuk hadiah yang sangat berharga; yang bernama buku. Bahkan kepada seseorang yang tidak memiliki minat baca sekalipun. Karena di dalam buku terdapat 2 hal penting. Yang pertama buku ialah sumber ilmu, yang kedua buku adalah hiburan yang edukatif.

  1. Melatih Jiwa Leadership

Jika kita memahami bahwa hakikat kepemimpinan ialah memikul beban. Maka kita harus terbiasa terbebani oleh tantangan dalam perjalanan merebut hati objek dakwah. Karena jiwa leadership itu berbanding lurus dengan hakikat kedewasaan. Belajar menjadi pendengar yang baik, memahami sifat dan karakter orang lain, semakin bermanfaat untuk orang lain, hingga menjadi problem solving bagi orang lain. Karena ujung dari dakwah kita ialah lahirnya orang-orang saleh yang bermanfaat bagi umat manusia.

Berbicara mengenai orang saleh,berarti juga berbicara mengenai cita-cita jamaah. Jamaah tarbiyah ini memiliki cita-cita untuk menciptakan masyarakat Madani. Masyarakat madani dapat tercipta jika jumlah orang saleh lebih banyak dari orang yang tidak saleh. Adapun kriteria orang saleh: 1. Afiliasi ideologi, 2. Mengerjakan fardhu ain, dan meninggalkan semua dosa besar. Dan dosa besar yang dimaksud ialah dosa besar yang bersifat pidana seperti zina, membunuh, dan mencuri.

Dan hakikat seorang kader dakwah, maupun seorang leader itu selalu sama, yaitu penuh kritik. Karena memperjuangkan sesuatu hal yang haq, tidak akan pernah bisa berdiri kokoh, jika tidak diuji dengan suatu hal yang bathil. Dari zaman rasul, sahabat, tabi’in, hingga umat islam saat ini; kebaikan selalu penuh dengan kritik dan onak berduri. Dan kita harus terbiasa dengan hal tersebut. Hadapi dengan diskusi, bukan dengan emosi. Sehingga semakin sering kita belajar memahami karakter, cara berpikir, dan sifat orang lain. Maka saat itu pulalah jiwa leadership akan selalu tumbuh, dan kita akan semakin menguasai kemampuan merebut hati objek dakwah.

  1. Kesabaran

Kesabaranlah yang membuat seseorang selalu kuat dalam setiap tantangan merebut hati objek dakwah. Karena kesabaranlah yang membuat kita selalu berhasil melewati seluruh tantangan tersebut. Coba kita bayangkan berapa banyak orang yang murtad, dikarenakan sebungkus mi instan. Atau orang yang murtad dikarenakan sekarung beras, maupun bantuan sosial lainnya. Sehingga orang murtad cenderung hadir melewati tiga jalur ; 1. Orang yang kurang harta(miskin), 2.Orang yang kurang ilmu(jahil), 3.Orang yang baru terkena musibah. Mereka semua bisa murtad, karena umat muslim kurang memiliki kepedulian dan kesabaran yang cukup untuk mengurusi mereka semua.

Karena perjuangan kita didalam menegakkan suatu nilai yang haq, pasti tidak terlepas dari hadirnya kompetitor. Dan perjuangan kita merebut hati objek dakwah, ialah bagian dari usaha kita meminimalisir jumlah orang yang terjerumus kedalam jurang kebathilan. Sehingga dengan optimisme dan harapan yang menjulang tinggi, dibarengi dengan kesabaran seluas laut samudra, maka usaha merebut hati objek dakwah bukanlah suatu hal yang sulit.

Ikhwati fillah, kemampuan merebut hati objek dakwah akan meningkatkan kuantitas kita dalam berjamaah. Kuantitas itu berbanding lurus dengan kesuksesan dakwah. Kesuksesan ikhwah kita di Turki,Aljazair, Malaysia, dan Mesir; selalu dilatarbelakangi oleh jumlah kader dan simpatisan yang besar. Karena semakin banyak orang yang bergabung didalam jamaah dakwah, berarti akan semakin banyak pula orang yang akan memperjuangkan kebenaran. Dan jika kebenaran sudah dimiliki mayoritas orang; berarti pemerintahan akan diisi oleh orang-orang yang shalih, uang akan beredar di tangan orang yang amanah, dan hukum akan diputuskan oleh orang yang adil.

Oleh karenanya, kita harus terus menerus merebut hati orang lain dengan kerja kita. Merebut hati mereka dengan kontribusi kita. Merebut hati mereka dengan kebermanfaatan kita di masyarakat. Dan jangan pernah lupa, untuk tidak melepaskan syi’ar-syi’ar keislaman kita di setiap sentuhan.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization